0

Makalah PPKN Tentang Prestasi Diri

Jumat, 03 Februari 2017
Share this Article on :

Ingin File Wordnya Langsung Klik [ Disini ]
Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat dan ridho – Nya kami dapat menyelesaikan makalah PPKN tentang “PrestasiDiri ini tanpa menemuai hambatan yang berarti.
Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung terselesainya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, demi perbaikan makalah ini di kemudian hari.
Demikian, kami harap buku ini dapat dipergunakan sebaik – baiknya dan dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita senua. Amien.

Sausu , 08 April 2016


Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latarbelakang
Manusia hidup di muka bumi ini tidak hanya untuk sekedar makan dan minum saja. Tetapi sebagai manusia harus mempunyai aktivitas lainnya. Apakah hanya hidup untuk makan atau makan untuk hidup? Semuanya tergantung pada diri individu masing-masing. Tetapi sebagaimana dikemukakan oleh Robert J Tamasy, hidup di dalam dunia ini, upaya menunjukkan keunggulan diri (self promotion) tidak hanya dianggap biasa, tetapi juga seolah dianjurkanbahkan kita dituntut untuk melakukannya. Kita masih ingat sebagaimana yang dikatakan Mohamad Ali ketika meraih gelar juara tinju dunia, dia berteriak “Sayalah yang terbesar”. Ungkapan itu merupakan pernyataan kebanggaan akan keunggulan diri dan prestasinya dalam olah raga tinju. Sebenarnya untuk berprestasi tidak hanya di bidang olah raga, namun juga dalam bidang yang lain seperti seni atau ilmu pengetahuan.
Pada bab ini kalian akan mempelajari tentang prestasi diri bagi keunggulan bangsa, hubungan potensi diri dan prestasi diri untuk berprestasi sesuai kemampuan dan peran serta dalam berbagai aktivitas untuk mewujudkan prestasi diri sesuai kemampuan demi keunggulan bangsa. Pada akhirnya kalian diharapkan dapat mewujudkan potensi diri menjadi prestasi diri yang membanggakan bangsa.

B.            Permasalahan
1.             apa pengertian prestasi diri ?
2.             bagaimana cara untuk meraih prestasi diri ?
3.             seberapa penting prestasi diri bagi seseorang ?

