Ingin File Wordnya Langsung Klik [ Disini ]
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan ridho – Nya kami dapat
menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia tentang “Bahasa Indonesia Baku Sebagai Fungsi Pemersatu Serta MinimnyaPenggunaan Bahasa Baku Di Dalam Kehidupan Masyarakat” ini tanpa menemuai hambatan yang berarti.
Kami juga mengucapkan
terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung
terselesainya makalah ini.
Kami menyadari bahwa
makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, demi perbaikan makalah ini
di kemudian hari.
Demikian, kami harap buku
ini dapat dipergunakan sebaik – baiknya dan dapat memberikan manfaat yang besar
bagi kita senua. Amien.
Balinggi , Des 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa
merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan sesama anggota
masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa bisa berisi pikiran, keinginan, atau
perasaan yang ada pada diri si pembicara. Bahasa yang digunakan hendaklah dapat
mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau
dirasakan dapat diterima oleh pendengar. Sejak dahulu masyarakat telah mengenal
istilah bahasa baku, namun istilah yang dikenal ini tidak menjamin bahwa
masyarakat memahami secara komprehensif konsep dan makna istilah bahasa baku
ini.
Hal
ini terbukti bahwa masih banyak masyarakat yang
berpendapat bahwa bahasa baku
sama artinya dengan bahasa yang baik dan benar. Masyarakat belum mampu membedakan antara bahasa yang baku dan
yang nonbaku. Menurut seorang ahli bernama Pateda mengatakan bahwa, “Kita
berusaha agar dalam situasi resmi kita harus berbahasa yang baku. Begitu juga
dalam situasi yang tidak resmi kita berusaha menggunakan bahasa yang baku.”
(Alwi, 1997:30).
Bahasa
Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita. Pentingnya
peranan bahasa itu antara lain bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928
yang berbunyi : “Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa
persatoean, bahasa Indonesia ” dan pada undang-undang dasar kita di dalamnya
tercantum pasal khusus yang menyatakan bahwa “bahasa Negara ialah bahasa
Indonesia”.
Namun,
di samping itu masih ada beberapa alasan lain mengapa bahasa Indonesia
menduduki tempat yang terkemuka di antara beratus-ratus bahasa Nusantara yang
masing-masing amat penting bagi penuturnya sebagai bahasa ibu . Bahasa
Indonesia yang di gunakan oleh masyarakat kadang kurang mengikuti kaidah dan
aturan yang ada. Bahasa yang sesuai dengan aturan dan kaidah yang ada ialah
bahasa baku. Bahasa baku ialah salah satu daripada variasi bahasa yang diangkat
dan disepakati ragam bahasa yang akan dijadikan kayu pengukur sebagai bahasa
yang baik dan benar dalam komunikasi yang bersifat resmi, baik secara lisan
atau tulisan. Selain fungsi penggunaannya untuk situasi-situasi resmi, ragam
bahasabaku menurut Gravin dan Mathiot (1956:785-787) juga mempunyai fungsi lain
yang bersifat sosial politik, yaitu :
1.
Fungsi pemersatu
2.
Fungsi pemisah
3.
Fungsi harga diri
4.
Fungsi kerangka rujuk
Bahasa
baku memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan demikian,
bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyrakat bahasa dan
meningkatakan proses identifikasi penutur orang seorang dengan seluruh
masyarakat itu. Bahkan banyak orang bukan saja tidak sadar akan adanya dialek
bahasa Indonesia, melainkan menginginkan juga keadaan utopia yang hanya
mengenal satu ragam bahasa Indonesia dari Sabang sampai Marauke. Oleh karena
itu saya tertarik untuk membuat makalah ini dengan judul “Fungsi Bahasa Baku
Sebagai Pemersatu dan Penggunaannya Bahasa Baku Di Dalam Kehidupan Masyarakat”
agar dapat lebih menunjukan kepada pembaca bahwa pentingnya penggunaan bahasa
baku di dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan
latar belakang di atas maka dapat ditarik suatu permasalahan sebagai berikut :
a.
Apa pengertian bahasa baku ?
b.
Bagaimana ciri-ciri bahasa baku ?
c.
Bagaimana bahasa Indonesia baku sebagai fungsi
pemersatu ?
d.
Mengapa penggunaan bahasa baku sebagai fungsi
pemersatu dalam kehidupan masyarakat
sangat minim ?
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini ialah :
1.
Menjelaskan pengertian dari bahasa baku
2.
Menjelaskan ciri-ciri bahasa baku
3.
Menjelaskan fungsi bahasa baku sebagai pemersatu
4.
Menjelaskan minimnya penggunaan bahasa baku sebagai
fungsi pemersatu dalam kehidupan masyarakat
1.
Mengetahui pengertian dari bahasa baku
2.
Mengetahui ciri-ciri bahasa baku
3.
Mengetahui fungsi bahasa baku sebagai pemersatu
4.
Mengetahui minimnya
penggunaan bahasa baku sebagai fungsi pemersatu dalam kehidupan
masyarakat
Penulisan
makalah ini dilakukan dengan beberapa metode yaitu : Studi Pustaka dengan mengambil beberapa sumber dari buku-buku yang
berhubungan dengan judul makalah ini dan mengambil sumber dari internet sebegai
bahan refensi atau penambahan materi sebagai pelengkap dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Bahasa
merupakan alat komunikasi penting yang menghubungkan seseorang dengan yang
lainnya. Keraf (2005:54) menyebutkan ada dua pengertian dari bahasa yaitu
pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua bahasa adalah
sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang
bersifat arbitrer. Pada kaidah bahasa Indonesia terdapat dua ragam bahasa,
yaitu bahasa baku dan bahasa tidak baku.
Istilah
bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard language dalam bahasa Inggris,
dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik pertama sekali diperkenalkan oleh Vilem
Mathesius pada 1926. Ia termasuk pencetus Aliran Praha atau The Prague School.
Pada 1930, B. Havranek dan Vilem Mathesius merumuskan pengertian bahasa baku
itu. Mereka berpengertian bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa yang telah
dikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan oleh masyarakat
secara luas.
Baku
berarti bahasa tersebut tidak dapat
berubah setiap saat. Berdasarkan teori, bahasa baku merupakan bahasa pokok yang
menjadi bahasa standar dan acuan yang digunakan sehari-hari dalam masyarakat.
Bahasa baku mencakup pemakaian sehari-hari pada bahasa percakapan lisan maupun bahasa
tulisan. Tetapi pada penggunaanya bahasa baku lebih sering digunakan pada saat
proses belajar mengajar di dalam dunia pendidikan , pada urusan resmi pekerjaan
misalnya saat rapat besar, dan juga pada semua konteks resmi. Sementara itu, di
dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak orang yang menggunakan bahasa tidak
baku.
Menurut
Hasan Alwi, dkk (2003:14) ciri-ciri bahasa baku terbagi menjadi tiga, yaitu:
1.
Ragam bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis,
yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah
setiap saat.
2.
Memiliki sifat kecendikian. Perwujudannya dalam
kalimat, paragraf, dan satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan
penalaran atau pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal.
3.
Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman.
Proses pembakuan sampai taraf tertentu berarti proses penyeragaman kaidah,
bukan penyamaan ragam bahasa, atau penyeragaman variasi bahasa.
Namun
secara umum ciri-ciri lain bahasa baku adalah:
§ Tidak
terpengaruh bahasa daerah
§ Tidak
dipengaruhi bahasa asing
§ Bukan
merupakan ragam bahasa percakapan sehari-hari
§ Pemakaian
imbuhannya secara eksplisit
§ Pemakaian
yang sesuai dengan konteks kalimat
§ Tidak
terkontaminasi dan tidak rancu.
Pada
kenyataanya hampir semua penduduk di Indonesia mengerti Bahasa Indonesia dan
bahasa ini juga sudah diikrarkan menjadi bahasa nasional ketika Sumpah Pemuda
dikumandangkan tahun 1928. Meskipun pada kenyataanya bahasa Indonesia berasal
dari bahasa minoritas yaitu bahasa Melayu, namun kekuatannya dalam
mempersatukan bangsa Indonesia sudah tak bisa diremehkan lagi. Sebagai bukti
dilihat dari semangat para pejuang saat mengupayakan kemerdekaan Indonesia.
Mereka dengan lantang menyuarakan semboyan “Merdeka atau Mati !”. Semboyan ini
secara merta membangkitkan semangat rakyat untuk terus berjuang demi kesatuan
bangsa. Hal ini mengindikasikan bahwa kekuatan bahasa Indonesia sebagai alat
pemersatu bangsa tidak bisa dianggap sebagai hal yang remeh.
Indonesia
terdiri dari beragam suku dan bahasa daerah. Jika setiap masyarakat menggunakan
bahasa daerahnya, maka kemungkinan terbesar masyarakat tersebut tidak dapat
berkomunikasi dengan masyarakat dari daerah lain. Fungsi bahasa baku
memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan demikian,
bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bangsa. Bahasa
Indonesia baku mempersatukan atau memperhubungkan penutur berbagai dialek
bahasa itu. Bahasa Indonesia baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat
bahasa Indonesia baku. Bahasa Indonesia baku mengikat kebhinekaan rumpun dan
bahasa yang ada di Indonesia dengan mangatasi batas-batas kedaerahan. Bahasa
Indonesia baku merupakan wahana atau alat dan pengungkap kebudayaan nasional
yang utama. Fungsi pemersatu ini ditingkatkan melalui usaha memberlakukannya
sebagai salah satu syarat atau ciri manusia Indonesia modern.
Di
dalam masyarakat kita saat ini masih banyak orang yang tidak menggunakan
bahasabaku, mereka cenderung menggunakan bahasa gaul. Namun terkadang mereka
juga berbicara dengan menggunakan logat daerahnya masing-masing. Kebanyakan
orang yang menggunakan bahasa baku ialah kalangan terpelajar yang sopan dan
beretika. Mereka berbicara kepada orang yang lebih tua, atau pejabat dengan
menggunakan bahasa yang baik, bahasa yang baku dan tidak menggunakan bahasa
gaul. Bahasa merupakan salah satu alat untuk mengadakan interaksi terhadap
manusia yang lain .Dengan adanya bahasa kita dapat berhubungan dengan
masyarakat lain yang akhirnya melahirkan komunikasi dalam masyarakat. Bahasa
Indonesia mempunyai sebuah aturan yang baku dalam penggunaanya, namun dalam
praktiknya kehidupan sehari-hari sering terjadi penyimpangan dari aturan yang
baku tersebut. Kita mempergunakan bahasa Indonesia perlu di perhatikan waktu
dan kesempatan, misalnya kapan kita menggunakan bahasa baku pada situasi resmi
dan ilmiah . Bahasa baku telah menjadi bahasa asing dalam komunikasi sehari-hari
di masyarakat Indonesia , dapat kita ambil contohnya dalam waktu 24 jam siaran
ditelevisi, bahasa baku hanya nampak dan terdengar hanya dalam siaran berita yang
berdurasi 90 menit per hari.
Selebihnya
kita tidak menemukan bahasa baku dalam komunikasi periklanan,pemilihan nama
acara televisi,dan praktik bahasa di dalam siaran itu sendiri. Alasannya
beragam, bahasa baku tidak bernilai jual, tidak gaul, tidak mengangkat
gengsi,dan tidak mampu mengangkat penghayatan pembaca.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bahasa
merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan sesama anggota
masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa bisa berisi pikiran, keinginan, atau
perasaan yang ada pada diri si pembicara. Menurut Gravin dan Mathiot (1956:785-787) juga
mempunyai fungsi lain yang bersifat sosial politik, yaitu :
1.
Fungsi pemersatu
2.
Fungsi pemisah
3.
Fungsi harga diri
4.
Fungsi kerangka rujuk
Istilah
bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard language dalam bahasa Inggris,
dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik pertama sekali diperkenalkan oleh Vilem
Mathesius pada 1926. Ia termasuk pencetus Aliran Praha atau The Prague School.
Pada 1930, B. Havranek dan Vilem Mathesius merumuskan pengertian bahasa baku
itu. Mereka berpengertian bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa yang telah
dikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan oleh masyarakat
secara luas. Menurut Hasan Alwi, dkk (2003:14) ciri-ciri bahasa baku terbagi
menjadi tiga, yaitu: Ragam bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis,
memiliki sifat kecendikian, dan baku atau standar beranggapan adanya
keseragaman. Fungsi bahasa baku memperhubungkan semua penutur berbagai dialek
bahasa itu. Dengan demikian, bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu
masyarakat bangsa. Bahasa Indonesia baku mempersatukan atau memperhubungkan
penutur berbagai dialek bahasa itu. Namun pada kenyataan di dalam kehidupan
bermasyarakat saat ini banyak orang lebih suka menggunakan bahasa gaul atau
bahasa daerahnya sendiri. Alasan mereka jarang menggunakan bahasa Indonesia
yang baku ialah karena tidak bernilai jual, tidak gaul, tidak mengangkat
gengsi,dan tidak mampu mengangkat penghayatan pembaca
B.
Saran
1.
Bagi Pembaca
Agar dengan adanya makalah ini lebih menyadari bahwa
pentingnya bahasa Indonesia yang baku sebegai pemersatu di antara masyarakat.
Pembaca diharapkan untuk lebih meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia baku di
dalam kehidupan sosialnya di dalam masyarakat, dengan mengurangi penggunaan
bahasa gaul yang perkembangannya semakin meningkat
2.
Bagi Masyarakat
Masyarakat di harapkan untuk mengurangi sedikit demi
sedikit penggunaan bahasa gaul ataupun bahasa daerah , ini agar fungsi dari
bahasa Indonesia baku sebagai pemersatu tidak lenyap begitu saja.
3.
Bagi Saya sendiri
Saya diharapakan agar tidak hanya membuata makalah
ini sebagai penambahan nilai tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia. Namun
juga menjadi bahan referensi diri untuk lebih sadar akan penggunaan bahasa
Indonesia yang baku di dalam kehidupan saya sehari-hari , terlebih lagi dalam
situasi resmi, saat presentasi, pidato, sambutan , dan dalam proses
perkuliahan.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar