0

Makalah Bahasa Indonesia Tentang Bahasa Indonesia Baku Sebagai Fungsi Pemersatu Serta Minimnya Penggunaan Bahasa Baku Di Dalam Kehidupan Masyarakat

Sabtu, 04 Februari 2017
Share this Article on :

Ingin File Wordnya Langsung Klik [ Disini ]


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan ridho – Nya kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia tentang “Bahasa Indonesia Baku Sebagai Fungsi Pemersatu Serta MinimnyaPenggunaan Bahasa Baku Di Dalam Kehidupan Masyarakat ini tanpa menemuai hambatan yang berarti.
Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung terselesainya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, demi perbaikan makalah ini di kemudian hari.
Demikian, kami harap buku ini dapat dipergunakan sebaik – baiknya dan dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita senua. Amien.







Balinggi , Des 2016


Penyusun





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa bisa berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara. Bahasa yang digunakan hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan dapat diterima oleh pendengar. Sejak dahulu masyarakat telah mengenal istilah bahasa baku, namun istilah yang dikenal ini tidak menjamin bahwa masyarakat memahami secara komprehensif konsep dan makna istilah bahasa baku ini.
Hal ini terbukti bahwa masih banyak masyarakat yang  berpendapat bahwa  bahasa baku sama artinya dengan bahasa yang baik dan benar. Masyarakat belum  mampu membedakan antara bahasa yang baku dan yang nonbaku. Menurut seorang ahli bernama Pateda mengatakan bahwa, “Kita berusaha agar dalam situasi resmi kita harus berbahasa yang baku. Begitu juga dalam situasi yang tidak resmi kita berusaha menggunakan bahasa yang baku.” (Alwi, 1997:30).
Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita. Pentingnya peranan bahasa itu antara lain bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi : “Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia ” dan pada undang-undang dasar kita di dalamnya tercantum pasal khusus yang menyatakan bahwa “bahasa Negara ialah bahasa Indonesia”.
Namun, di samping itu masih ada beberapa alasan lain mengapa bahasa Indonesia menduduki tempat yang terkemuka di antara beratus-ratus bahasa Nusantara yang masing-masing amat penting bagi penuturnya sebagai bahasa ibu . Bahasa Indonesia yang di gunakan oleh masyarakat kadang kurang mengikuti kaidah dan aturan yang ada. Bahasa yang sesuai dengan aturan dan kaidah yang ada ialah bahasa baku. Bahasa baku ialah salah satu daripada variasi bahasa yang diangkat dan disepakati ragam bahasa yang akan dijadikan kayu pengukur sebagai bahasa yang baik dan benar dalam komunikasi yang bersifat resmi, baik secara lisan atau tulisan. Selain fungsi penggunaannya untuk situasi-situasi resmi, ragam bahasabaku menurut Gravin dan Mathiot (1956:785-787) juga mempunyai fungsi lain yang bersifat sosial politik, yaitu :
1.    Fungsi pemersatu
2.    Fungsi pemisah
3.    Fungsi harga diri
4.    Fungsi kerangka rujuk
Bahasa baku memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan demikian, bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyrakat bahasa dan meningkatakan proses identifikasi penutur orang seorang dengan seluruh masyarakat itu. Bahkan banyak orang bukan saja tidak sadar akan adanya dialek bahasa Indonesia, melainkan menginginkan juga keadaan utopia yang hanya mengenal satu ragam bahasa Indonesia dari Sabang sampai Marauke. Oleh karena itu saya tertarik untuk membuat makalah ini dengan judul “Fungsi Bahasa Baku Sebagai Pemersatu dan Penggunaannya Bahasa Baku Di Dalam Kehidupan Masyarakat” agar dapat lebih menunjukan kepada pembaca bahwa pentingnya penggunaan bahasa baku di dalam kehidupan sehari-hari.



B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditarik suatu permasalahan sebagai berikut :
a.    Apa pengertian bahasa baku ?
b.    Bagaimana ciri-ciri bahasa baku ?
c.    Bagaimana bahasa Indonesia baku sebagai fungsi pemersatu ?
d.    Mengapa penggunaan bahasa baku sebagai fungsi pemersatu  dalam kehidupan masyarakat sangat minim ?

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah :
1.    Menjelaskan pengertian dari bahasa baku
2.    Menjelaskan ciri-ciri bahasa baku
3.    Menjelaskan fungsi bahasa baku sebagai pemersatu
4.    Menjelaskan minimnya penggunaan bahasa baku sebagai fungsi pemersatu dalam kehidupan masyarakat

1.    Mengetahui pengertian dari bahasa baku
2.    Mengetahui ciri-ciri bahasa baku
3.    Mengetahui fungsi bahasa baku sebagai pemersatu
4.    Mengetahui minimnya  penggunaan bahasa baku sebagai fungsi pemersatu dalam kehidupan masyarakat

Penulisan makalah ini dilakukan dengan beberapa metode yaitu : Studi Pustaka dengan  mengambil beberapa sumber dari buku-buku yang berhubungan dengan judul makalah ini dan mengambil sumber dari internet sebegai bahan refensi atau penambahan materi sebagai pelengkap dalam makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN

Bahasa merupakan alat komunikasi penting yang menghubungkan seseorang dengan yang lainnya. Keraf (2005:54) menyebutkan ada dua pengertian dari bahasa yaitu pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. Pada kaidah bahasa Indonesia terdapat dua ragam bahasa, yaitu bahasa baku dan bahasa tidak baku.
Istilah bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard language dalam bahasa Inggris, dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik pertama sekali diperkenalkan oleh Vilem Mathesius pada 1926. Ia termasuk pencetus Aliran Praha atau The Prague School. Pada 1930, B. Havranek dan Vilem Mathesius merumuskan pengertian bahasa baku itu. Mereka berpengertian bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa yang telah dikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan oleh masyarakat secara luas.
Baku berarti  bahasa tersebut tidak dapat berubah setiap saat. Berdasarkan teori, bahasa baku merupakan bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan acuan yang digunakan sehari-hari dalam masyarakat. Bahasa baku mencakup pemakaian sehari-hari pada bahasa percakapan lisan maupun bahasa tulisan. Tetapi pada penggunaanya bahasa baku lebih sering digunakan pada saat proses belajar mengajar di dalam dunia pendidikan , pada urusan resmi pekerjaan misalnya saat rapat besar, dan juga pada semua konteks resmi. Sementara itu, di dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak orang yang menggunakan bahasa tidak baku.

Menurut Hasan Alwi, dkk (2003:14) ciri-ciri bahasa baku terbagi menjadi tiga, yaitu:
1.    Ragam bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat.
2.    Memiliki sifat kecendikian. Perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal.
3.    Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Proses pembakuan sampai taraf tertentu berarti proses penyeragaman kaidah, bukan penyamaan ragam bahasa, atau penyeragaman variasi bahasa.

Namun secara umum ciri-ciri lain bahasa baku adalah:
§    Tidak terpengaruh bahasa daerah
§    Tidak dipengaruhi bahasa asing
§    Bukan merupakan ragam bahasa percakapan sehari-hari
§    Pemakaian imbuhannya secara eksplisit
§    Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat
§    Tidak terkontaminasi dan tidak rancu.

Pada kenyataanya hampir semua penduduk di Indonesia mengerti Bahasa Indonesia dan bahasa ini juga sudah diikrarkan menjadi bahasa nasional ketika Sumpah Pemuda dikumandangkan tahun 1928. Meskipun pada kenyataanya bahasa Indonesia berasal dari bahasa minoritas yaitu bahasa Melayu, namun kekuatannya dalam mempersatukan bangsa Indonesia sudah tak bisa diremehkan lagi. Sebagai bukti dilihat dari semangat para pejuang saat mengupayakan kemerdekaan Indonesia. Mereka dengan lantang menyuarakan semboyan “Merdeka atau Mati !”. Semboyan ini secara merta membangkitkan semangat rakyat untuk terus berjuang demi kesatuan bangsa. Hal ini mengindikasikan bahwa kekuatan bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa tidak bisa dianggap sebagai hal yang remeh.
Indonesia terdiri dari beragam suku dan bahasa daerah. Jika setiap masyarakat menggunakan bahasa daerahnya, maka kemungkinan terbesar masyarakat tersebut tidak dapat berkomunikasi dengan masyarakat dari daerah lain. Fungsi bahasa baku memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan demikian, bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bangsa. Bahasa Indonesia baku mempersatukan atau memperhubungkan penutur berbagai dialek bahasa itu. Bahasa Indonesia baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bahasa Indonesia baku. Bahasa Indonesia baku mengikat kebhinekaan rumpun dan bahasa yang ada di Indonesia dengan mangatasi batas-batas kedaerahan. Bahasa Indonesia baku merupakan wahana atau alat dan pengungkap kebudayaan nasional yang utama. Fungsi pemersatu ini ditingkatkan melalui usaha memberlakukannya sebagai salah satu syarat atau ciri manusia Indonesia modern.

Di dalam masyarakat kita saat ini masih banyak orang yang tidak menggunakan bahasabaku, mereka cenderung menggunakan bahasa gaul. Namun terkadang mereka juga berbicara dengan menggunakan logat daerahnya masing-masing. Kebanyakan orang yang menggunakan bahasa baku ialah kalangan terpelajar yang sopan dan beretika. Mereka berbicara kepada orang yang lebih tua, atau pejabat dengan menggunakan bahasa yang baik, bahasa yang baku dan tidak menggunakan bahasa gaul. Bahasa merupakan salah satu alat untuk mengadakan interaksi terhadap manusia yang lain .Dengan adanya bahasa kita dapat berhubungan dengan masyarakat lain yang akhirnya melahirkan komunikasi dalam masyarakat. Bahasa Indonesia mempunyai sebuah aturan yang baku dalam penggunaanya, namun dalam praktiknya kehidupan sehari-hari sering terjadi penyimpangan dari aturan yang baku tersebut. Kita mempergunakan bahasa Indonesia perlu di perhatikan waktu dan kesempatan, misalnya kapan kita menggunakan bahasa baku pada situasi resmi dan ilmiah . Bahasa baku telah menjadi bahasa asing dalam komunikasi sehari-hari di masyarakat Indonesia , dapat kita ambil contohnya dalam waktu 24 jam siaran ditelevisi, bahasa baku hanya nampak dan terdengar hanya dalam siaran berita yang berdurasi 90 menit per hari.
Selebihnya kita tidak menemukan bahasa baku dalam komunikasi periklanan,pemilihan nama acara televisi,dan praktik bahasa di dalam siaran itu sendiri. Alasannya beragam, bahasa baku tidak bernilai jual, tidak gaul, tidak mengangkat gengsi,dan tidak mampu mengangkat penghayatan pembaca.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa bisa berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara. Menurut  Gravin dan Mathiot (1956:785-787) juga mempunyai fungsi lain yang bersifat sosial politik, yaitu :
1.    Fungsi pemersatu
2.    Fungsi pemisah
3.    Fungsi harga diri
4.    Fungsi kerangka rujuk
Istilah bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard language dalam bahasa Inggris, dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik pertama sekali diperkenalkan oleh Vilem Mathesius pada 1926. Ia termasuk pencetus Aliran Praha atau The Prague School. Pada 1930, B. Havranek dan Vilem Mathesius merumuskan pengertian bahasa baku itu. Mereka berpengertian bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa yang telah dikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan oleh masyarakat secara luas. Menurut Hasan Alwi, dkk (2003:14) ciri-ciri bahasa baku terbagi menjadi tiga, yaitu: Ragam bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis, memiliki sifat kecendikian, dan baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Fungsi bahasa baku memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan demikian, bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bangsa. Bahasa Indonesia baku mempersatukan atau memperhubungkan penutur berbagai dialek bahasa itu. Namun pada kenyataan di dalam kehidupan bermasyarakat saat ini banyak orang lebih suka menggunakan bahasa gaul atau bahasa daerahnya sendiri. Alasan mereka jarang menggunakan bahasa Indonesia yang baku ialah karena tidak bernilai jual, tidak gaul, tidak mengangkat gengsi,dan tidak mampu mengangkat penghayatan pembaca

B.    Saran
1.    Bagi Pembaca
Agar dengan adanya makalah ini lebih menyadari bahwa pentingnya bahasa Indonesia yang baku sebegai pemersatu di antara masyarakat. Pembaca diharapkan untuk lebih meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia baku di dalam kehidupan sosialnya di dalam masyarakat, dengan mengurangi penggunaan bahasa gaul yang perkembangannya semakin meningkat

2.    Bagi Masyarakat
Masyarakat di harapkan untuk mengurangi sedikit demi sedikit penggunaan bahasa gaul ataupun bahasa daerah , ini agar fungsi dari bahasa Indonesia baku sebagai pemersatu tidak lenyap begitu saja.

3.    Bagi Saya sendiri
Saya diharapakan agar tidak hanya membuata makalah ini sebagai penambahan nilai tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia. Namun juga menjadi bahan referensi diri untuk lebih sadar akan penggunaan bahasa Indonesia yang baku di dalam kehidupan saya sehari-hari , terlebih lagi dalam situasi resmi, saat presentasi, pidato, sambutan , dan dalam proses perkuliahan.


DAFTAR PUSTAKA
Dex Bhuz

Tentang :

Terimakasih, telah membaca artikel mengenai Makalah Bahasa Indonesia Tentang Bahasa Indonesia Baku Sebagai Fungsi Pemersatu Serta Minimnya Penggunaan Bahasa Baku Di Dalam Kehidupan Masyarakat. Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda. Mohon untuk memberikan 1+ pada , 1 Like pada Facebook, dan 1 Follow pada Twitter. Jika ada pertanyaan atau kritik dan saran silahkan tulis pada kotak komentar yang sudah disediakan.
Share Artikel


Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar