1

Makalah Sejarah Tentang Bangsa Portugis Tiba Di Indonesia

Jumat, 03 Februari 2017
Share this Article on :

Ingin File Wordnya Langsung Klik [ Disini ]

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat dan ridho – Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Bangsa Portugis Tiba Di Indonesia ini tanpa menemuai hambatan yang berarti.
Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung terselesainya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, demi perbaikan makalah ini di kemudian hari.
Demikian, kami harap buku ini dapat dipergunakan sebaik – baiknya dan dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita senua. Amien.


Balinggi , 20 Januari 2016


Penyusun

BAB  I
PENDAHULUAN
A.           LatarBelakang
Zaman penjajahan (Age of Exlration) di mulai pada awal abad ke 15 di Eropa sampai abad ke 17. Pada masa ini, kapal-kapal bangsa Eropa mulai menjelajahi samudera di seluruh dunia untuk menemukan jalur-jalur perdagangan dan sumber-sumber kekayaan yang menandai berkembangnya kapitalisme dan kolonialisme.
Hindia Timur atau Indonesia telah lama dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah seperti vanili, lada, dan cengkeh. Rempah-rempah ini digunakan untuk pengawet makanan, bumbu masakan, bahkan obat. Karena kegunaannya, rempah-rempah ini sangat laku di pasaran dan harganya pun mahal. Hal ini mendorong para pedagang Asia Barat datang dan memonopoli perdagangan rempah-rempah. Mereka membeli bahan-bahan ini dari para petani di Indonesia dan menjualnya kepada para pedagang Eropa.
Namun, jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 ke Turki Utsmani mengakibatkan pasokan rempah-rempah ke wilayah Eropa terputus. Hal ini dikarenakan boikot yang dilakukan oleh Turki Utsmani. Situasi ini mendorong orang-orang Eropa menjelajahi jalur pelayaran ke wilayah yang menjadi sumber bahan rempah-rempah, termasuk kepulauan Nusantara (Indonesia). Namun, dalam perkembangannya, mereka tidak saja berdagang, tetapi juga menguasai dan memonopoli perdagangan di negara penghasil. Dalam bab ini kami akan menguraikan tentang perjalanan bangsa Portugis sampai ke Indonesia, kiprahnya dan dampak yang ditinggalkan pasca kepergiannya dari Nusantara.

B.            RumusanMasalah
a)             Apakah yang melatarbelakangi penjelajahan bangsa Portugis di Nusantara ?
b)             Bagaimana ekspedisi Bangsa Portugis di Indonesia bagian Barat ?
c)             Bagaimana ekspedisi Bangsa Portugis di Indonesia bagian Timur?

C.           Tujuan
a)             Untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi penjelajahan bangsa Portugis di Nusantara.
b)             Untuk mengetahui ekspedisi Bangsa Portugis di Indonesia bagian Barat.
c)             Untuk mengetahui ekspedisi Bangsa Portugis di Indonesia bagian Timur.

BAB II
PEMBAHASAN
Hindia Timur atau Indonesia telah lama dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah seperti vanili, lada, dan cengkeh. Rempah-rempah ini digunakan untuk pengawet makanan, bumbu masakan, bahkan obat. Karena kegunaannya, rempah-rempah ini sangat laku di pasaran dan harganya pun mahal. Hal ini mendorong para pedagang Asia Barat datang dan memonopoli perdagangan rempah-rempah. Mereka membeli bahan-bahan ini dari para petani di Indonesia dan menjualnya kepada para pedagang Eropa.
Namun, jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 ke Turki Utsmani mengakibatkan pasokan rempah-rempah ke wilayah Eropa terputus. Hal ini dikarenakan boikot yang dilakukan oleh Turki Utsmani.
Semangat Reqounquesta (balas dendam ) yang dimiliki oleh bangsa Eropa akibat kekalahan dalam perang salib  mendorong orang-orang Eropa untuk mejelajahi samudera dengan mengubah jalur  perdagangan dari barat ke timur.Tidak hanya itu, penjelajahan samudera juga disebabkan oleh beberapa faktor lain, yaitu :
a)             Terpengaruh oleh ajaran Copernicus dan Galileo bahwa “bumi itu bulat”.
Dengan ajaran heliosentrismenya telah banyak membuka jalan bagi usaha menjelajahi ruang angkasa pada abad ke-20.
b)             Tertarik dengan kisah perjalanan Marcopolo (1271-1292) ke dunia Timur yang dikatakan dalam buku "Imago Mundi" (Anggapan /keajaiban dunia).
c)             Timbulnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti penemuan kompas, navigasi,mesin, dan peralatan kapal yang mempermudah pelayaran.
d)            Terdorong mewujudkan semangat gold, glory dan gospel yang artinya semangat untuk mencari kekayaan, kejayaan, dan menyebarkan agama Kristen.

1.             Batolomeuz Diaz
Bartolomeuz Diaz mulai berlayar dari Lisabon, ibu kota Portugal. Dalam perjalanannya ia berlayar dengan mengambil rute menyusuri pantai Barat Afrika pada tahun 1486, yang pada akhirnya sampai di ujung Selatan Benua Afrika. Dia terpaksa berhenti karena daerah tersebut ombaknya cukup besar dan anginnya bertiup kencang. Oleh sebab itu, pelayarannya mengalami kegagalan sehingga dia kembali ke Portugis. Bartolomeuz Diaz menamakan tempat berlabuhnya dengan sebutan Tanjung Harapan Ekspedisi ini mendorong bangsa Spanyol untuk turut serta melakukan penjelajahan samudra.
2.             Vasco da Gama
Pada tahun 1497 Vasco da Gama berlayar ke Timur untuk mencari daerah asal rempah-rempah. Ia memulai pelayarannya dari Lisabon kemudian menyusuri pantai barat Afrika. Setelah sampai Tanjung Harapan, kemudian melanjutkan ekspedisinya memasuki Samudera Hindia dan tiba di Kalikut India  pada tahun 1498,. Disana mereka mendirikan kantor dagang yang dilengkapi dengan benteng sebagai upaya meluaskan daerah jangkauan perdagangan. Sejak itu, banyak kapal-kapal Portugis yang berdatangan untuk membeli rempah-rempah karena mengira wilayah tersebut sebagai penghasil rempah-rempah.
3.             Alfonso d’ Albuquerque
Alfonso d’ Albuquerque adalah seorang bangsawan Portugal yang berperan besar dalam kolonialisasi di Asia Tenggara. Keberhasilannya menaklukkan Malaka pada tahun 1511, membuka jalan bagi bangsa Portugal untuk menguasai rempah-rempah di Asia Tenggara. Ia mengalami karir yang kurang baik, akibat adanya kecemburuan dari kalangan istana, karena berhasil menemukan jalan ke Asia. Alfonso d’Albuquerque meninggal di atas kapalnya pada tanggal 16 Desember 1515.

Kontak dengan Portugis dapat disebut kontak pertama Indonesia dengan Eropa. Pada era penjelajahan dunia baru Portugis yang telah mencapai Goa di India tertarik dengan rempah-rempah dan ingin berdagang dengan langsung mengambil dari sumbernya tanpa perantara. Oleh karena itu Portugis merebut Malaka yang menguasai selat sempit tempat berlalulalangnya kapal-kapal dagang terutama mengangkut rempah-rempah dari Kepulauan Nusantara. Peran Malaka waktu itu mirip dengan peran negara Singapura saat ini. Dari Malaka, Portugis mengirim ekspedisi menyusuri Sumatera, Jawa, hingga Maluku.
Pada bulan April 1511, Albuquerque melakukan pelayaran dari Goa Purtugis menuju Malaka dengan kekuatan kira-kira 1200 orang dan 17 buah kapal. Peperangan pecah segera setelah kedatangannya dan berlangsung terus secara sporadis sepanjang bulan Juli hingga awal Agustus. Pihak Malaka terhambat oleh pertikaian antara Sultan Mahmud dan putranya, Sultan Ahmad yang baru saja diserahi kekuasaan atas negara namun dibunuh atas perintah ayahnya.
Malaka akhirnya berhasil ditaklukan oleh Portugis.Albuquerque menetap di Malaka sampai bulan November 1511, dan selama itu dia mempersiapkan pertahanan Malaka untuk menahan setiap serangan balasan orang-orang Melayu. Dia juga memerintahkan kapal-kapal yang pertama untuk mencari Kepulauan Rempah. Sesudah itu dia berangkat ke India dengan kapal besar, dia berhasil meloloskan diri ketika kapal itu karam di lepas pantai Sumatera beserta semua barang rampasan yang dijarah di Malaka.

a)             Portugis menguasai Malaka.
b)             Portugis mengambil keuntungan dari perselisihan dan persaingan daerah untuk
c)             memperkuat kedudukannya. Contohnya ketika  Hitu bersengketa dengan Seram. Pertugis membantu Hitu.
Portugis yang sedang menguasai Malaka, terbukti bahwa mereka tidak menguasai perdagangan Asia yang berpusat di sana. Portugis tidak pernah dapat mencukupi kebutuhannya sendiri dan sangat tergantung kepada para pemasok bahan makanan dari Asia seperti halnya para penguasa Melayu sebelum mereka di Malaka. Mereka kekurangan dana dan sumber daya manusia. Organisasi mereka ditandai dengan perintah-perintah yang saling tumpang tindih dan membingungkan, ketidakefisienan, dan korupsi. Bahkan gubernur-gubernur mereka di Malaka turut berdagang demi keuntungan pribadi di pelabuhan Malaya, Johor, pajak dan harga barang-barangnya lebih rendah, dan hal tersebut telah merusak monopoli yang seharusnya mereka jaga. Para pedagang Asia mengalihkan sebagian besar perdagangan mereka ke pelabuhan-pelabuhan lain dan menghindari monopoli Portugis yang mudah.
Begitu cepat Portugis tidak lagi menjadi suatu kekuatan yang revolusioner. Keunggulan teknologi mereka yang terdiri atas teknik-teknik pelayaran dan militer berhasil dipelajari dengan cepat oleh saingan-saingan mereka dari Indonesia, meriam Portugis dengan cepet direbut oleh orang-orang Indonesia. Portugis menjadi suatu bagian dari jaringan konflik di selat Malaka, dimana Johor dan Aceh berlomba-lomba untuk saling mengalahkan Portugis agar bisa menguasai Malaka.
Kota Malaka mulai sekarat sebagai pelabuhan dagang selama berada dibawah cengkeraman Portugis.Mereka tidak pernah berhasil memonopoli perdagangan Asia. Portugis hanya mempunyai sedikit pengaruh terhadap kebudayaan orang-orang Indonesia yang tinggal di nusantara bagian barat, dan segera menjadi bagian yang aneh di dalam lingkungan Indonesia. Portugis telah mengacaukan secara mendasar organisasi sistem perdagangan Asia. Tidak ada lagi satu pelabuhan pusat dimana kekayaan Asia dapat saling dipertukarkan, tidak ada lagi negara Malaya yang menjaga ketertiban selat Malaka dan membuatnya aman bagi lalu lintas perdagangan. Sebaliknya komunitas dagang telah menyebar ke beberapa pelabuhan dan pertempuran sengit meletus di Selat tersebut.

