0

Makalah Sejarah Tentang Hubungan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dengan Perang Dunia II Dan Perang Dingin

Kamis, 02 Februari 2017
Share this Article on :
http://dexbhuzblog.blogspot.com/2017/02/makalah-sejarah-tentang-hubungan.html

Ingin File Wordnya Langsung Klik [ Disini ]

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat dan ridho – Nya kami dapat menyelesaikan makalah Sejarah tentang “HubunganPerkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dengan Perang Dunia Ii Dan PerangDingin ini tanpa menemuai hambatan yang berarti.
Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung terselesainya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, demi perbaikan makalah ini di kemudian hari.
Demikian, kami harap buku ini dapat dipergunakan sebaik – baiknya dan dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita senua. Amien.


 
Balinggi , 25 February 2016


Penyusun






BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar belakang
Hubungan luar negeri AS dengan negara-negara bekas sekutunya serta musuhnya pada pasca Perang Dunia II ditandai dengan upaya diplomatik untuk meningkatkan hegemoni AS di seluruh dunia. Masa akhir Perang Dunia II ditandai dengan perang dingin (cold war) antara AS bersama sekutu-sekutunya disatu pihak dengan Uni Soviet bersama sekutu-sekutunya di pihak lain. Perang dingin antara AS dan Uni Soviet sudah berlangsung sejak tampilnya komunisme sebagai penguasa di Uni Soviet tahun 1917.
Penyebabnya adalah perpecahan dalam aliansi antara Uni Soviet, AS dan Inggris.Mereka tidak sepakat mengenai penyelesaian masalah rekonstruksi negara-negara yang dikalahkan dalam perang, upaya memelihara ketertiban dan keamanan dunia, dan masalah penangan perubahan sosial ekonomi yang diakibatkan oleh PD II.
Beberapa sejarawan berpendapat bahwa perang dingin sebenarnya tidak akan berkembang menjadi ketegangan internasional apabila Presiden Roosevelt tidak meninggal dunia (April 1945) sebelum PD II berakhir, sehingga dia mampu menyelesaikan masalah-masalah akhir perang dan masa transisi untuk menciptakan perdamaian.
Penggantinya tidak memiliki konsep yang sama mengenai tujuan dan kepentingan AS dalam urusan diplomatik dengan Uni Soviet. Mereka berniat membatasi kekuatan Rusia sambil memperluas pengaruh AS sesuai dengan kepentingan tradisionalnya Presiden Harry S Truman, pengganti Roosevelt, memperlihatkan sikap yang tegas terhadap Uni Soviet selama Konferensi Postdam (Juli 1945) dan menginginkan dijatuhkannya bom atom terhadap Jepang untuk mengakhiri perang.
Tujuannya adalah untuk meneruskan politik luar negeri AS sebagai selalu terbuka (open door). Sikap AS yang curiga terhadap Uni Soviet juga diperlihatkan oleh Menlu James Byrnes yang pada tanggal 28 Juli 1945 menyatakan bahwa Jepang perlu dikalahkan oleh AS sebelum Uni Soviet mampu melakukannya sehingga dia memperoleh dominasi di Asia-Pasifik,
Dijatuhkannya bom atom di Jepang adalah dalam rangka membatasi pengaruh Uni Soviet di Asia Pasifik serta Eropa Timur. Konferensi Postdam dan cara mengakhiri PD II merupakan fase awal meletusnya perang dingin antara kedua belah pihak


C.           Tujuan Makalah
Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Sejarah




BAB II
PEMBAHASAN
A.           Pengertian Perang Dingin
Perang dingin adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947—1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang, seperti koalisi militer; ideologi; industri, dan pengembangan teknologi; pertahanan; perlombaan nuklir dan persenjataan; dan lain-lain. Perang dingin bukanlah sekedar perang biasa di mana kedua belah pihak berperang di medan terbuka. Perang dingin merupakan perang antara dua negara adikuasa yang saling berebut pengaruh dalam pergulatan politik internasional. Perebutan pengaruh dimulai dengan saling mencurigai antarnegara adikuasa itu.
Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir, namun akhirnya hal tersebut tidak terjadi. Istilah "Perang Dingin" sendiri diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan yang terjadi di antara kedua negara adikuasa tersebut. Penguasaan kawasan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet ini memunculkan perimbangan kekuatan dalam berbagai bidang kehidupan. Amerika Serikat memegang kekuatan dalam hal politik dan ekonomi, sedangkan Uni Soviet dan sekutunya (negara Eropa Timur dan Cina) muncul dalam kekuatan ideologi, politik, ekonomi dan militer yang cukup besar pula. Kondisi perimbangan kekuatan (balances of power) pun tak terelakkan lagi. Perang ideologi demokrasi-kapitalis dan komunisme menjadi perang dominan di masa tersebut; perang tersebut dikenal dengan istilah perang dingin. Berbagai metode digunakan, baik dalam bentuk kerja sama ataupun bantuan. Hal itulah yang dimaksudkan dengan perang dingin.

