Ingin File Wordnya Langsung Klik [ Disini ]
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
ucapkan kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat dan ridho – Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Bangsa Portugis Tiba Di Indonesia” ini tanpa menemuai hambatan yang berarti.
Kami juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah
mendukung terselesainya makalah ini.
Kami menyadari
bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, demi perbaikan
makalah ini di kemudian hari.
Demikian, kami
harap buku ini dapat dipergunakan sebaik – baiknya dan dapat memberikan manfaat
yang besar bagi kita senua. Amien.
Balinggi , 20 Januari 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Zaman
penjajahan (Age of Exlration) di mulai pada awal abad ke 15 di Eropa sampai
abad ke 17. Pada masa ini, kapal-kapal bangsa Eropa mulai menjelajahi samudera
di seluruh dunia untuk menemukan jalur-jalur perdagangan dan sumber-sumber
kekayaan yang menandai berkembangnya kapitalisme dan kolonialisme.
Hindia
Timur atau Indonesia telah lama dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah
seperti vanili, lada, dan cengkeh. Rempah-rempah ini digunakan untuk pengawet
makanan, bumbu masakan, bahkan obat. Karena kegunaannya, rempah-rempah ini
sangat laku di pasaran dan harganya pun mahal. Hal ini mendorong para pedagang
Asia Barat datang dan memonopoli perdagangan rempah-rempah. Mereka membeli
bahan-bahan ini dari para petani di Indonesia dan menjualnya kepada para
pedagang Eropa.
Namun,
jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 ke Turki Utsmani mengakibatkan pasokan
rempah-rempah ke wilayah Eropa terputus. Hal ini dikarenakan boikot yang
dilakukan oleh Turki Utsmani. Situasi ini mendorong orang-orang Eropa
menjelajahi jalur pelayaran ke wilayah yang menjadi sumber bahan rempah-rempah,
termasuk kepulauan Nusantara (Indonesia). Namun, dalam perkembangannya, mereka
tidak saja berdagang, tetapi juga menguasai dan memonopoli perdagangan di
negara penghasil. Dalam bab ini kami akan menguraikan tentang perjalanan bangsa
Portugis sampai ke Indonesia, kiprahnya dan dampak yang ditinggalkan pasca
kepergiannya dari Nusantara.
a)
Apakah yang melatarbelakangi
penjelajahan bangsa Portugis di Nusantara ?
b)
Bagaimana ekspedisi Bangsa Portugis di
Indonesia bagian Barat ?
c)
Bagaimana ekspedisi Bangsa Portugis di
Indonesia bagian Timur?
C.
Tujuan
a)
Untuk mengetahui faktor-faktor yang
melatarbelakangi penjelajahan bangsa Portugis di Nusantara.
b)
Untuk mengetahui ekspedisi Bangsa
Portugis di Indonesia bagian Barat.
c)
Untuk mengetahui ekspedisi Bangsa
Portugis di Indonesia bagian Timur.
BAB II
PEMBAHASAN
Hindia
Timur atau Indonesia telah lama dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah
seperti vanili, lada, dan cengkeh. Rempah-rempah ini digunakan untuk pengawet
makanan, bumbu masakan, bahkan obat. Karena kegunaannya, rempah-rempah ini
sangat laku di pasaran dan harganya pun mahal. Hal ini mendorong para pedagang
Asia Barat datang dan memonopoli perdagangan rempah-rempah. Mereka membeli
bahan-bahan ini dari para petani di Indonesia dan menjualnya kepada para
pedagang Eropa.
Namun,
jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 ke Turki Utsmani mengakibatkan pasokan
rempah-rempah ke wilayah Eropa terputus. Hal ini dikarenakan boikot yang
dilakukan oleh Turki Utsmani.
