Ingin File Wordnya Langsung Klik [ Disini ]
Puji syukur kami
ucapkan kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat dan ridho – Nya kami dapat
menyelesaikan makalah PPKN tentang “PrestasiDiri” ini tanpa menemuai hambatan
yang berarti.
Kami juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah
mendukung terselesainya makalah ini.
Kami menyadari
bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, demi perbaikan
makalah ini di kemudian hari.
Demikian, kami
harap buku ini dapat dipergunakan sebaik – baiknya dan dapat memberikan manfaat
yang besar bagi kita senua. Amien.
Sausu , 08 April 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia hidup di muka bumi ini
tidak hanya untuk sekedar makan dan minum saja. Tetapi sebagai manusia harus
mempunyai aktivitas lainnya. Apakah hanya hidup untuk makan atau makan untuk
hidup? Semuanya tergantung pada diri individu masing-masing. Tetapi sebagaimana
dikemukakan oleh Robert J Tamasy, hidup di dalam dunia ini, upaya menunjukkan
keunggulan diri (self promotion) tidak hanya dianggap biasa, tetapi juga seolah
dianjurkanbahkan kita dituntut untuk melakukannya. Kita masih ingat sebagaimana
yang dikatakan Mohamad Ali ketika meraih gelar juara tinju dunia, dia berteriak
“Sayalah yang terbesar”. Ungkapan itu merupakan pernyataan kebanggaan akan keunggulan
diri dan prestasinya dalam olah raga tinju. Sebenarnya untuk berprestasi tidak
hanya di bidang olah raga, namun juga dalam bidang yang lain seperti seni atau
ilmu pengetahuan.
Pada bab ini kalian akan
mempelajari tentang prestasi diri bagi keunggulan bangsa, hubungan potensi diri
dan prestasi diri untuk berprestasi sesuai kemampuan dan peran serta dalam
berbagai aktivitas untuk mewujudkan prestasi diri sesuai kemampuan demi
keunggulan bangsa. Pada akhirnya kalian diharapkan dapat mewujudkan potensi diri
menjadi prestasi diri yang membanggakan bangsa.
B.
Permasalahan
1.
apa pengertian prestasi diri ?
2.
bagaimana cara untuk meraih prestasi
diri ?
3.
seberapa penting prestasi diri bagi
seseorang ?
C.
Tujuan
Untuk Memenuhi tugas mata Pelajaran PPKN
BAB II
PEMBAHASAN
Setiap bangsa di dunia ini tentu
memiliki kekhasan yang berbeda satu dengan yang lain. Tidak terkecuali dengan
bangsa dan negara Indonesia. Sejak berdirinya pada tanggal 17 Agustus 1945
bangsa Indonesia telah memiliki prestasi diri yang tidak sedikit. Prestasi diri
adalah suatu kebanggaan yang telah dimiliki/diraih oleh suatu bangsa. Prestasi
diri dapat dimiliki oleh individu maupun kelompok bahkan bangsa. Seperti
baru-baru ini Human Development Index Indonesia tahun 2007 menduduki peringkat
107 dunia, atau mengalami peningkatan prestasi dalam menangani korupsi dan
tidak lagi menjadi Negara terkorup seperti sebelumnya. Apakah mereka dapat
disebut telah berprestasi ?
Coba bandingkan pemahaman kalian
tentang aktivitas dan hubungannya dengan prestasi diri dengan paparan berikut
ini. Setiap manusia apapun profesinya tentu akan mempunyai keinginan untuk
berprestasi. Oleh karena dengan berprestasi seseorang akan dapat menilai apakah
dirinya sudah berhasil mencapai tujuan hidupnya atau tidak, juga untuk membawa
nama baik bangsa dan Negara jika memang bisa. Pengertian prestasi yaitu hasil
yang telah
Dicapai, dilakukan, diperoleh atau
dikerjakan. Prestasi tiap orang tidak akan sama, ada yang berprestasi dalam hal
:
•
melukis
•
berolahraga
•
irama musik
•
cepat menghitung
•
puisi
•
pemimpin
•
menyesuaikan diri
•
tampil menawan dan lain-lain
Manakah yang paling bagus
prestasinya? Tidak mungkin terjawab dengan tepat, karena masing-masing peristiwa
menampilkan “tokoh” yang memiliki kecerdasan dalam bentuk yang berbeda-beda.
Prestasi antara orang satu dengan lainnya tentu tidak akan sama, dan seseorang tidak
akan mungkin menjadi orang yang sama persis dengan orang yang dikagumi
prestasinya. Mengapa demikian? Pada hakikatnya manusia adalah individu ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa yang memiliki potensi diri yang berbeda satu dengan yang lainnya,
sehingga prestasi diri setiap orang tentu tidak akan sama. Itu sebabnya para
ahli berpendapat bahwa setiap siswa adalah individu yang unik (berbeda satu
dengan lainnya).