1.             Sebab Umum  / Tidak Langssung sebagai berikut:
a.              Sikap ketidak percayaan, kecurigaan, kesalahpahaman antara Blok Barat dan Blok Timur.
b.             Amerika Serikat dituduh menjalankan politik imperialisme untuk memperngaruhi dunia.
c.              Uni Soviet dituduh melakukan perluasan hegomoni atas negara-negara demokrasi.
d.             Terbentuknya persekutuan / aliansi yaitu:
·                Blok Barat (Amerika Serikat dan anggota kelompok demokrasi)
·                Blok Timur (Uni Soviet dan anggota kelompok yang komunis)

2.             Sebab Khusus / Langsung
a.              Keberhasilan pasukan Sekutu membebaskan negara-negara dari pendudukan Jerman, mendorong Uni Soviet melakukan ovenship / serangan  terhadap negara-negara Eropa Timur yang diduduki Jerman.
b.             Uni Soviet menduduki negara-negara Baltik (Estonia, Latvia, dan Lithuania) yang merupakan wilayah Polandia.

C.           Dampak Perang Dingin
1.             Dampak Positif
Selama Perang Dingin berlangsung perkembangan IPTEK maju pesat karena kedua Blok ini banyak melakukan pengembangan dan mempunyai hasil yang sangat bagus terutama masalah eksplorasi luar angkasa. Perang Dingin adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947—1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang: koalisi militer; ideologi, psikologi, dan tilik sandi; militer, industri, dan pengembangan teknologi; pertahanan; perlombaan nuklir dan persenjataan; dan banyak lagi. Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir, yang akhirnya tidak terjadi. Istilah “Perang Dingin” sendiri diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan yang terjadi di antara kedua negara adikuasa tersebut.
Dampak positif di tiap bidang :
a.              Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi ternyata perang dingin juga membawa dampak positif pada perekonomian dunia. Baik itu secara sengaja maupun tidak sengaja. Hal ini ditandai dengan munculnya negara super power. Dengan adanya negara super power, maka perekonomian dunia banyak dikuasai oleh para pemegang modal. Mereka saling berlomba untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dengan cara menginvestasikan modal mereka ke negara-negara berkembang yang upah buruhnya masih relatif rendah. Sehingga keuntungan mereka juga melambung tinggi.
Namun siapa sangka bahwa hal diatas juga berdampak baik bagi negara yang ditempati untuk membuka usaha para pemilik modal. Pertumbuhan ekonomi di negara itu juga akan tumbuh pesat. Jadi keduanya diuntungkan dalam usaha ekonomi ini. Pada saat itu negara pemilik modal yang berlomba-lomba untuk menguasai dunia perekonomian, secara tidak langsung juga membawa unsur politik didalamnya. Sehingga pemilik modal besar mendapatkan keuntungan besar, sementara negara yang modalnya terbatas keuntungannya juga kecil. Karena itu munculah istilah globalisasi ekonomi di masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukanlah beberapa tindakan seperti misalnya menyatukan mata uang. Contoh yang sangat terlihat adalah negara-negara di kawasan eropa yang menyatukan mata uang mereka menjadi euro.
b.             Bidang Militer
Karena adanya rasa iri di antara negara- negara yang berseteru, masing-masing negara mulai meningkatkan persenjataannya. Mereka melakukan hal ini agar tidak kalah dengan negara besar. Dengan begitu persaingan senjata semakin maju dan berkembang pesat. Itu semua memacu tiap negara untuk terus mengembangkan pertahanan negaranya masing-masing.
c.              Bidang Sosial Budaya.
Menyebarnya isu-isu HAM mulai sedikit demi sedikit mengglobal. Secara langsung adanya undang-undang tentang HAM mulai diakui, karena itu rakyat menyetujui peresmian HAM itu sendiri. Dengan adanya HAM, rakyat semakin percaya akan adanya demokrasi dan tidak ada lagi penindasan bagi kaum lemah.
d.             Luar angkasa
Perang dingin ini juga membawa pengaruh besar pada perkembangan keruangangkasaan yang kita miliki. Mungkin jika tidak ada perang dingin, kita tidak akan tahu bagaimana bentuk tata surya kita. Pada saat itu kedua negara yang bersengketa saling berlomba-lomba menunjukkan kepada dunia bahwa negara merekalah yang paling baik dengan menyebarkan doktrin-doktrin yang mereka miliki.
Karena untuk meningkatkan gengsi negara mereka maka mereka sama-sama berlomba untuk meluncurkan roket ke luar angkasa. Hasilnya, kita semua menjadi tahu bahwa sebenarnya kita ada pada tata surya apa, kemudian bagaimana bentuknya. Terlepas dari siapa yang pertama kali mengabarkan berita ini, namun dengan adanya perang dingin ini secara tidak langsung juga berdampak pada perkembangan ilmu pendidikan keruang angkasaan kita.
e.              Teknologi
Pada masa perang dingin sains dan teknologi yang terpaut dengan kegiatan militer mendapat sorotan yang lebih dari pemerintah. Pemerintah bersedia mengeluarkan dana yang besar demi kemajuan iptek di negara mereka.
Pada periode ini tumbuh disiplin-disiplin ilmu yang mempelajari dampak sains pada masyarakat. Di negara-negara maju, teknologi di era modern bukan lagi urusan individu atau komunitas berskala kecil. Teknologi modern mempunyai tujuan-tujuan nasional pada wilayah ideologi, militer, ataupun ekonomi dan bentuk kesadaran nasional untuk menggali sumber-sumber alam yang ada. Ini juga bertujuan untuk mewujudkan produksi barang dengan skala yang besar.