Semangat
Reqounquesta (balas dendam ) yang dimiliki oleh bangsa Eropa akibat kekalahan
dalam perang salib mendorong orang-orang
Eropa untuk mejelajahi samudera dengan mengubah jalur perdagangan dari barat ke timur.Tidak hanya
itu, penjelajahan samudera juga disebabkan oleh beberapa faktor lain, yaitu :
a)
Terpengaruh oleh ajaran Copernicus dan
Galileo bahwa “bumi itu bulat”.
Dengan ajaran heliosentrismenya
telah banyak membuka jalan bagi usaha menjelajahi ruang angkasa pada abad
ke-20.
b)
Tertarik dengan kisah perjalanan
Marcopolo (1271-1292) ke dunia Timur yang dikatakan dalam buku "Imago
Mundi" (Anggapan /keajaiban dunia).
c)
Timbulnya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, seperti penemuan kompas, navigasi,mesin, dan peralatan kapal yang
mempermudah pelayaran.
d)
Terdorong mewujudkan semangat gold,
glory dan gospel yang artinya semangat untuk mencari kekayaan, kejayaan, dan
menyebarkan agama Kristen.
1.
Batolomeuz Diaz
Bartolomeuz Diaz mulai berlayar
dari Lisabon, ibu kota Portugal. Dalam perjalanannya ia berlayar dengan
mengambil rute menyusuri pantai Barat Afrika pada tahun 1486, yang pada
akhirnya sampai di ujung Selatan Benua Afrika. Dia terpaksa berhenti karena daerah
tersebut ombaknya cukup besar dan anginnya bertiup kencang. Oleh sebab itu,
pelayarannya mengalami kegagalan sehingga dia kembali ke Portugis. Bartolomeuz
Diaz menamakan tempat berlabuhnya dengan sebutan Tanjung Harapan Ekspedisi ini
mendorong bangsa Spanyol untuk turut serta melakukan penjelajahan samudra.
2.
Vasco da Gama
Pada tahun 1497 Vasco da Gama
berlayar ke Timur untuk mencari daerah asal rempah-rempah. Ia memulai
pelayarannya dari Lisabon kemudian menyusuri pantai barat Afrika. Setelah
sampai Tanjung Harapan, kemudian melanjutkan ekspedisinya memasuki Samudera
Hindia dan tiba di Kalikut India pada
tahun 1498,. Disana mereka mendirikan kantor dagang yang dilengkapi dengan
benteng sebagai upaya meluaskan daerah jangkauan perdagangan. Sejak itu, banyak
kapal-kapal Portugis yang berdatangan untuk membeli rempah-rempah karena
mengira wilayah tersebut sebagai penghasil rempah-rempah.
3.
Alfonso d’ Albuquerque
Alfonso d’ Albuquerque adalah
seorang bangsawan Portugal yang berperan besar dalam kolonialisasi di Asia
Tenggara. Keberhasilannya menaklukkan Malaka pada tahun 1511, membuka jalan
bagi bangsa Portugal untuk menguasai rempah-rempah di Asia Tenggara. Ia
mengalami karir yang kurang baik, akibat adanya kecemburuan dari kalangan
istana, karena berhasil menemukan jalan ke Asia. Alfonso d’Albuquerque
meninggal di atas kapalnya pada tanggal 16 Desember 1515.
Kontak
dengan Portugis dapat disebut kontak pertama Indonesia dengan Eropa. Pada era
penjelajahan dunia baru Portugis yang telah mencapai Goa di India tertarik
dengan rempah-rempah dan ingin berdagang dengan langsung mengambil dari
sumbernya tanpa perantara. Oleh karena itu Portugis merebut Malaka yang
menguasai selat sempit tempat berlalulalangnya kapal-kapal dagang terutama
mengangkut rempah-rempah dari Kepulauan Nusantara. Peran Malaka waktu itu mirip
dengan peran negara Singapura saat ini. Dari Malaka, Portugis mengirim
ekspedisi menyusuri Sumatera, Jawa, hingga Maluku.