1.             Asal-Usul Maluku
Berbagai sumber-sumber sejarah menyatakan bahwa bangsa Portugis tiba di Maluku pada tahun 1514 setelah sebelumnya berhasil menguasai Malaka, yang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah.
Sebelum mengenal istilah Maluku, Alfonso de Albuquerque dalam tulisannya menyebut kepulauan ini  dengan sebutan as ilhas do cravo atau “kepulauan cengkeh”. Setelah mereka kembali dari penjelajahan pertamanya barulah istilah Maluku dikenal oleh Bangsa Portugis sebagai suatu kawasan pulau yang memiliki beberapa kerajaan. Lihat gambar di bawah,
Nama Maluku pada awalnya menunjuk pada sebuah mata rantai lima pulau kecil yaitu Ternate, Tidore, Morotai, Bacan dan Makian yang berjarak ±5mil dari pulau Halmahera. Ada berbagai versi sumber atau asal penamaan pulau Maluku, antara lain :
a)             Nama Maluku tercantum dalam Negara Kertagama karangan Mpu Prapanca (1365) dengan sebutan Maluko
b)             Bersumber pada catatan pada masa Dinasti Tang di Cina (618-906), tentang sebuah kawasan di sebelah barat daya yang digunakan sebagai penunjuk arah, dikenal dengan Mi-li-ki.
c)             P.H. van der Kemp, Lapian dan Naidah(penulis Hikayat Ternate) bahwa Maluku sebenarnya adalah Ternate, Tidore, Bacan dan Halmahera.
d)            Tulisan gubernur Portugis ke-7, Antonio Galvao dalam Historio das Moluccas bahwa nama Maluku terbatas pada pulau-pulau di bawah kekuasaan raja-raja Maluku, antara lain: Ternate,Tidore, Moti, Makian, Kayoa, Bacan dan Labuha.
e)             Pada masa VOC, yang disebut Maluku mencakup wilayah Maluku Utara, sebagian Irian dan Sulawesi Utara. Ini akibat perubahan administratif tahun 1817 (Leirissa 1996: 16)
f)              Joaquim M. De Castro (Doktor Arkeologis Portugis), nama Maluku diberikan Portugis Maluco :bingung karena kebingungan arah. Dsb.
2.             Interaksi bangsa Portugis dengan Kerajaan-kerajaan di Maluku
Expedisi pertama orang-orang Portugis ke Maluku, dibawah komando Antonio de Abreu, tiba di Ambon dan kepulauan Banda pada tahun 1512. Setelah melalui perjalanan yang berat, mereka kembali ke Malaka. Fransisco Serrao dan kru expedisi lainnya terdampar di Pulau Lucopino (Nusa Penju), dekat dengan Pulau Ambon. Namun mereka akhirnya dapat sampai di Ambon dan lalu ke Ternate. Di Ternate, Sultan Ternate mengangkat Serrao sebagai Penasehat Pribadi Sultan sekaligus sebagai figur yang terpandang di kerajaan Sultan. Setelah tahun 1513, Portugis mengirim armada perdagangan ke Kepulauan Rempah-rempah (The Spice Islands atau Maluku). Armada pertama, di bawah komando Kapten Antonio de Miranda de Azevedo, membangun dua "feitorias" kecil. Satu di Ternate dan satu lagi di Bacan. 
Pada bulan Februari 1522, Kapten Antonio de Brito tiba di Kepulauan Banda, dan kemudian mempererat persahabatan dengan raja dari kepulauan tersebut. Sebagai simbolnya adalah batu "Padrao". Antonio de Brito tiba di Ternate pada bulan mei 1522, dimana kemudian ia membangun benteng Sao Joao Baptista de Ternate.
Kedudukan Portugis di Ternate dan sekitarnya sangat lemah. Hal ini akibat jauhnya Pulau Ternate dan hanya sedikit Tentara Portugis disini. Beberapa Expedisi orang-orang Spanyol tiba di Tidore, yang pertama adalah Magalhaens. Orang-orang Spanyol ini menetap di Tidore dan "menganggu" orang2 Portugis selama bertahun-tahun.
Pada tanggal 25 Oktober 1536, Gubernur Porugis Antonio Galvao tiba di Ternate. Ia adalah orang yang membangun "Kota Portugis" di Ternate, ia juga membangun sekolah, rumah sakit dan tembok batu di sekitar kota. Antonio Galvao dianggap sebagai "apostle of the Moluccas". Pada tanggal 15 Juli 1575, Portugis meninggalkan bentengnya.
Di Maluku, pada awalnya Portugis diterima baik oleh Ternate, karena diketahui mereka berasal dari bangsa barat yang ingin berdagang. Perkawanan Ternate dengan Portugis kemudian berhadapan dengan bangsa Tidore yang telah bekerjasama dengan Spanyol. Terjadi beberapa pertempuran yang melibatkan dua kawanan tersebut. Ternate–Portugis dengan Tidore–Spanyol. Tetapi dalam proses selanjutnya, perkawanan Ternate–Portugis menjadi renggang. Ada beberapa faktor yang dapat disebutkan atas kerenggangan hubungan keduanya. Monopoli perdagangan cengkih di Ternate, Campur tangan Portugis atas urusan dalam negeri pemerintahan Ternate, Usaha Peng-kristenan masyarakat Ternate yang pada waktu itu telah memeluk agama islam.
Proses perebutan hegemoni ini tidak berhenti bahkan sampai abad ke-19, sebagai dampak dari perebutan hegemoni politik dan ekonomi  yang dilakukan oleh bangsa Barat tersebut berakibat munculnya resistensi atau perlawanan  dari  penguasa-penguasa  pribumi  yang  ada  di  Nusantara.
Kekuatan   kerajaan  Mataram  Islam  di  Jawa  Tengah,  Kesultanan  Gowa  di Makassar, Kesultanan Ternate, Tidore, kekuatan lokal di Bali, juga Aceh tidak berhenti melakukan upaya perlawanan terhadap dominasi politik, militer dan ekonomi  bangsa  Eropa.  Namun  tentu  saja  kita  dapat  melihat  bahwa kadangkala  penguasa  pribumi  dapat  mengalahkan  kekuatan  Eropa  untuk sementara  waktu,  namun  pada  akhirnya  kekuatan  pribumi  menghadapi kekalahan melawan kekuatan Eropa terutama dengan Belanda.
Perang  Makasar  (1660-1667)  yang  begitu  dahsyat  antara  armada maritim Kesultanan Gowa dengan armada VOC merupakan gambaran perang memperebutkan  sumber-sumber  ekonomi  perdagangan  rempah-rempah. Gambaran  yang menarik diulas A.B. Lapian tentang perang dagang tersebut dalam tulisannya, “Perebutan Samudera: Laut Sulawesi pada Abad XVI dan XVII”.
3.              Jejak-jejak Portugis dan Pengaruhnya di Maluku

a.              Bangunan
Benteng Toluko , Berbagai bangunan peninggalan sejarah dapat ditemukan di Maluku Utara. Bangunan tersebut memiliki nilai sejarah dan budaya tersendiri. Salah satunya ialah benteng Toluko yang merupakan benteng peninggalan Portugis dan Belanda ini.
Benteng ini terletak di kota Ternate di kawasan utara. Meskipun benteng ini dibangun pada tahun 1540, namun bangunan ini sangat terawat sehingga dapat dikunjungi sebagai salah satu tujuan wisata sejarah dan budaya.   
b.             Kebudayaan
Selama berada di Maluku, orang-orang Portugis meninggalkan beberapa pengaruh kebudayaan mereka seperti balada-balada keroncong romantis yang dinyanyikan dengan iringan gitar berasal dari kebudayaan Portugis. Kosa kata Bahasa Indonesia juga ada yang berasal dari bahasa Portugis yaitu pesta, sabun, bendera, meja, Minggu, dll.Hal ini mencerminkan peranan bahasa Portugis disamping bahasa Melayu sebagai lingua franca di seluruh pelosok nusantara sampai awal abad XIX.Bahkan di Ambon masih banyak ditemukan nama-nama keluarga yang berasal dari Portugis seperti da Costa, Dias, de Fretas, Gonsalves, Mendoza, Rodriguez, da Silva, dll. Pengaruh besar lain dari orang-orang Portugis di Indonesia yaitu penanaman agama Katolik di beberapa daerah timur di Indonesia.
Akar keroncong berasal dari sejenis music Portugis yang dikenal sebagai fado yang diperkenalkan oleh para pelaut dan budak kapal niaga bangsa itu sejak abad ke-16 ke Nusantara. Dari daratan India (Goa) masuklah musikini pertama kali di Malaka dan kemudian dimainkan oleh para budak dari Maluku. Melemahnya pengaruh Portugis pada abad ke-17 di Nusantara tidak dengan serta-merta berarti hilang pula music ini. Bentuk awal music ini disebut moresco (sebuah tarian asal Spanyol, seperti polka agak lamban ritmenya), di mana salah satu lagu oleh Kusbini disusun kembali kini dikenal dengan nama Kr. Muritsku, yang diiringi oleh alat music dawai. Musik keroncong yang berasal dari Tugu disebut keroncong Tugu. Dalam perkembangannya, masuk sejumlah unsure tradisional Nusantara, seperti penggunaan seruling serta beberapa komponen gamelan. Pada sekitar abad ke-19 bentuk music campuran ini sudahp opuler di banyak tempat di Nusantara, bahkan hingga ke Semenanjung Malaya.
Masa keemasan ini berlanjut hingga sekitar tahun 1960-an, dan kemudian meredup akibat masuknya gelombang musik populer (musik rock yang berkemban gsejak 1950, dan berjayanya music Beatle dan sejenisnya sejak tahun 1961 hingga sekarang). Meskipun demikian, music keroncong masih tetap dimainkan dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia dan Malaysia hingga sekarang.


BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Indonesia yang dikenal sebagai penghasil rempah-rempah memiliki daya tarik sendiri bagi bangsa Eropa untuk menjelajahi wilayah ini. Semenjak jatuhnya Konstantinopel, membuat bangsa Eropa semakin gencar untuk menjelajahi belahan dunia lain dan mencari bahan komiditi mereka. Dan bangsa Portugis memulai penjelahan ini dan berhasil sampai di Maluku pada tahun 1514. Namun, kedatangan Portugis di Malaka yang awalnya disambut baik warga setempat menjadi buruk dan sempat terjadi perlawanan di berbagai wilayah Indonesia Timur.
Kehadiran Portugis di Indonesia tentu saja meninggalkan jejak peninggalan budaya yang begitu signifikan di Indonesia, mulai dari munculnya agama Kristen di Indonesia, bentuk banggunan, music keroncong dan berbagai kata Portugis yang diserap ke dalam bahasa Indonesia.
B.            Saran
Saran kami untuk para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak melihat dari sumber yang kami dapat saja, melainkan dari sumber-sumber yang dapat ditemukan di berbagai macam media. Selain dari sumber-sumber yang dapat ditemukan di berbagai macam media yang ada, anda juga dapat mendapatkan sumber dari orang-orang yang terkait dengan sejarah Portugis di Barat dan Timur Nusantara.

 

DAFTAR PUSTAKA
Dex Bhuz

Tentang :

Terimakasih, telah membaca artikel mengenai Makalah Sejarah Tentang Bangsa Portugis Tiba Di Indonesia. Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda. Mohon untuk memberikan 1+ pada , 1 Like pada Facebook, dan 1 Follow pada Twitter. Jika ada pertanyaan atau kritik dan saran silahkan tulis pada kotak komentar yang sudah disediakan.
Share Artikel


Artikel Terkait:

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Makalah Sejarah Tentang Bangsa Portugis Tiba Di Indonesia >>>>> Download Now

>>>>> Download Full

Makalah Sejarah Tentang Bangsa Portugis Tiba Di Indonesia >>>>> Download LINK

>>>>> Download Now

Makalah Sejarah Tentang Bangsa Portugis Tiba Di Indonesia >>>>> Download Full

>>>>> Download LINK

Posting Komentar