2.             Dampak Negatif
Perang Dingin ini juga membawa dampak yang negatif pula, selama Perang Dingin berlangsung masyarakat mengalami ketakutan akan perang nuklir yang lebih dahsyat dari perang dunia kedua. Dampak lainnya adalah terbaginya Jerman menjadi dua bagian yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur yang dipisahkan oleh Tembok Berlin.
Dampak negatif di tiap bidang :
a.              Bidang Militer
Dengan adanya senjata nuklir yang dikembangkan secara pesat oleh kedua negara, maka masyarakat dunia mengalami ketakutan yang luar biasa akan adanya kemungkinan perang nuklir yang sebenarnya oleh kedua negara yang bersengketa itu. Saat itu memang sempat beredar rumor bahwa uni soviet sudah meletakkan nuklir-nuklirnya di kuba dan diarahkan ke Amerika. Mendapat ancaman nuklir seperti itu Amerika tidak tinggal diam. Amerika kemudian menandatangani terbentuknya NATO. Ini adalah suatu organisasi pertahanan yang kira-kira menyetujui tentang perjanjian bahwa apabila salah satu negaranya diserang maka dianggap sebagai serangan terhadap NATO. Setelah mengetahui hal ini maka pemerintah Uni Soviet menarik kembali rudal-rudal nuklirnya dari Kuba.
b.             Bidang Politik
Dampak dalam bidang politik dapat kita lihat dari dibangunnya tembok berlin di Jerman sebagai batas antara Jerman Barat dan Jerman Timur. Dalam perang dunia kedua negara ini memang sudah terbagi menjadi 2, yaitu Jerman Baran yang beribukota di Bonn dan Jerman Timur yang beribukota di Berlin. Negara ini mengalami perpecahan karena adanya 2 paham yang berbeda berlaku di negara ini, yaitu liberal yang dianut jerman barat dan Komunis yang dianut jerman timut.
Dalam perjalanan pemerintahannya, Jerman barat mengalami perkembangan yang jauh lebih pesat daripada Jerman timur. Oleh sebab itu, banyak orang Jerman timur yang memutuskan untuk hijrah ke Jerman barat. Namun karena saat itu terjadi perang dingin antara Amerika dan Uni Soviet, Uni soviet merasa tersinggung dengan adanya orang-orang pindah ke Jerman Barat. Kerena itu Uni soviet mendanai dan mendukung untuk membangun sebuah tembok yang berada di kota berlin yang menyebabkan terbelahnya kota itu.
Selain itu di tembok ini, uni soviet juga menyiagakan tentaranya agar menembaki orang-orang yang masih berani untuk menyebrang. Kemudian tembok ini sangat dikenal orang sebagai simbol bagi perang dingin

1)             Perkembangan Teknologi Persenjataan
Persaingan yang paling mencolok dalam masa perang dingin adalah dibidang militer. Kedua negara adidaya itu saling berlomba menciptakan berbagai senjata yang mutakhir dan mematikan, misalnya bom.
Bom adalah senjata ledak yang lazim digunakan dalam perang. Bom terdiri atas wadah logam yang diisi dengan bahan peledak atau bahan kimia yang bisa melukai dan menewaskan orang serta merusak gedung, bangunan dan benda-benda lain di sekitarnya.
Bom atom dibuat pertama kali oleh Amerika Serikat pada tanggal 16 Juli 1946 di alamo Gardo, New Moxico. Kemudian dipakai untuk menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Tenaga atom yang ditimbulkan bom ini akan menimbulkan radiasi yang dalam jumlah basar dapat berakibat fatal. Selain itu, debu radioaktif dan endapan dari awan yang tertiup dan berterbaran di daratan dapat mengakibatkan kerusakan tanaman serta membinasakan hewan dan manusia. Pada jangka panjang ledakan bom atom akan mengakibatkan kanker dan kematian pada manusia serta akan mengalami kerusakan genetis.
Pada tahun 1949 Uni Soviet juga berhasil menciptakan dan melakukan uji coba peledakan bom atomnya. Sehingga menimbulkan kecemasan pada Amerika Serikat dan berusaha mencari dan menciptakan bom tandingannya dan akhirnya berhasil menciptakan bom hidrogen. Bom hidrogen mendapatkan tenaga dari penggabungan inti-inti atom hidrogen berat deuteron. Ledakan yang ditimbulkan oleh bom hidrogen jauh lebih dahsyat dibanding bom atom karena bom ini akan menghasilkan bola api dan memunculkan awan cendawan. Bom hidrogen proses fusinya dapat dimanfaatkan untuk maksud pertahanan dan tujuan damai. Pada tahun 1953 Uni Soviet juga berhasil menciptakan dan mengembangkan bom hidrogennya.
Kedua negara adidaya ini berlomba-lomba menciptakan bom dan persenjataan nuklir. bom nuklir adalah sebuah bom yang memiliki daya ledak luar biasa yang berasal dari peristiwa pembelahan dan penggabungan inti-inti atom. Efek yang ditimbulkan merupakan akibat dari pelepasan energi yang sangat besar dalam waktu singkat. Persenjataan nuklir adalah persenjataan dalam kategori nonkonvensional yang daya ledaknya berasal dari energi yang dihasilkan oleh reaksi nuklir. Bom ini sangat membahayakan umat manusia.
Usaha untuk menyelesaikan Perang Dingin ini adalah dengan bekerja sama dalam bidang pertahanan dan keamanan. Organisasi pertahanan yang dibentuk selama Perang Dingin, seperti SEATO, ANZUS, NATO, dan Pakta Warsawa. Selain tiu juga dilakukan perundingan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet melalui Strategic Arms Talks (SALT) atau Perundingan Pembatasan Persenjataan Strategi dan Strategic Arms Reduction Treaty (START) atau Perundingan Pengurangan Persenjataan Strategi.
Perundingan SALT secara umum bertujuan untuk :
a)             Memperkecil kemungkinan terjadinya perang nuklir
b)             Apabila perang tidak dihindarkan, diharapkan akibatnya tidak terlalu menghancurkan
c)             Menghemat biaya pertahanan
d)            Mencegah terjadinya perlombaan senjata strategis

Bentuk persetujuan yang dicapai :
a)             Perjanjian Nonpoliferasi Nuklir (Nonpoliferation Treaty)
Dilaksanakan pada tahun 1968 yang diikuti oleh negara Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Soviet yang menyepakati bahwa mereka tidak akan menjual senjata nuklir atau memberikan informasi kapada negara-negara nonnuklir.
b)             Perundingan Pembatasan Persenjataan Strategi (Strategic Arms Talks/SALT I)
Ditandatangani oleh Richard Nixon, Presiden Amerika Serikat dan Leonid Breshnev, Sekjen Partai Komunis Uni Soviet pada tanggal 26 Mei 1972. Menyepakati untuk :
1.             pembatasan terhadap sistem pertahanan antipeluru kendali (Anti-Balistic Missiel=ABM)
2.             Pembatasan senjata-senjata ofensif strategis
c)             Perundingan Pengurangan Persenjataan Strategi (Strategic Arms Reduction Treaty /START)
Dilakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet pada tahun 1982 yang menyepakati bahwa kedua negara adidaya akan memusnahkan persenjataan nuklir yang dapat mencapai sasaran jarak menengah.
  
2)             Pengeksploitasian Ruang Angkasa
a)             Persaingan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet
Teknologi penerbangan antariksa terjadi ketika era Perang Dingin dan persaingan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet (Rusia). Teknologi roket yang merupakan dasar dari sistem penerbangan antariksa pada mulanya dikembangkan untuk keperluan persenjataan. Diciptakan oleh ilmuan Jerman bernama Wehrner Von Braun.
Rusia unggul lebih dahulu dengan keberhasilannya meluncurkan satelit yang pertama di dunia dengan nama Sputnik I pada 4 Oktober 1957 dan pada tanggal 31 Januari 1958 Amerika Serikat juga berhasil meluncurkan satelit pertamanya yang bernama Explorer serta pada tanggal 12 April 1961 Rusia kembali meluncurkan manusia pertama ke angkasa luar yang bernama Yuri Alekseyivich Gagarin, seorang mayor Angkata Udara Rusia yang meluncur dengan kapsul Vostok I. Kemudian disusul oleh Amerika Serikat yang meluncurkan astronaut pertamanya, Alan B Shepard dengan kapsul Mercury 7. Kemudian Amerika Serikat berhasil mengirim pesawat pengorbit pada tanggal 20 Februari 1962 dengan kapsul Friensip 7 yang diwakili oleh Letkol. John Herschel Glenn.
Rusia mengirim wahana tak berawak Lunik II pada 14 September ke bulan karena peralatannya rusak akibat hard landing jadi tidak mampu mengirim data apaun ke bumi. Pada Februari, Rusia juga mendaratkan wahananya Lunik IX secara Soft landingdi bulan. Sementara itu, Amerika Serikat juga berhasil melakukan pendaratan lunak pada tahun 1966. Setahun kemudian, berhasil mengirim gambar TV pertama dari permukaan bulan. Puncaknya pada 17 Juli 1969, ketika Neil Amstrong dan Edwin Aldrin adalah orang pertama yang menginjakkan kaki di bulan melalui misi Apollo 11. kemudian dilanjutkan dengan misi Apollo 12 (November 1969), Apollo 14 (Februari 1971), Apollo 15 (Agustus 1971), Apollo 16 (April 1972) dan Apollo 17 (Desember 1972). Sementara itu, Rusia pernah mengirim modul Lunkhod I pada 17 November 1970. Modul berupa robot yang dikendalikan dari bumi.
Persaingan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet terus berlanjut dalam bidang penguasaan ruang angkasa. Akibatnya, pengiriman misi berawak membutuhkan biaya yang sangat besar. Selain itu cara ini sangat beresiko karena jika terjadi kecelakaan di ruang angkasa akan mustahil untuk melakukan pertolongan. Maka pada tahun 1970-an, NASA mulai mengembangkan pesawat ulang-alik. Amerika Serikat kembali meluncurkan pesawat ulang-alik pertamanya, Columbia pada bulan Juni 1981. Pesawat ulang-alik Challenger meledak saat peluncuran pada tanggal 28 Februari 1986 dan menewaskan 7 orang awak. Kemudian juga terjadi kecelakaan yang menimpa Columbia I, Februari 2003, ketika itu pesawat meledak di udara sesaat setelah memasuki atmosfir bumi dalamproses pendaratan.
Rusia juga sempat mengembangkan pesawat ulang-aliknya sendiri yang barnama Buran (Badai Salju). Tahun 1988, Buran sempat diuji cobakan dalam sebuah penerbangan tanpa awak. Akibat dari krisis politik maupun ekonomi yang melanda Rusia akhirnya proyek ini dibubarkan. Pecahnya Uni Soviet membawa malapetaka bagi program antariksa Rusia.
Kini, Amerika Serikat dan Rusia bersama-sama dengan negara maju lainnya bahu-membahu mengembangkan Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station) . selain itu teknologi roket tidak lagi merupakan monopoli Amerika Serikat dan Rusia. Tercatat negara-negara seperti Jepang, India, Cina, dan Uni Eropa juga telah berhasil mengembangkan teknologi roketnya sendiri.
b)             Perkembangan di Cina
Cina berhasil mengirim manusia ke orbit dengan Roket Long March 2F yang membawa kapsul Shenzhou V. Roket Long March 2F merupakan kendaraan peluncur hasil pengmbangan para ilmuan Cina dan merupakan roket konvensional bertingkat tiga dengan empat roket tambahan pada tingkat pertama yang berfungsi sebagai booster.

c)             Perkembangan di Indonesia
Indonesia belum terlibat langsung dalam eksplorasi ruang angkasa, tetapi Indonesia sudah mempunyai pengalaman dalam pengeksploitasi teknologi ke antariksa. Pada tanggal 9 Juli 1976 indonesia berhasil meluncurkan satelit Palapa A1 dan pada tanggal 19 juni 1983 satelit Palapa B1 juga berhasil diluncurkan ke antariksa. Pada er 1980-an, Indonesia bahkan sempat menyiapkan astronautnya untuk mengikuti misi ulang-alik tetapi karena tejadi bencana Challenger misi ini dibatalkan. Pada tahun 2003, Indonesia juga mulai berancang-ancang membuat satelit mikro melalui kerja sama dengan Universitas Berlin, Jerman. Namun pengembangan roket ini kurang berhasil dan akhirnya dihentikan.

E.            Upaya Meredakan Perang Dingin
PBB membedakan beberapa cara intervensi untuk mencapai perdamaian. Selain bantuan kemanusiaan atau bantuan darurat yang dirancang untuk kebutuhan hidup bagi bangsa yang menderita supaya mereka tetap bisa bertahan hidup. Kategori-kategori utama intervensi perdamaian PBB ada tiga;
Pertama, menciptakan perdamaian (peace making) yaitu bentuk-bentuk intervensi untuk mengakhiri permusuhan dan menghasilkan kesepakatan melalui cara-cara diplomasi, politik dan bila diperlukan bisa menggunakan cara militer. Cara diplomatik disini bisa berupa negosiasi kesepakatan, konferensi perdamaian untuk mengakhiri pertentangan.
Kedua, menjaga perdamaian (peace keeping), yaitu intervensi pihak ketiga (PBB) untuk memisahkan pihak yang berperang dan menjaga situasi supaya terhindar dari segala bentuk kekerasan, kemudian memantau dan menegakkan kesepakatan, bila perlu dengan menggunakan kekerasan. Caranya mencakup pengawasan terhadap dihormatinya kesepakatan dan dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pengembangan diri yang disepakati.
Ketiga, menggalang perdamaian (peace building), yaitu usaha untuk menciptakan struktur perdamaian dalam kesetaraan dan keadilan bagi pihak-pihak yang berperang yang nantinya akan mengentaskan penyebab dari peperangan dan menyediakan beberapa alternatif penyelesaian. Disini PBB melaksanakan program-program yang dirancang untuk mengatasi penyebab konflik dan penderitaan dari masa lalu dan meningkatkan kestabilan dan keadilan jangka panjang. Kalau mengacu pada pandangan Johan Galtung, peace building bisa dipahami dalam dua pandangan. Pertama mengacu pada perubahan sosial dan pembangunan ekonomi yang nantinya akan mengurangi kesenjangan dan ketidak-adilan dalam masyarakat. Kedua, merupakan segala usaha untuk meningkatkan hubungan antar pihak yang bersengketa menuju pada peningkatan kepercayaan dan kerjasama, persepsi yang benar dan menciptakan sikap yang positif, dan keinginan politik yang kuat untuk secara konstruktif menghilangkan perbedaan diantara mereka.
PBB dalam menjalankan peranannya sebagai penjaga perdamaian tidaklah semuanya berjalan mulus dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Masih banyaknya korban sipil di wilayah konflik pada saat operasi perdamaian yang dilakukan PBB seperti di Bosnia Herzegovina telah mengundang banyak kritik tentang kapabilitas perlindungan kemanusiaan. Akan tetapi dibalik kerasnya kritik tersebut, pandangan yang meyakini bahwa hanya PBB-lah badan yang mampu mengkombinasikan politik, militer dan humanitarian intervention dalam rangka mengurangi dan mengurai misteri konflik harus diakui.
Operasi perdamaian yang diemban oleh PBB adalah bagian penting dari sebuah tugas besar yang dinamakan Resolusi Konflik. Ini mengindikasikan bahwa ada kesamaan suara antara misi perdamaian di satu pihak dengan proses akhir menuju perdamaian yang sebenarnya (durable peace) yaitu pengaplikasian resolusi konflik. Dalam kaitan antara misi perdamaian dengan resolusi konflik, PBB memang tidak banyak terlibat selama perang dingin. Banyak konflik-konflik yang penting tidak dibawa ke PBB, seperti misalnya persoalan yang dialami oleh negara atau wilayah yang menjadi terbelah karena perang dingin (Jerman, Austria, Berlin, China, Vietnam dan Korea). Begitu juga konflik internal dari masing-masing blok, seperti misalnya invasi Uni Soviet ke Hongaria dan Cekoslowakia.
Dengan demikian, kedua major power ini menempatkan bahwa manajemen konflik pada waktu itu berada dibawah kendali hubungan antar mereka. Kalaupun mereka bisa terlibat dalam wilayah konflik, pasti sebelumnya sudah melalui persetujuan terselubung antar mereka. Lebih parah lagi karena pada waktu Perang Dingin, hubungan antar dua blok diwarnai dengan persaingan persenjataan, isu nuklir, dan ideologi antar mereka, maka konflik-konflik yang terjadi selama Perang Dingin tidak tertangani dengan baik.
Perkembangan terakhir, terutama selepas Perang Dingin, juga menunjukkan adanya perubahan yang sangat signifikan berkenaan dengan besaran, fungsi-fungsi dan strategi dari misi perdamaian yang dijalankan PBB. Mekanisme kerja DK pada era Perang Dingin selalu menekankan pada sikap dan prinsip-prinsip imparsial, tidak menggunakan kekerasan (kekuatan militer), hanya memberikan perhatian pada pihak yang bersengketa agar mulai menuju dan mematuhi perjanjian perdamaian yang pernah disepakati. Akan tetapi sekarang DK tidak bisa lagi bertahan dengan mempertahankan mekanisme yang lama dalam keterlibatannya di daerah konflik.
Apa yang dulu dilakukan DK dalam mengelola konflik memang memiliki kelemahan dan menjadi sasaran kritik. DK banyak dituduh hampir tidak melakukan apa-apa di Bosnia, akan tetapi melakukan banyak hal di Somalia, dan bahkan dianggap terlalu over acting dalam menangani perang Irak-Kuwait yang menjelma menjadi perang Irak-AS.
Saat ini, semua kesalahan dan kritik yang konstruktif tersebut sudah dijadikan bahan evaluasi untuk langkah ke depan. Singkatnya, selepas Perang Dingin, PBB sudah tidak lagi mengenal model yang mengarahkan kebijakan dan aksi yang akan dilakukan.
Sebagai respon terhadap kritik tersebut, ada beberapa pemikiran baru yang nantinya membawa penyempurnaan bagi eksistensi peran DK dalam misinya menciptakan perdamaian baik dalam tingkat nasional maupun internasional. Beberapa kelemahan terdahulu sudah di evaluasi dan kini DK menuju pada doktrin baru yang akan mengkombinasikan pendekatan yang lebih sehat dan kuat dengan peningkatan misi perdamaian itu sendiri.
Biasanya sebuah misi perdamaian mengerahkan pasukan bersenjata kurang dari 10.000 personel, akan tetapi untuk kasus Kamboja dan juga misi ke Bosnia, pasukan yang terlibat jumlahnya mencapai 30.000 dan 60.000 personil. Lebih penting lagi, misi dari penjaga perdamaian sudah bergeser dari yang dulu hanya memonitor penempatan pasukan dan gencatan senjata, kini sudah sampai pada pengawasan Pemilu, nation building, serta fungsi-fungsi lainnya, termasuk taktik dan strategi menekan yang tidak lagi hanya mengandalkan collective enforcement actions.