Pada
bulan April 1511, Albuquerque melakukan pelayaran dari Goa Purtugis menuju
Malaka dengan kekuatan kira-kira 1200 orang dan 17 buah kapal. Peperangan pecah
segera setelah kedatangannya dan berlangsung terus secara sporadis sepanjang
bulan Juli hingga awal Agustus. Pihak Malaka terhambat oleh pertikaian antara
Sultan Mahmud dan putranya, Sultan Ahmad yang baru saja diserahi kekuasaan atas
negara namun dibunuh atas perintah ayahnya.
Malaka
akhirnya berhasil ditaklukan oleh Portugis.Albuquerque menetap di Malaka sampai
bulan November 1511, dan selama itu dia mempersiapkan pertahanan Malaka untuk
menahan setiap serangan balasan orang-orang Melayu. Dia juga memerintahkan
kapal-kapal yang pertama untuk mencari Kepulauan Rempah. Sesudah itu dia
berangkat ke India dengan kapal besar, dia berhasil meloloskan diri ketika
kapal itu karam di lepas pantai Sumatera beserta semua barang rampasan yang
dijarah di Malaka.
a)
Portugis menguasai Malaka.
b)
Portugis mengambil keuntungan dari
perselisihan dan persaingan daerah untuk
c)
memperkuat kedudukannya. Contohnya
ketika Hitu bersengketa dengan Seram.
Pertugis membantu Hitu.
Portugis
yang sedang menguasai Malaka, terbukti bahwa mereka tidak menguasai perdagangan
Asia yang berpusat di sana. Portugis tidak pernah dapat mencukupi kebutuhannya
sendiri dan sangat tergantung kepada para pemasok bahan makanan dari Asia
seperti halnya para penguasa Melayu sebelum mereka di Malaka. Mereka kekurangan
dana dan sumber daya manusia. Organisasi mereka ditandai dengan
perintah-perintah yang saling tumpang tindih dan membingungkan,
ketidakefisienan, dan korupsi. Bahkan gubernur-gubernur mereka di Malaka turut
berdagang demi keuntungan pribadi di pelabuhan Malaya, Johor, pajak dan harga
barang-barangnya lebih rendah, dan hal tersebut telah merusak monopoli yang
seharusnya mereka jaga. Para pedagang Asia mengalihkan sebagian besar
perdagangan mereka ke pelabuhan-pelabuhan lain dan menghindari monopoli
Portugis yang mudah.
Begitu
cepat Portugis tidak lagi menjadi suatu kekuatan yang revolusioner. Keunggulan
teknologi mereka yang terdiri atas teknik-teknik pelayaran dan militer berhasil
dipelajari dengan cepat oleh saingan-saingan mereka dari Indonesia, meriam
Portugis dengan cepet direbut oleh orang-orang Indonesia. Portugis menjadi
suatu bagian dari jaringan konflik di selat Malaka, dimana Johor dan Aceh
berlomba-lomba untuk saling mengalahkan Portugis agar bisa menguasai Malaka.
Kota
Malaka mulai sekarat sebagai pelabuhan dagang selama berada dibawah cengkeraman
Portugis.Mereka tidak pernah berhasil memonopoli perdagangan Asia. Portugis
hanya mempunyai sedikit pengaruh terhadap kebudayaan orang-orang Indonesia yang
tinggal di nusantara bagian barat, dan segera menjadi bagian yang aneh di dalam
lingkungan Indonesia. Portugis telah mengacaukan secara mendasar organisasi
sistem perdagangan Asia. Tidak ada lagi satu pelabuhan pusat dimana kekayaan
Asia dapat saling dipertukarkan, tidak ada lagi negara Malaya yang menjaga
ketertiban selat Malaka dan membuatnya aman bagi lalu lintas perdagangan.
Sebaliknya komunitas dagang telah menyebar ke beberapa pelabuhan dan
pertempuran sengit meletus di Selat tersebut.
1.
Asal-Usul Maluku
Berbagai sumber-sumber sejarah
menyatakan bahwa bangsa Portugis tiba di Maluku pada tahun 1514 setelah
sebelumnya berhasil menguasai Malaka, yang menjadi pusat perdagangan
rempah-rempah.
Sebelum mengenal istilah Maluku,
Alfonso de Albuquerque dalam tulisannya menyebut kepulauan ini dengan sebutan as ilhas do cravo atau
“kepulauan cengkeh”. Setelah mereka kembali dari penjelajahan pertamanya
barulah istilah Maluku dikenal oleh Bangsa Portugis sebagai suatu kawasan pulau
yang memiliki beberapa kerajaan. Lihat gambar di bawah,
Nama Maluku pada awalnya menunjuk
pada sebuah mata rantai lima pulau kecil yaitu Ternate, Tidore, Morotai, Bacan
dan Makian yang berjarak ±5mil dari pulau Halmahera. Ada berbagai versi sumber
atau asal penamaan pulau Maluku, antara lain :
a)
Nama Maluku tercantum dalam Negara
Kertagama karangan Mpu Prapanca (1365) dengan sebutan Maluko
b)
Bersumber pada catatan pada masa Dinasti
Tang di Cina (618-906), tentang sebuah kawasan di sebelah barat daya yang
digunakan sebagai penunjuk arah, dikenal dengan Mi-li-ki.
c)
P.H. van der Kemp, Lapian dan
Naidah(penulis Hikayat Ternate) bahwa Maluku sebenarnya adalah Ternate, Tidore,
Bacan dan Halmahera.
d)
Tulisan gubernur Portugis ke-7, Antonio
Galvao dalam Historio das Moluccas bahwa nama Maluku terbatas pada pulau-pulau
di bawah kekuasaan raja-raja Maluku, antara lain: Ternate,Tidore, Moti, Makian,
Kayoa, Bacan dan Labuha.
e)
Pada masa VOC, yang disebut Maluku
mencakup wilayah Maluku Utara, sebagian Irian dan Sulawesi Utara. Ini akibat
perubahan administratif tahun 1817 (Leirissa 1996: 16)
f)
Joaquim M. De Castro (Doktor Arkeologis
Portugis), nama Maluku diberikan Portugis Maluco :bingung karena kebingungan
arah. Dsb.
2.
Interaksi bangsa Portugis dengan
Kerajaan-kerajaan di Maluku
Expedisi pertama orang-orang
Portugis ke Maluku, dibawah komando Antonio de Abreu, tiba di Ambon dan
kepulauan Banda pada tahun 1512. Setelah melalui perjalanan yang berat, mereka
kembali ke Malaka. Fransisco Serrao dan kru expedisi lainnya terdampar di Pulau
Lucopino (Nusa Penju), dekat dengan Pulau Ambon. Namun mereka akhirnya dapat
sampai di Ambon dan lalu ke Ternate. Di Ternate, Sultan Ternate mengangkat
Serrao sebagai Penasehat Pribadi Sultan sekaligus sebagai figur yang terpandang
di kerajaan Sultan. Setelah tahun 1513, Portugis mengirim armada perdagangan ke
Kepulauan Rempah-rempah (The Spice Islands atau Maluku). Armada pertama, di
bawah komando Kapten Antonio de Miranda de Azevedo, membangun dua
"feitorias" kecil. Satu di Ternate dan satu lagi di Bacan.
Pada bulan Februari 1522, Kapten
Antonio de Brito tiba di Kepulauan Banda, dan kemudian mempererat persahabatan
dengan raja dari kepulauan tersebut. Sebagai simbolnya adalah batu
"Padrao". Antonio de Brito tiba di Ternate pada bulan mei 1522,
dimana kemudian ia membangun benteng Sao Joao Baptista de Ternate.
Kedudukan Portugis di Ternate dan
sekitarnya sangat lemah. Hal ini akibat jauhnya Pulau Ternate dan hanya sedikit
Tentara Portugis disini. Beberapa Expedisi orang-orang Spanyol tiba di Tidore,
yang pertama adalah Magalhaens. Orang-orang Spanyol ini menetap di Tidore dan
"menganggu" orang2 Portugis selama bertahun-tahun.
Pada tanggal 25 Oktober 1536,
Gubernur Porugis Antonio Galvao tiba di Ternate. Ia adalah orang yang membangun
"Kota Portugis" di Ternate, ia juga membangun sekolah, rumah sakit
dan tembok batu di sekitar kota. Antonio Galvao dianggap sebagai "apostle
of the Moluccas". Pada tanggal 15 Juli 1575, Portugis meninggalkan
bentengnya.
Di Maluku, pada awalnya Portugis
diterima baik oleh Ternate, karena diketahui mereka berasal dari bangsa barat
yang ingin berdagang. Perkawanan Ternate dengan Portugis kemudian berhadapan
dengan bangsa Tidore yang telah bekerjasama dengan Spanyol. Terjadi beberapa
pertempuran yang melibatkan dua kawanan tersebut. Ternate–Portugis dengan
Tidore–Spanyol. Tetapi dalam proses selanjutnya, perkawanan Ternate–Portugis
menjadi renggang. Ada beberapa faktor yang dapat disebutkan atas kerenggangan
hubungan keduanya. Monopoli perdagangan cengkih di Ternate, Campur tangan
Portugis atas urusan dalam negeri pemerintahan Ternate, Usaha Peng-kristenan
masyarakat Ternate yang pada waktu itu telah memeluk agama islam.
Proses perebutan hegemoni ini tidak
berhenti bahkan sampai abad ke-19, sebagai dampak dari perebutan hegemoni
politik dan ekonomi yang dilakukan oleh bangsa
Barat tersebut berakibat munculnya resistensi atau perlawanan dari
penguasa-penguasa pribumi yang
ada di Nusantara.
Kekuatan kerajaan
Mataram Islam di
Jawa Tengah, Kesultanan
Gowa di Makassar, Kesultanan
Ternate, Tidore, kekuatan lokal di Bali, juga Aceh tidak berhenti melakukan
upaya perlawanan terhadap dominasi politik, militer dan ekonomi bangsa
Eropa. Namun tentu
saja kita dapat
melihat bahwa kadangkala penguasa
pribumi dapat mengalahkan
kekuatan Eropa untuk sementara waktu,
namun pada akhirnya
kekuatan pribumi menghadapi kekalahan melawan kekuatan Eropa
terutama dengan Belanda.
Perang Makasar
(1660-1667) yang begitu
dahsyat antara armada maritim Kesultanan Gowa dengan armada
VOC merupakan gambaran perang memperebutkan
sumber-sumber ekonomi perdagangan
rempah-rempah. Gambaran yang
menarik diulas A.B. Lapian tentang perang dagang tersebut dalam tulisannya,
“Perebutan Samudera: Laut Sulawesi pada Abad XVI dan XVII”.
3.
Jejak-jejak Portugis dan Pengaruhnya di Maluku
a.
Bangunan
Benteng Toluko , Berbagai bangunan
peninggalan sejarah dapat ditemukan di Maluku Utara. Bangunan tersebut memiliki
nilai sejarah dan budaya tersendiri. Salah satunya ialah benteng Toluko yang
merupakan benteng peninggalan Portugis dan Belanda ini.
Benteng ini terletak di kota
Ternate di kawasan utara. Meskipun benteng ini dibangun pada tahun 1540, namun
bangunan ini sangat terawat sehingga dapat dikunjungi sebagai salah satu tujuan
wisata sejarah dan budaya.
b.
Kebudayaan
Selama berada di Maluku,
orang-orang Portugis meninggalkan beberapa pengaruh kebudayaan mereka seperti
balada-balada keroncong romantis yang dinyanyikan dengan iringan gitar berasal
dari kebudayaan Portugis. Kosa kata Bahasa Indonesia juga ada yang berasal dari
bahasa Portugis yaitu pesta, sabun, bendera, meja, Minggu, dll.Hal ini
mencerminkan peranan bahasa Portugis disamping bahasa Melayu sebagai lingua
franca di seluruh pelosok nusantara sampai awal abad XIX.Bahkan di Ambon masih
banyak ditemukan nama-nama keluarga yang berasal dari Portugis seperti da
Costa, Dias, de Fretas, Gonsalves, Mendoza, Rodriguez, da Silva, dll. Pengaruh
besar lain dari orang-orang Portugis di Indonesia yaitu penanaman agama Katolik
di beberapa daerah timur di Indonesia.
Akar keroncong berasal dari sejenis
music Portugis yang dikenal sebagai fado yang diperkenalkan oleh para pelaut
dan budak kapal niaga bangsa itu sejak abad ke-16 ke Nusantara. Dari daratan
India (Goa) masuklah musikini pertama kali di Malaka dan kemudian dimainkan
oleh para budak dari Maluku. Melemahnya pengaruh Portugis pada abad ke-17 di
Nusantara tidak dengan serta-merta berarti hilang pula music ini. Bentuk awal
music ini disebut moresco (sebuah tarian asal Spanyol, seperti polka agak
lamban ritmenya), di mana salah satu lagu oleh Kusbini disusun kembali kini
dikenal dengan nama Kr. Muritsku, yang diiringi oleh alat music dawai. Musik
keroncong yang berasal dari Tugu disebut keroncong Tugu. Dalam perkembangannya,
masuk sejumlah unsure tradisional Nusantara, seperti penggunaan seruling serta
beberapa komponen gamelan. Pada sekitar abad ke-19 bentuk music campuran ini
sudahp opuler di banyak tempat di Nusantara, bahkan hingga ke Semenanjung
Malaya.
Masa keemasan ini berlanjut hingga
sekitar tahun 1960-an, dan kemudian meredup akibat masuknya gelombang musik
populer (musik rock yang berkemban gsejak 1950, dan berjayanya music Beatle dan
sejenisnya sejak tahun 1961 hingga sekarang). Meskipun demikian, music
keroncong masih tetap dimainkan dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat
di Indonesia dan Malaysia hingga sekarang.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Indonesia
yang dikenal sebagai penghasil rempah-rempah memiliki daya tarik sendiri bagi
bangsa Eropa untuk menjelajahi wilayah ini. Semenjak jatuhnya Konstantinopel,
membuat bangsa Eropa semakin gencar untuk menjelajahi belahan dunia lain dan
mencari bahan komiditi mereka. Dan bangsa Portugis memulai penjelahan ini dan
berhasil sampai di Maluku pada tahun 1514. Namun, kedatangan Portugis di Malaka
yang awalnya disambut baik warga setempat menjadi buruk dan sempat terjadi
perlawanan di berbagai wilayah Indonesia Timur.
Kehadiran
Portugis di Indonesia tentu saja meninggalkan jejak peninggalan budaya yang
begitu signifikan di Indonesia, mulai dari munculnya agama Kristen di
Indonesia, bentuk banggunan, music keroncong dan berbagai kata Portugis yang
diserap ke dalam bahasa Indonesia.
B.
Saran
Saran
kami untuk para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak melihat dari sumber yang
kami dapat saja, melainkan dari sumber-sumber yang dapat ditemukan di berbagai
macam media. Selain dari sumber-sumber yang dapat ditemukan di berbagai macam
media yang ada, anda juga dapat mendapatkan sumber dari orang-orang yang
terkait dengan sejarah Portugis di Barat dan Timur Nusantara.
1 komentar:
Makalah Sejarah Tentang Bangsa Portugis Tiba Di Indonesia >>>>> Download Now
>>>>> Download Full
Makalah Sejarah Tentang Bangsa Portugis Tiba Di Indonesia >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Makalah Sejarah Tentang Bangsa Portugis Tiba Di Indonesia >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK
Posting Komentar