Sebagai Warga Negara Indonesia yang
baik maka setiap orang berusaha berprestasi demi keunggulan bangsa Indonesia
tercinta. Tentu sangat membanggakan jika kita dapat berprestasi seperti Taufik
Hidayat, Susi Susanti, Gita Gutawa Juara menyanyi di Mesir tahun 2007, Usman
Hasan Saputra, Hermawan Kertajaya, Prof Dr Ir BJ Habibie, Dahlan Iskan atau Ir
Ciputra, serta masih banyak lagi yang dapat dilihat dan disaksikan sendiri.
Semua berprestasi sesuai bidangnya masing-masing. Ada yang di bidang olah raga,
seni, budaya, maupun ilmu pengetahuan serta enterpreneur (wiraswasta). Mengapa
mereka dapat berprestasi di bidangnya, dan mengapa kita tidak atau belum mampu
berprestasi seperti mereka ?
Potensi berasal dari kata bahasa
Inggris to potent yang berarti keras, kuat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang
dimaksud potensi adalah kemampuan-kemampuan dan kualitas-kualitas yang dimiliki
oleh seseorang, namun belum dipergunakan secara maksimal.
Potensi merupakan suatu daya yang dimiliki oleh manusia,
tetapi daya tersebut masih terpendam dalam diri yang bersangkutan. Setiap
manusia pada dasrnya memiliki potensi, tetapi tidak setiap manusia berkehendak
dan mau bekerja keras untuk mendayagunakan potensi tersebut. Pengertian potensi
diri adalah kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai
kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi. Potensi diri adalah kemampuan
yang terpendam pada diri setiap orang, setiap orang memilikinya. Potensi diri
ada yang positif dan ada yang negatif.
Potensi diri yang positif seperti :
1.
memiliki idealisme
2.
dinamis dan kreatif
3.
keberanian mengambil resiko
4.
optimis dan kegairahan semangat
5.
kemandirian dan disiplin murni
6.
fisik yang kuat dan sehat
7.
sikap ksatria
8.
terampi dalam menerapkan iptek
9.
kompetitif
10.
daya pikir yang kuat
11.
memiliki bakat
Selain potensi diri yang positif setiap manusia juga
memiliki potensi diri yang negatif seperti:
1.
mudah diadu domba
2.
kurang berhati-hati
3.
emosional
4.
kurang percaya diri
5.
kurang mempunyai motivasi
ciri-ciri kreativitas dapat dilihat
dari seseorang yang memiliki rasa ingin tahu (sense of curiosity), kebutuhan
untuk berprestasi (need of achievement), dapat beradaptasi (adaptable) dan
memiliki kemampuan menempuh resiko. Prestasi diri merupakan perwujudan dari
bakat
dan kemampuan, dan akan optimal jika dikembangkan melalui
pendidikan dan pelatihan. Dalam kaitannya dengan anak berbakat dinamakan anak
lantip, Gardner memiliki pandangan yang berbeda, ia menyatakan bahwa “keberbakatan”
manusia bukanlah berdasarkan skor tes
standar semata, namun sebagai:
1.
Kemampuan untuk menyelesaikan masalah
yang terjadi dalam kehidupan manusia.
2.
Kemampuan untuk menghasilkan
persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan.
3.
Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau
menawarkan jasa yang akan menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang. Anak
berbakat (anak lantip) dibedakan dari anak jenius. Anak jenius disebut juga
anak berbakat taraf sangat tinggi (highly gifted) yang sangat jarang ditemukan
sedangkan anak berbakat banyak ditemukan di sekolahsekolah.
Ada
lima macam keberbakatan, yaitu
(1) keberbakatan
intelektual,
(2) keberbakatan
akademik,
(3) keberbakatan
kreatif,
(4) keberbakatan
kepemimpinan dan sosial, dan
(5)
keber-bakatan seni.
Analisis dari Bloom tentang lantip pada Peserta
Olympiade Science, bahwa :
Pertama, memiliki kemampuan luar biasa
tinggi untuk mencurahkan sejumlah besar waktu dan usaha untuk mencapai suatu
standar yang tinggi. Karakteristik ini telah ada pada usia 5 atau 8 tahun dan
menjadi semakin bertambah setelah orang-orang tersebut menerima pengajaran beberapa
tahun.
Kedua, memiliki sifat kompetitif
dengan teman sebaya dalam bidang talent tersebut dan memiliki kebulatan tekad untuk
melakukan yang terbaik. Ketiga, memiliki kemampuan belajar secara cepat tentang
teknik-teknik baru, ide-ide, dan proses dalam bidang talent tersebut.
Karakteristik lantip menurut Kitano dan Kirby memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
•
fisik yang menarik dan rapi dalam
penampilan;
•
diterima oleh mayoritas dari teman-teman
sebaya dan orang dewasa;
•
keterlibatan dalam beberapa kegiatan
sosial, mereka memberikan sumbangan positif dan konstruktif;
•
kecenderungan dipandang sebagai juru
pemisah dalam pertengkaran dan pengambil kebijakan oleh teman sebayanya;
•
memiliki kepercayaan tentang kesamaan
derajat semua orang (egalitarian) dan jujur;
•
perilakunya tidak defensif dan memiliki
tenggang rasa;
•
bebas dari tekanan emosi dan mampu
mengontrol ekspresi emosional sehingga relevan dengan situasi;
•
mampu mempertahankan hubungan abadi
dengan teman sebaya dan orang dewasa;
•
mampu merangsang perilaku produktif bagi
orang lain;
•
memiliki kapasitas yang luar biasa untuk
menanggulangi situasi sosial dengan cerdas, humor, dan pemahaman. Karakteristik
di atas biasanya dimiliki oleh mereka yang telah berprestasi. Prestasi akan mencapai
hasil yang bagus jika dalam situasi dan kondisi saat kesempatan pengembangan
bakat (lantip) dipenuhi.
Hal ini bisa diperoleh dari guru yang
memberikan peluang kepada siswa untuk berkembang potensinya secara optimal.
Kepribadian guru dapat membantu siswa untuk berprestasi antara lain :
1. Bersikap terbuka terhadap hal-hal baru
2. Peka terhadap perkembangan anak baik secara fisik
maupun psikis
3. Mempunyai pertimbangan luas dan dalam
4. Penuh pengertian
5. Mempunyai sifat toleransi
6. Mempunyai kreativitas yang tinggi
7. Bersikap ingin tahu
Selain memiliki kepribadian, guru juga
harus memiliki hubungan social dengan siswa yang dapat mendorong timbulnya
prestasi yaitu suka dan pandai bergaul dengan anak berbakat serta memahami
kesulitan yang dihadapi anak tersebut. Selain itu guru diharapkan dapat
menyesuaikan diri dan mudah bergaul serta mampu memahami dengancepat tingkah
laku anak berbakat tersebut.
Untuk anak berbakat memang harus
ada perhatian khusus dari guru karena kadang-kadang mereka bertindak berbeda
dengan teman lainnya. Misalnya bertanya secara kritis, meminta perhatian lebih
bahkan terkadang seperti melawan guru. Untuk itu kebesaran hati dari guru untuk
tidak bertindak negatif, tetapi malah lebih memperhatikan mereka sehingga dapat
memperlihatkan bakatnya.
Selain guru, peran orangtua juga
tidak kalah pentingnya dalam mengembangkan potensi diri yang dimiliki anak
untuk menjadi prestasi diri sesuai kemampuannya. Meskipun hak utama pengajaran
yang utama ada di tangan orangtua, tetapi alangkah baiknya jika orangtua tidak
memaksakan kehendak kepada anaknya untuk menjadi apa kelak. Orangtua seharusnya
bersikap demokratis dalam arti menyerahkan kepada anak mau menjadi apa kelak, tetapi
tetap di sampingnya untuk selalu mendampingi dan mengingatkannya jika mereka
salah. Orangtua selalu memberikan fasilitas, doa dan dorongan demi keberhasilan
anaknya.
Peran masyarakat juga tidak kalah
pentingnya, karena bagaimanapun hebatnya seseorang berprestasi jika tidak dapat
dirasakan manfaatnya secara langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat
tentu tidak bermakna. Berbeda jika hasil prestasi dirinya dapat dirasakan masyarakat
tentu akan lebih bermakna, seperti prestasi Tim bulutangkis Indonesia,
kemenangan Tim Olimpiade Fisika Indonesia maupun temuan Nutrisi Saputra oleh
Usman Hasan Saputra.
Peran masyarakat juga bisa dengan memberikan
dukungan dana dalam suatu prestasi yang dicapai seseorang, misalnya memberikan
bea siswa, hadiah, atau memberikan biaya penelitian sehingga menghasilkan suatu
prestasi. Semua merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan, seseorang yang
punya potensi diri akan mampu menunjukkan prestasi diri dengan motivasi yang
kuat dengan dukungan keluarga, guru dan masyarakat.
Peran guru bisa diganti oleh
pelatih maupun seseorang yang punya kepedulian seperti Yohanes Saputra dalam
Tim Olimpiade Fisika Indonesia ataupun Ir Ciputra dalam penelitian Nutrisi
Saputra oleh Umar Hasan Saputra. Kebutuhan untuk berprestasi terjemahan dari
need of achievement sebagaimana dikemukakan John Atkinson dan David Mc Clelland
pada tahun 1940-an. Kebutuhan berprestasi atau n-ach tercermin dari perilaku
individu yang selalu mengarah pada suatu standar keunggulan. Orang-orang yang
mempunyai perilaku seperti ini menyukai tugas-tugas yang menantang, tanggung
jawab secara pribadi, dan terbuka untuk umpan balik guna memperbaiki prestasi
inovatif-kreatifnya.
Hal inilah yang harus dimiliki oleh
seseorang supaya dapat berprestasi, jika dikaitkan dengan teori Maslow maka hal
ini dapat dikatakan merupakan kebutuhan aktualisasi diri. Tahap aktualisasi
diri menurut Andri Wongso merupakan proses realisasi potensi diri setelah kita
mampu melakukan tindakan-tindakan cepat, berani ambil resiko, dan mampu
mengambil pelajaran atas keberhasilan dan kegagalan kita. Dalam proses
perwujudan ini kita dituntut untuk melakukan segala sesuatunya secara
profesional, efektif, dan efisien. Sebab ini sangat berkaitan dengan peluang
atau kesempatan yang kita peroleh.
Berbagai upaya untuk mencapai
prestasi dapat dilakukan dengan cara-cara sebagaimana dikemukakan oleh
Sujiyanto yaitu :
1.
kreatif dan inovatif
2.
tanggung jawab
3.
bekerja keras
4.
memanfaatkan sumber daya
Salah satu tugas perkembangan yang
harus dikuasai remaja yang berada dalam fase perkembangan masa remaja adalah
memiliki keterampilan sosial (social skill) untuk dapat menyesuaikan diri
dengan kehidupan sehari-hari.
Keterampilan-keterampilan sosial tersebut meliputi:
1.
Kemampuan berkomunikasi
2.
Menjalin hubungan dengan orang lain
3.
Menghargai diri sendiri dan orang lain
4.
Mendengarkan pendapat atau keluhan dari
orang lain
5.
Memberi atau menerima feedback
6.
Memberi atau menerima kritik
7.
Bertindak sesuai norma dan aturan yang
berlaku.
Apabila keterampilan sosial dapat
dikuasai oleh remaja pada fase tersebut maka ia akan mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan sosialnya. Hal ini berarti pula bahwa sang remaja tersebut
mampu mengembangkan aspek psikososial dengan maksimal sehingga dia akan dapat
berprestasi.
Hasil studi Davis dan Forsythe,
dalam kehidupan remaja terdapat delapan aspek yang menuntut keterampilan sosial
(social skill) yaitu:
1.
Keluarga
2.
Lingkungan
3.
Kepribadian
4.
Rekreasi
5.
Pergaulan dengan lawan jenis
6.
Pendidikan/sekolah
7.
Persahabatan dan solidaritas kelompok
8.
Lapangan Kerja
Hubungannya dengan prestasi diri
maka seorang remaja dalam pengembangan aspek psikososialnya, harus dapat
dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kondisi yang kondusif
sehingga membuat tercapainya prestasi diri.
Di bawah ini adalah beberapa hal
yang dapat berpengaruh bagi pengembangan aspek psikososial remaja:
1.
keluarga
2.
lingkungan
3.
kepribadian
4.
rekreasi
5.
pergaulan dengan lawan jenis
6.
pendidikan
7.
persahabatan dan solidaritas kelompok
8.
meningkatkan kemampuan penyusuaian diri
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah
bahwa kita harus mencapai prestasi setinggi tingginya tak peduli sesulit
apapun. Termasuk untuk kita generasi muda, kitalah yang wajib mengangkat
derajat bangsa ini dimata dunia baik berprestasi dalam bidang politik ataupun
olahraga dan lain lain.
B.
Saran
penulis hanya bisa menyarankan
semoga para pembaca dapat lebih termotivasi untuk menggapai prestasi setinggi
tingginya. Tak ada yang sulit jika kita punya motivasi dan semangat yang cukup,
lakukan segalanya sesuai kemampuan dan tak usah memaksakan diri jika memang tak
mampu untuk meraih itu, berprestasilah dibidang yang kalian minati karena Pada
hakikatnya manusia adalah individu ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki
potensi diri yang berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga prestasi diri
setiap orang tentu tidak akan sama. Itu sebabnya para ahli berpendapat bahwa
setiap siswa adalah individu yang unik
DAFTAR PUSTAKA
Depepdiknas, contextual teaching and learning
pendidikan kewarganegaraan
0 komentar:
Posting Komentar