F.            Pembatasan Senjata Nuklir
Sangat sulit untuk mengetahui secara pasti kapan upaya pengawasan senjata untuk pertama kali diperkenalkan. Namun, pada jaman Yunani kuno usaha pengawasan senjata sudah dilakukan (“Arms Control” dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Arms_control).   Pada waktu itu sudah dikenal ketentuan yang mengatur bagaimana perang harus dilakukan. Pelanggaran terhadap ketentuan itu akan membawa konsekwensi pengenaan denda  terhadap pihak pelanggar. Bahkan, bisa –bisa bentuk denda bagi si pelanggar itu berupa hukuman secara militer. Semenjak jaman Yunani kuno sampai munculnya Gereja Roma Katholik, tidak banyak  usaha yang dapat dikaitkan dengan pengawasan senjata. Hanya pada waktu itu gereja  dikenal, antara lain, berfungsi sebagai organisasi trans –national yang mengawasi senjata yang digunakan dalam peperangan. Pada tahun 1139 dikenal adanya ketentuan  yang  melindungi kekerasan terhadap sesama orang Kristen yang berupa  larangan penggunaan crossbows dalam masa perang. Sedang larangan penggunaan crossbows terhadap para pemeluk agama lain selain agama Kristen, belum dikenal pada waktu itu
Semakin modern peradaban manusia maka semakin berkembang pula persenjataan yang diproduksinya. Tragisnya, semakin berkembangnya persenjataan yang dihasilkan manusia,  maka semakin besar pula potensi kehancuran yang diakibatkannya. Hal ini dapat terealisir, manakala  peperangan sesama manusia terjadi.
Kekejaman akibat perang yang terjadi pada periode itu mendorong Negara untuk membuat aturan tertulis mengenai aturan berperang, perlakuan secara manusiawi terhadap para tawanan perang maupun  orang –orang yang terluka akibat perang. Orang –orang yang tidak terlibat dalam peperangan serta harta benda mereka memperoleh perlindungan hukum. Sejarah mencatat, bahwa sampai abad XIX, tidak banyak yang bisa dicatat menyangkut ketentuan –ketentuan baru dalam perjanjian pengawasan senjata. Hanya Perjanjian Strassbourg tahun 1675 yang berhasil dicatat dan dianggap penting mengingat ia merupakan perjanjian internasional pertama yang membatasi penggunaan senjata kimia. Perjanjian Strassbourg melarang penggunaan  peluru berracun. Perjanjian ini ditandatangani oleh Prancis dengan The Holy Roman Empire.
Pada jaman industry modern, traktat antara Amerika Serikat dengan Inggris/Kanada  yang dikenal dengan sebutan Traktat Rush – Bagot tahun 1817 dianggap sebagai  traktat  pengawasan senjata pertama. Traktat ini berisi ketentuan tentang demiliterisasi perbatasan  AS dengan Kanada sepanjang 3800 Km. Dengan ditandatanganinya traktat ini, maka kawasan the Great Lake dan Lake Champlain yang berada di kawasan Amerika Utara berhasil dijauhkan dari arena persaingan persenjataan angkatan laut (Morgentau 1985: 425). 
Munculnya revolusi industry di Eropa membawa konsekwensi bagi perkembangan industry persenjataan. Diakui, mekanisasi perlengkapan militer tidak dapat dihindarkan lagi. Senjata militer mempunyai kemampuan tembak jarak jauh dan tingkat ketepatan yang tinggi  serta sasaran yang luas.  Mekanisasi persenjataan ini memunculkan kekhawatiran para pemimpin dunia akan tingginya potensi kerusakan sebagai akibat adanya peperangan.  (Nantinya, pada waktu Perang Dunia I, kekhawatiran seperti ini betul –betul terjadi). Oleh karena itu, tidaklah mengherankan, apabila Tsar Nicholas II dari Rusia mengajak negara –negara yang ada di dunia pada waktu itu untuk membicarakan mekanisasi persenjataan serta berbagai akibat yang ditimbulkannya. Sebagai tindak lanjut akan adanya ajakan pemimpin Rusia tadi, maka pada tahun 1899, diselenggarakanlah Konferensi Den Haag I. Tidak kurang pemimpin dari 26 negara menghadiri konperensi itu dan mereka menandatangani Konvensi Den Haag. Konvensi itu mengatur tata cara menyatakan dan melaksanakan perang. Disamping itu, konvensi tadi juga mengatur penggunaan senjata modern. Tidak berhenti sampai disitu saja, konvensi itu juga menyetujui pembentukan Permanent Court of Arbitration.
 Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1907, diadakanlah Konferensi Den Haag II. Adapun tujuan konperensi tersebut adalah untuk mengamandemen serta menambah beberapa ketentuan yang tertuang dalam Konvensi Den Haag I. Sebetulnya, ada rencana untuk menyelenggarakan Konferensi Den Haag III; namun karena terjadi Perang Dunia I, maka rencana tersebut dibatalkan.
Diilhami oleh kekejaman yang terjadi pada masa  PD I dan banyaknya korban yang diakibatkannya, maka dibentuklah Liga Bangsa –Bangsa yang berfungsi mencegah terulangnya kembali perang dunia. Disamping itu, Liga Bangsa Bangsa didirikan dengan maksud membatasi serta memperkecil jumlah senjata yang diproduksi negara -negara. Namun demikian, upaya mencegah peperangan serta membatasi dan mengurangi jumlah senjata tidaklah berjalan dengan memuaskan. Perang masih tetap berlansungi di berbagai kawasan dunia dan pengembangan persenjataan tatap berjalan seperti semula. Setelah berdirinya Liga Bangsa Bangsa tadi, diselenggarakanlah berbagai konperensi yang berkaitan dengan pembatasan senjata angkatan laut. Konperensi bertujuan membatasi jumlah serta ukuran kapal perang yang dimiliki lima negara yang memiliki angkatan laut yang kuat.
Upaya pengawasan senjata selanjutnya, ditandai dengan Konperensi Jenewa tahun 1925 yang menghasilkan larangan penggunaan senjata kimia (gas beracun) pada waktu terjadi perang. Yang lebih spektakuler lagi adalah ditandatangani Pakta Kellog – Briand  tahun 1928. Pakta ini jauh lebih fundamental dari sekedar pengawasan senjata. Alasannya, pakta tersebut berisi ketentuan  penghentian perang sebagai instrument politik luar negeri suatu Negara.

G.           Berakhirnya Perang Dingin
a.              Berakhirnya perang dingin ditandai dengan pengurangan ketegangan antara pihak yang bertikai inilah yang disebut de etente.
b.             De Etente ditandai dengan peristiwa-peristiwa sebagai berikut:
1.             Isu berlimbaran dapat diselesaikan dalam meja perundingan pada tahun 1971.
2.             Inggris bergabung dengan MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa).
3.             Pada tahun 1973 negara Barat mulai menjalin hubungan dengan Cina.
4.             Amerika Serikat dan Uni Soviet menandatangani SALTdan dua tentang pembatasan persenjataan strategis.
5.             Presiden Ronal Regen meningkatkan persenjataan Balastik dan Nikair Purbacok melakukan persetujuan pembatasan nuklir Balastik 1997.
c.              Langkah-langkah yang dilakukan Nikair Pubacok untuk memperbaiki Uni Soviet sebagai berikut:
1.             Melalui Perestroika yang dilakukan Nikail Purbacok melalui pembaruan.
2.             Melalui Blasnosk yaitu melalui keterbukaan politik.
d.             Kebijakan reformasi politik dan ekonomi Purbacok menimbulkan pertentangan sosial dalam masyarakat sebagai berikut:
1.             Kelompok moderat menyetujui reformasi tetapi tetap menjalankan komunisme.
2.             Kelompok konservatif menentang reformasi dan mempertahankan komunisme.
3.             Kelompok radikal mendukung reformasi dan meninggalkan komunisme.
e.              Pertentangan dimenangkan oleh kelompok  radikal Boris Yelsin. Boris Yelsin gagal membendung semangat Pereteika dan Galnos yang mengakibatkan negara-negara bagian Uni Soviet banyak yang melepaskan diri menjadi negara merdeka.
f.              Tanggal 8 Desember 1991 secara resmi Uni Soviet dibubarkan dan bendera Rusia dikibarkan.

1.             Globalisasi
Globalisasi menurut Kamus Besar Bahasan Indonesia (KBBI) adalah proses masuk ke ruang lingkup dunia. Globalisasi berasal dari kata GLOBE/ GLOBAL, yaitu dunia atau bola dunia. Dapat pula diartikan sebagai hal-hal kejadian secara umum dan keseluruhan, yang berkaitan dengan dunia.
Sedangkan menurut Thomas L. Friedman, globlisasi memiliki dimensi ideology dan teknologi. Dimensi teknologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas sedangkan dimensi teknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia.
Tujuan globalisasi ada tiga macam, yaitu:
·                Mempercepat penyebaran informasi.
·                Mempermudah setiap orang memenuhi kebutuhan hidup.
·                Memberi kenyamanan dalam beraktifitas.
Ciri-ciri Globalisasi
·                Perubahan dalam konsep ruang dan waktu yang diakibatkan oleh perkembangan telepon genggam, televisi satelit dan internet.
·                Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung satu negara dengan negara lain
·                Peningkatan interaksi budaya antar negara melalui media massa
·                Munculnya masalah global yang menuntut dunia mengatasi masalah tersebut secara bersama.
Faktor-faktor pendorong globalisasi antara lain:
·                Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
·                Diterapkannya perdagangan bebas.
·                Liberalisasi keuangan internasional.
·                Meningkatnya hubungan antar negara.

Globalisasi merupakan salah satu hal yang harus dihadapi  oleh berbagai bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Sebagai anggota masyarakat dunia, Indonesia pasti tidak dapat dan tidak akan menutupi diri dari pergaulan internasional, karena antara negara satu dan negara lainnya pasti terjadi saling ketergantungan.
Adapun peristiwa-peristiwa dalam sejarah dunia yang meningkatkan proses globalisasi antara lain:
·                Ekspansi negara-negara Eropa ke belahan dunia lain.
·                Munculnya kolonialisme dan imperialisme.
·                Revolusi industri yang dapat mendorong pencarian barang hasil produksi.
·                Pertumbuhan kapitalisme, yaitu sistem dan paham ekonomi yang modalnya  bersumber dari modal pribadi atau modal perusahaan swasta dengan ciri persaingan dalam pasaran bebas.
·                Meningkatnya telekomunikasi dan transportasi berkat ditemukannya telepon genggam dan pesawat jet pasca Perang Dunia II.

2.             Perkembangan Teknologi Komunikasi Dan Informasi Di Indonesia
·                Teknologi Siaran
Sejak PELITA I (1969-1974) teknologi berupa siaran radio dan televisi telah diprogramkan. Memang sarana dan prasarana pada waktu itu belum ada atau belum memadai, namun dengan perkembangan teknologi siaran, seperti siaran langsung dari satelit dan pemancar ulang berdaya rendah, telah memungkinkan dicapainya seluruh pelosok tanah air. Teknologi ini terus berkembang sampai dengan PELITA berikutnya, yang kemudian berkembang dengan munculnya televisi swasta dan jaringan televisi siaran lokal.
·                Satelit Komunikasi
Sejak tahun 1976, Indonesia telah memasuki era informasi modern dengan beroperasinya SKSD PALAPA I. Sistem satelit komunikasi ini merupakan kebutuhan yang unik bagi Indonesia, karena keadaan dan letak geografisnya. Dasar pertimbangan pengembangan sistem ini adalah untuk keperluan pendidikan, penerangan, hiburan, pemerintahan, bisnis, pertahanan keamanan, dan perindustrian.
·                Komputer
Perkembangan perangkat keras komputer berlangsung sangat pesat. Selain daya muatnya yang semakin besar, kecepatan operasinya juga semakin tinggi. Jika sepuluh tahun yang lalu microprocessor komputer mampu mengakses memori dengan kecepatan perjutaan detik, maka saat ini kecepatannya sudah dihitung dengan permiiliar (nano) detik. Komputer meja atau personal computer saat ini sudah tidak dipandang sebagai barang mewah lagi, melainkan sebagai suatu kebutuhan yang esensial untuk dapat mengikuti kemajuan. Boleh dikatakan tidak ada satu kantorpun yang tidak memiliki dan mengoperasikan komputer.
·                Teknologi Video (Perekam Video)
Perkembangan dalam teknolofi video sejalan dengan perkembangan komunikasi dan komputer, meskipun orientasi utamanya adalah untuk keperluan hiburan.

Dex Bhuz

Tentang :

Terimakasih, telah membaca artikel mengenai Makalah Sejarah Tentang Hubungan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dengan Perang Dunia II Dan Perang Dingin. Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda. Mohon untuk memberikan 1+ pada , 1 Like pada Facebook, dan 1 Follow pada Twitter. Jika ada pertanyaan atau kritik dan saran silahkan tulis pada kotak komentar yang sudah disediakan.
Share Artikel


Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar