1

Makalah Sejarah Tentang Peristiwa Rangesdengklok

Jumat, 03 Februari 2017
Share this Article on :

Ingin File Wordnya Langsung Klik [ Disini ]

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat dan ridho – Nya kami dapat menyelesaikan Peper tentang “Peristiwa Rengasdengklok  ini tanpa menemuai hambatan yang berarti.
Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung terselesainya peper ini.
Kami menyadari bahwa peper ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, demi perbaikan peper  ini di kemudian hari.
Demikian, kami harap ini dapat dipergunakan sebaik – baiknya dan dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita senua. Amien.

Balinggi , 26 Juli 2016


Penyusun

BABI
PENDAHULUAN
A.           Latarbelakang
Pada waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta, tokoh-tokoh menginginkan agar proklamasi dilakukan melalui PPKI, sementara golongan pemuda menginginkan agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap sebagai badan buatan Jepang. Selain itu, hal tersebut dilakukan agar Soekarno dan Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Para golongan pemuda khawatir apabila kemerdekaan yang sebenarnya merupakan hasil dari perjuangan bangsa Indonesia, menjadi seolah-olah merupakan pemberian dari Jepang.
Sebelumnya golongan pemuda telah mengadakan suatu perundingan di salah satu lembaga bakteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta, pada tanggal 15 Agustus. Dalam pertemuan ini diputuskan agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang. Hasil keputusan disampaikan kepada Ir. Soekarno pada malam harinya tetapi ditolak oleh Soekarno karena merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI.

B.            RumusanMakalah
Untuk lebih memudahkan pembahasan materi, maka kami membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1.             Bagaimana terjadinya Peristiwa Rengasdengklok ?
2.             Siapa sajakah  tokoh di balik terjadinya Peristiwa Rengasdengklok ?

C.           Tujuanpenulisan
1.             Mengetahui latar belakang  terjadinya Peristiwa Rengasdengklok
2.             Mengetahui pahlawan yang berperan dalam terjadinya Peristiwa Rengasdengklok
3.             Mengetahui peninggalan dalam sejarah terjadinya Peristiwa Rengasdengklok



BAB II
PEMBAHASAN
A.           PeristiwaRengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok ini dimulai dengan menyerahnya Jepang tanpa syarat kepada pihak sekutu karena dua bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki oleh pihak sekutu yang telah memporakporandakan Jepang. Berita tersebut didengar oleh para pemuda melalui siaran Radio British Broadcasting Center (BBC) London pada 15 Agustus 1945.

Di waktu yang sama, pada tanggal tersebut Soekarno dan Mohammad Hatta baru saja kembali dari Vietnam atas panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara, Marsekal Terauchi di Saigon. Sejak itulah muncul pro dan kontra tentang kemerdekaan Indonesia. Para golongan muda ingin kemerdekaan dilakukan dengan segera, sementara golongan tua menginginkan kemerdekaan dilakukan dengan cara yang tidak terburu-buru, terorganisir, didukung oleh bangsa-bangsa lain dan dilakukan melalui PPKI. Namun, para golongan muda tidak setuju dengan itu karena PPKI dianggap sebagai badan buatan Jepang. Selain itu, hal tersebut dilakukan agar Soekarno dan Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Para golongan pemuda khawatir apabila kemerdekaan yang sebenarnya merupakan hasil dari perjuangan bangsa Indonesia, menjadi seolah-olah merupakan pemberian dari Jepang.

Kemudian, para golongan pemuda mengadakan suatu perundingan di salah satu lembaga bakteriologi di Pegangsaan Timur, Jakarta. Dalam pertemuan ini, diputuskan agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang. Hasil keputusan disampaikan kepada Ir. Soekarno pada malam harinya tetapi ditolak Soekarno karena merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI.
Akhirnya, para pemuda Menteng 31 membuat keputusan untuk menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok untuk menjauhi Soekarno dan Hatta dari pengaruh Jepang serta untuk mendesak mereka untuk melakukan proklamasi kemerdekaan dengan segera. Kejadian tersebut terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pada pukul sekitar 04.00 WIB. Golongan muda diwakili oleh Soekarni, Wikana dan Chaerul Shaleh dan Golongan Tua diwakili oleh Soekarno, Hatta dan Mr. Achmad Subardjo.
Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara itu di Jakarta, Chairul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota PETA mendukung rencana tersebut.
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 di lapangan IKADA(yang sekarang telah menjadi lapangan Monas) atau di rumah Bung Karno di Jl.Pegangsaan Timur 56. Dipilih rumah Bung Karno karena di lapangan IKADA sudah tersebar bahwa ada sebuah acara yang akan diselenggarakan, sehingga tentara-tentara jepang sudah berjaga-jaga, untuk menghindari kericuhan, antara penonton-penonton saat terjadi pembacaan teks proklamasi, dipilihlah rumah Soekarno di jalan Pegangsaan Timur No.56. Teks Proklamasi disusun di Jakarta, bukan di Rengasdengklok, bukan di rumah seorang Tionghoa, Djiaw Kie Siong yang diusir dari rumahnya oleh anggota PETA agar dapat ditempati oleh "rombongan dari Jakarta". Naskah teks proklamasi di susun di rumah Laksamana Muda Maeda di Jakarta, bukan di Rengasdengklok. Bendera Merah Putih sudah dikibarkan para pejuang di Rengasdengklok pada Rabu tanggal 16 Agustus, sebagai persiapan untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui Wikana dan Mr. Achmad Soebardjo, kemudian Kunto dan Achmad Soebardjo ke Rangasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur. Achmad Soebardjo mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56. Pada tanggal 16 tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta.
Keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi dikumandangkan dengan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik yang "dipinjam" (tepatnya sebetulnya diambil) dari kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman, Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.

Berdasarkan kronologis Peristiwa Rengasdengklok hingga kemerdekaan tersebut, dapat dilihat bahwa pemuda memiliki peran yang sangat besar dan penting. Berikut rincian dan kesimpulannya:
1.             Sukarni

 
 

(lahir di Blitar, Jawa Timur 14 Juli 1916 – meninggal di Jakarta 7 Mei 1971 pada umur 54 tahun), yang nama lengkapnya adalah Sukarni Kartodiwirjo, Dalam peristiwa Rengasdengklok berperan untuk mendesak Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan RI. Serta beliau juga mengidekan untuk menulis ‘ata s nama Bangsa Indonesia’ di akhir teks proklamasi dibanding dari seluruh orang yang hadir dalam pembuatan naskah tersebut menandatanganinya.
2.             Chaerul Saleh Datuk Paduko Rajo atau lebih dikenal dengan nama Chaerul Saleh
 


(lahir di Sawah Lunto, Sumatera Barat,13 September 1916 – meninggal di Jakarta, 8 Februari 1967 pada umur 50 tahun) adalah seorang pejuang dan tokoh politik Indonesia yang pernah menjabat sebagai menteri, wakil perdana menteri, dan ketua MPRS antara tahun 1957 sampai 1966. Ia bersama Wikana, Sukarni dan pemuda lainnya dari Menteng 31 yang menculik Soekarno dan Hatta dalam Peristiwa Rengasdengklok agar kedua tokoh ini segera menyiarkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia setelah kekalahan Jepang dari Sekutu  pada tahun 1945.
3.             Wikana
 



(lahir di Sumedang ,Jawa barat, 18 Oktober 1914 – 1966) adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia. Bersama Chaerul Saleh, Sukarni  dan pemuda-pemuda lainnya dari Menteng 31, mereka menculik Soekarno dan Hatta dalam Peristiwa Rengasdengklok dengan tujuan agar kedua tokoh ini segera membacakan  Proklamasi Kemerdekaan setelah kekalahan  Jepang dari Sekutu pada tahun 1945 setelah Kemerdekaan Wikana ditunjuk menjadi Ketua Angkatan Pemuda Indonesia (API) yang mempunyai  tujuan memperteguh negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperjuangkan kemakmuran yang merata pada masyarakat
4.             Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo
 



(lahir di Karawang, jawa Barat, 23 Maret 1896 – meninggal 15 Desember 1978 pada umur 82 tahun) adalah tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia, diplomat, dan seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia adalah Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama. Mr. Achmad Soebardjo merupakan salah seorang tokoh dari golongan tua yang berperan dalam mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Mr. Achmad Soebardjo menyusun konsep teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda bersama Bung Karno dan Bung Hatta
5.             Burhanuddin Mohammad Diah
 




(lahir di Kutaraja, yang kini dikenal sebagai Banda Aceh,7 April 1917 – meninggal di Jakarta, 10 Juni 1996 pada umur 79 tahun) adalah seorang tokoh pers, pejuang kemerdekaan, diplomat, dan pengusaha Indonesia. Berperan menyebarkan berita tentang Proklamasi Kemerdekaan RI

6.             Adam Malik Batubara

 



(lahir di Pematangsiantar,Sumatera Utara, 22 Juli 1917 – meninggal di Bandung, Jawa Barat , 5 September  1984 pada umur 67 tahun) adalah mantan Menteri  Indonesia pada beberapa Departemen, antara lain beliau pernah menjabat menjadi Menteri Luar Negeri. Ia juga pernah menjadi  Wakil Presiden,Indonesia yang ketiga. Menjelang 17 Agustus 1945, bersama Sukarni, Chaerul Saleh, dan Wikana, beliau pernah membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Demi mendukung kepemimpinan Soekarno-Hatta, ia menggerakkan rakyat berkumpul di lapangan Ikada, Jakarta.
7.             Chairil Anwar

 


(lahir di Medan,Sumatera Utara, 26 Juli 1962 – meninggal di Jakarta 28 April 1949,pada umur 26 tahun) atau dikenal sebagai “Si Binatang Jalang” (dari karyanya yang berjudul Aku adalah penyair  terkemuka Indonesia). Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh H.B Jassin sebagai pelopor  Angkatan 45 dan puisi modern Indonesia 
8.             Soerastri Karma Trimurti

 


(lahir 11 Mei 1912 – meninggal di Jakarta, 20 Mei 2008 pada umur 96 tahun) atau lebih dikenal dengan SK Trimurti adalah seorang wartawati,penulis,pengajar, dan istri dari Sayuti Melik, pengetik naskah proklamasi. Ia juga pernah menjabat sebagai menteri dalam Kabinet Amir Sjarifuddin I dan Amir Sjarifuddin II
9.             Sayuti Melik

 


yang nama aslinya Mohamad Ibnu Sayuti adalah tokoh pemuda yang juga sangat berperan dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.Peran Sayuti Melik adalah mengetik naskah Proklamasi Kemerdekaan setelah ia sempurnakan dari tulisan tangan Bung Karno
10.         Latif Hendraningrat,

Abdul Latief Hendraningrat (lahir di Jakarta, 15 Februari 1911 – meninggal di Jakarta, 14 Maret 1983 pada umur 72 tahun) adalah seorang prajurit PETA berpangkat Sudanco pengerek bendera Sang Saka Merah Putih tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56.



11.         S. Suhud dan Trimurti
mereka berperan penting dalam pengibaran bendera merah putih pada acara Proklamasi 17 Agustus 1945. Trimurti sebagai pengibar baki bendera merah putih


C.           Rumah Sejarah Rengasdengklok


Suasana asri langsung menyambut Anda ketika memasuki rumah sejarah Rengasdengklok di RT 001/09 Kp. Kali Jaya (dulu kalimati) Ds. Rengasdengklok, Kec. Rengasdengklok, Kab. Karawang. Sekalipun cuaca agak panas, namun ketika memasuki rumah bercat hijau dan putih ini terasa adem.

Dulu, tanggal 16 Agustus 1945 rumah yang ditempati keluarga Djiaw Kie Siong ini pernah dijadikan tempat perundingan antara para pemuda yang dipimpin Soekarni dengan Soekarno - Muhammad Hatta untuk membahas kemerdekaan Indonesia. Walau hanya semalam, dari pertemuan itu dihasilkan naskah Proklamasi yang menjadi pertanda Bangsa Indonesia merdeka. Berawal dari rumah ini pula, titik tolak kebangkitan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan dan melawan segala bentuk penjajahan.
Rumah bercat hijau itu, dulunya berada di pinggir Sungai Citarum. Namun khawatir terkena abrasi sungai, sekitar tahun 60-an rumah itu dipindah 100 meter jauh lebih kedalam. Sedangkan tanah bekas rumah sejarah dijadikan tugu proklamasi, lengkap dengan tulisan Proklamasi yang masih dalam corat-coret (sketsa).
Memasuki rumah sejarah ini, hawa pratiotisme langsung menyergap para pengunjung. Padahal, rumah ini ditinggali keturunan Tionghoa, namun mereka sangat mencintai Bangsa Indonesia. Buktinya, seluruh peninggalan serta barang-barang yang pernah digunakan Soekarno - Hatta mengonsep naskah proklamasi terjaga utuh. Hanya meja tulis yang tidak ada, karena diminta Kodam III Siliwangi.
Rumah yang terbuat dari kayu jati ini, tidak ada satupun yang diganti. Mulai dari lantai yang terbuat dari tehel merah, langit-langit dari bilik bambu, serta dinding rumah serta pintu dan jendela yang terbuat dari kayu jati masih terpelihara utuh, berikut gentingnya. Hanya balandongan yang tidak ada, karena halamannya sangat sempit dibanding yang dulu.
Dibagian dalam rumah, selain terdapat perlengkapan rumah dengan kondisi utuh. Di dalam ruangan terdapat dua kamar. Kamar dibagian kanan dari pintu masuk dulu ditempati Soe-karno, dan bagian kiri ditempat Muhammad Hatta. Di dalam kamar, masih tersimpan ranjang berikut kasur kapuk serta tirai ranjang. Semuanya masih asli, tidak ada yang diganti. Hanya sesekali dicuci untuk menjaga kebersihan.
Sekadar menggali informasi, pengunjung bisa bertanya pada pemilik rumah yang tinggal disitu, yakni Dyauw Kwin Moi (59) , cucu dari Djau Kie Siong. Namun jangan heran, keterangan yang disampaikan tidak seutuhnya, karena pemilik rumah tidak mengalami saat rumah nenek moyangnya dijadikan tempat pembuatan naskah Proklamasi.
Mengunjungi rumah sejarah Rengasdengklok ini, seolah kita merasa kembali ke tahun 1945 sehingga bisa menikmati heroiknya para pemuda dan kalangan orangtua dalam merumuskan naskah proklamasi. Suasana itu bisa Anda rasakan disetiap sudut rumah. Anda seperti dibimbing sesuatu untuk menyusuri jengkal demi jengkal rumah itu. Banyangan Soekarno - Hatta begitu jelas tampak di rumah itu. Bahkan menurut Dyauw Kwin Moi (59) cucu dari Djau Kie Siong., dirinya pernah kedatangan sosok Soekarno - Hatta yang meminta agar pemilik rumah mempertahankan kondisi rumah apa adanya, tidak boleh ada yang diubah sedikit pun.
Pesan itu lah yang dipegang kuat oleh Dyauw Kwin Moi hingga sekarang. Keindahan dan nilai sejarah yang begitu tinggi, membuat sebagian orang berburu untuk mendapatkan sesuatu, ada yang melakukan tirakat, semedi maupun kegiatan lainnya. Intinya yang datang berkunjung ingin mendapatkan berkah dan pengetahuan dari rumah bersejarah ini.




BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Di setiap momen peringatan kemerdekaan Republik Indonesia, kita diingatkan lagi oleh satu peristiwa yang mengawali proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yaitu Peristiwa Rengasdengklok. Tanpa peristiwa itu, barangkali kita tidak akan merdeka seperti saat ini. Atau kalau dengan bahasa yang agak bombastis “Tidak ada kemerdekan tanpa Peristiwa Rengasdengklok!”.
Peristiwa Rengasdengklok dimulai dari “penculikan” yang dilakukan oleh sejumlah pemuda (Soekarni, Wikana dan Chaerul Saleh dari perkumpulan “Menteng 31“) terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.00. WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan.

B.            Saran
Kita sebagai generasi muda jangan sampai melupakan sebuah sejarah yang membuat kita bisa menghirup udara kebebasan dimana kita yang terjajah menjadi negri yang merdeka bisa sekolah bisa bekerja atau bisa apa saja dengan tanpa adalagi rasa khawatir sedikitpun dalam benak kita .
Peristiwa Rengasdengklok adalah salah satunya karena dengan terjadinya peristiwa itu maka dimulainya sebuah pintu kemerdekaan sampai saat ini. Sekian karya tulis ini dan ucap terima kasihku bagi para pahlawanku di negri tercinta ini semoga semua amal nya di balas ALLAH SWT, Amin

DAFTAR PUSTAKA
Dex Bhuz

Tentang :

Terimakasih, telah membaca artikel mengenai Makalah Sejarah Tentang Peristiwa Rangesdengklok. Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda. Mohon untuk memberikan 1+ pada , 1 Like pada Facebook, dan 1 Follow pada Twitter. Jika ada pertanyaan atau kritik dan saran silahkan tulis pada kotak komentar yang sudah disediakan.
Share Artikel


Artikel Terkait:

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Makalah Sejarah Tentang Peristiwa Rangesdengklok >>>>> Download Now

>>>>> Download Full

Makalah Sejarah Tentang Peristiwa Rangesdengklok >>>>> Download LINK

>>>>> Download Now

Makalah Sejarah Tentang Peristiwa Rangesdengklok >>>>> Download Full

>>>>> Download LINK

Posting Komentar