C.           Tujuan
Untuk Memenuhi tugas mata Pelajaran PPKN
       
BAB II
PEMBAHASAN
A.           PrestasiDiri Bagi Keunggulan Bangsa
Setiap bangsa di dunia ini tentu memiliki kekhasan yang berbeda satu dengan yang lain. Tidak terkecuali dengan bangsa dan negara Indonesia. Sejak berdirinya pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia telah memiliki prestasi diri yang tidak sedikit. Prestasi diri adalah suatu kebanggaan yang telah dimiliki/diraih oleh suatu bangsa. Prestasi diri dapat dimiliki oleh individu maupun kelompok bahkan bangsa. Seperti baru-baru ini Human Development Index Indonesia tahun 2007 menduduki peringkat 107 dunia, atau mengalami peningkatan prestasi dalam menangani korupsi dan tidak lagi menjadi Negara terkorup seperti sebelumnya. Apakah mereka dapat disebut telah berprestasi ?
Coba bandingkan pemahaman kalian tentang aktivitas dan hubungannya dengan prestasi diri dengan paparan berikut ini. Setiap manusia apapun profesinya tentu akan mempunyai keinginan untuk berprestasi. Oleh karena dengan berprestasi seseorang akan dapat menilai apakah dirinya sudah berhasil mencapai tujuan hidupnya atau tidak, juga untuk membawa nama baik bangsa dan Negara jika memang bisa. Pengertian prestasi yaitu hasil yang telah
Dicapai, dilakukan, diperoleh atau dikerjakan. Prestasi tiap orang tidak akan sama, ada yang berprestasi dalam hal :
                melukis
                berolahraga
                irama musik
                cepat menghitung
                puisi
                pemimpin
                menyesuaikan diri
                tampil menawan dan lain-lain
Manakah yang paling bagus prestasinya? Tidak mungkin terjawab dengan tepat, karena masing-masing peristiwa menampilkan “tokoh” yang memiliki kecerdasan dalam bentuk yang berbeda-beda. Prestasi antara orang satu dengan lainnya tentu tidak akan sama, dan seseorang tidak akan mungkin menjadi orang yang sama persis dengan orang yang dikagumi prestasinya. Mengapa demikian? Pada hakikatnya manusia adalah individu ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki potensi diri yang berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga prestasi diri setiap orang tentu tidak akan sama. Itu sebabnya para ahli berpendapat bahwa setiap siswa adalah individu yang unik (berbeda satu dengan lainnya).
Sebagai Warga Negara Indonesia yang baik maka setiap orang berusaha berprestasi demi keunggulan bangsa Indonesia tercinta. Tentu sangat membanggakan jika kita dapat berprestasi seperti Taufik Hidayat, Susi Susanti, Gita Gutawa Juara menyanyi di Mesir tahun 2007, Usman Hasan Saputra, Hermawan Kertajaya, Prof Dr Ir BJ Habibie, Dahlan Iskan atau Ir Ciputra, serta masih banyak lagi yang dapat dilihat dan disaksikan sendiri. Semua berprestasi sesuai bidangnya masing-masing. Ada yang di bidang olah raga, seni, budaya, maupun ilmu pengetahuan serta enterpreneur (wiraswasta). Mengapa mereka dapat berprestasi di bidangnya, dan mengapa kita tidak atau belum mampu berprestasi seperti mereka ?

Potensi berasal dari kata bahasa Inggris to potent yang berarti keras, kuat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang dimaksud potensi adalah kemampuan-kemampuan dan kualitas-kualitas yang dimiliki oleh seseorang, namun belum dipergunakan secara maksimal.
Potensi merupakan suatu daya yang dimiliki oleh manusia, tetapi daya tersebut masih terpendam dalam diri yang bersangkutan. Setiap manusia pada dasrnya memiliki potensi, tetapi tidak setiap manusia berkehendak dan mau bekerja keras untuk mendayagunakan potensi tersebut. Pengertian potensi diri adalah kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi. Potensi diri adalah kemampuan yang terpendam pada diri setiap orang, setiap orang memilikinya. Potensi diri ada yang positif dan ada yang negatif.
Potensi diri yang positif seperti :
1.             memiliki idealisme
2.             dinamis dan kreatif
3.             keberanian mengambil resiko
4.             optimis dan kegairahan semangat
5.             kemandirian dan disiplin murni
6.             fisik yang kuat dan sehat
7.             sikap ksatria
8.             terampi dalam menerapkan iptek
9.             kompetitif
10.         daya pikir yang kuat
11.         memiliki bakat
Selain potensi diri yang positif setiap manusia juga memiliki potensi diri yang negatif seperti:
1.             mudah diadu domba
2.             kurang berhati-hati
3.             emosional
4.             kurang percaya diri
5.             kurang mempunyai motivasi

ciri-ciri kreativitas dapat dilihat dari seseorang yang memiliki rasa ingin tahu (sense of curiosity), kebutuhan untuk berprestasi (need of achievement), dapat beradaptasi (adaptable) dan memiliki kemampuan menempuh resiko. Prestasi diri merupakan perwujudan dari bakat
dan kemampuan, dan akan optimal jika dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan. Dalam kaitannya dengan anak berbakat dinamakan anak lantip, Gardner memiliki pandangan yang berbeda, ia menyatakan bahwa “keberbakatan” manusia bukanlah berdasarkan skor tes
standar semata, namun sebagai:
1.             Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia.
2.             Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan.
3.             Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang akan menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang. Anak berbakat (anak lantip) dibedakan dari anak jenius. Anak jenius disebut juga anak berbakat taraf sangat tinggi (highly gifted) yang sangat jarang ditemukan sedangkan anak berbakat banyak ditemukan di sekolahsekolah.
Ada lima macam keberbakatan, yaitu
(1)   keberbakatan intelektual,
(2)   keberbakatan akademik,
(3)   keberbakatan kreatif,
(4)   keberbakatan kepemimpinan dan sosial, dan
(5)   keber-bakatan seni.
Analisis dari Bloom tentang lantip pada Peserta Olympiade Science, bahwa :
Pertama, memiliki kemampuan luar biasa tinggi untuk mencurahkan sejumlah besar waktu dan usaha untuk mencapai suatu standar yang tinggi. Karakteristik ini telah ada pada usia 5 atau 8 tahun dan menjadi semakin bertambah setelah orang-orang tersebut menerima pengajaran beberapa tahun.
Kedua, memiliki sifat kompetitif dengan teman sebaya dalam bidang talent tersebut dan memiliki kebulatan tekad untuk melakukan yang terbaik. Ketiga, memiliki kemampuan belajar secara cepat tentang teknik-teknik baru, ide-ide, dan proses dalam bidang talent tersebut.
Karakteristik lantip menurut Kitano dan Kirby memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
                fisik yang menarik dan rapi dalam penampilan;
                diterima oleh mayoritas dari teman-teman sebaya dan orang dewasa;
                keterlibatan dalam beberapa kegiatan sosial, mereka memberikan sumbangan positif dan konstruktif;
                kecenderungan dipandang sebagai juru pemisah dalam pertengkaran dan pengambil kebijakan oleh teman sebayanya;
                memiliki kepercayaan tentang kesamaan derajat semua orang (egalitarian) dan jujur;
                perilakunya tidak defensif dan memiliki tenggang rasa;
                bebas dari tekanan emosi dan mampu mengontrol ekspresi emosional sehingga relevan dengan situasi;
                mampu mempertahankan hubungan abadi dengan teman sebaya dan orang dewasa;
                mampu merangsang perilaku produktif bagi orang lain;
                memiliki kapasitas yang luar biasa untuk menanggulangi situasi sosial dengan cerdas, humor, dan pemahaman. Karakteristik di atas biasanya dimiliki oleh mereka yang telah berprestasi. Prestasi akan mencapai hasil yang bagus jika dalam situasi dan kondisi saat kesempatan pengembangan bakat (lantip) dipenuhi.
Hal ini bisa diperoleh dari guru yang memberikan peluang kepada siswa untuk berkembang potensinya secara optimal. Kepribadian guru dapat membantu siswa untuk berprestasi antara lain :
1. Bersikap terbuka terhadap hal-hal baru
2. Peka terhadap perkembangan anak baik secara fisik maupun psikis
3. Mempunyai pertimbangan luas dan dalam
4. Penuh pengertian
5. Mempunyai sifat toleransi
6. Mempunyai kreativitas yang tinggi
7. Bersikap ingin tahu
Selain memiliki kepribadian, guru juga harus memiliki hubungan social dengan siswa yang dapat mendorong timbulnya prestasi yaitu suka dan pandai bergaul dengan anak berbakat serta memahami kesulitan yang dihadapi anak tersebut. Selain itu guru diharapkan dapat menyesuaikan diri dan mudah bergaul serta mampu memahami dengancepat tingkah laku anak berbakat tersebut.
Untuk anak berbakat memang harus ada perhatian khusus dari guru karena kadang-kadang mereka bertindak berbeda dengan teman lainnya. Misalnya bertanya secara kritis, meminta perhatian lebih bahkan terkadang seperti melawan guru. Untuk itu kebesaran hati dari guru untuk tidak bertindak negatif, tetapi malah lebih memperhatikan mereka sehingga dapat memperlihatkan bakatnya.
Selain guru, peran orangtua juga tidak kalah pentingnya dalam mengembangkan potensi diri yang dimiliki anak untuk menjadi prestasi diri sesuai kemampuannya. Meskipun hak utama pengajaran yang utama ada di tangan orangtua, tetapi alangkah baiknya jika orangtua tidak memaksakan kehendak kepada anaknya untuk menjadi apa kelak. Orangtua seharusnya bersikap demokratis dalam arti menyerahkan kepada anak mau menjadi apa kelak, tetapi tetap di sampingnya untuk selalu mendampingi dan mengingatkannya jika mereka salah. Orangtua selalu memberikan fasilitas, doa dan dorongan demi keberhasilan anaknya.
Peran masyarakat juga tidak kalah pentingnya, karena bagaimanapun hebatnya seseorang berprestasi jika tidak dapat dirasakan manfaatnya secara langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat tentu tidak bermakna. Berbeda jika hasil prestasi dirinya dapat dirasakan masyarakat tentu akan lebih bermakna, seperti prestasi Tim bulutangkis Indonesia, kemenangan Tim Olimpiade Fisika Indonesia maupun temuan Nutrisi Saputra oleh Usman Hasan Saputra.
Peran masyarakat juga bisa dengan memberikan dukungan dana dalam suatu prestasi yang dicapai seseorang, misalnya memberikan bea siswa, hadiah, atau memberikan biaya penelitian sehingga menghasilkan suatu prestasi. Semua merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan, seseorang yang punya potensi diri akan mampu menunjukkan prestasi diri dengan motivasi yang kuat dengan dukungan keluarga, guru dan masyarakat.
Peran guru bisa diganti oleh pelatih maupun seseorang yang punya kepedulian seperti Yohanes Saputra dalam Tim Olimpiade Fisika Indonesia ataupun Ir Ciputra dalam penelitian Nutrisi Saputra oleh Umar Hasan Saputra. Kebutuhan untuk berprestasi terjemahan dari need of achievement sebagaimana dikemukakan John Atkinson dan David Mc Clelland pada tahun 1940-an. Kebutuhan berprestasi atau n-ach tercermin dari perilaku individu yang selalu mengarah pada suatu standar keunggulan. Orang-orang yang mempunyai perilaku seperti ini menyukai tugas-tugas yang menantang, tanggung jawab secara pribadi, dan terbuka untuk umpan balik guna memperbaiki prestasi inovatif-kreatifnya.
Hal inilah yang harus dimiliki oleh seseorang supaya dapat berprestasi, jika dikaitkan dengan teori Maslow maka hal ini dapat dikatakan merupakan kebutuhan aktualisasi diri. Tahap aktualisasi diri menurut Andri Wongso merupakan proses realisasi potensi diri setelah kita mampu melakukan tindakan-tindakan cepat, berani ambil resiko, dan mampu mengambil pelajaran atas keberhasilan dan kegagalan kita. Dalam proses perwujudan ini kita dituntut untuk melakukan segala sesuatunya secara profesional, efektif, dan efisien. Sebab ini sangat berkaitan dengan peluang atau kesempatan yang kita peroleh.
Berbagai upaya untuk mencapai prestasi dapat dilakukan dengan cara-cara sebagaimana dikemukakan oleh Sujiyanto yaitu :
1.             kreatif dan inovatif
2.             tanggung jawab
3.             bekerja keras
4.             memanfaatkan sumber daya

Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja yang berada dalam fase perkembangan masa remaja adalah memiliki keterampilan sosial (social skill) untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari.
Keterampilan-keterampilan sosial tersebut meliputi:
1.             Kemampuan berkomunikasi
2.             Menjalin hubungan dengan orang lain
3.             Menghargai diri sendiri dan orang lain
4.             Mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain
5.             Memberi atau menerima feedback
6.             Memberi atau menerima kritik
7.             Bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku.

Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh remaja pada fase tersebut maka ia akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Hal ini berarti pula bahwa sang remaja tersebut mampu mengembangkan aspek psikososial dengan maksimal sehingga dia akan dapat berprestasi.
Hasil studi Davis dan Forsythe, dalam kehidupan remaja terdapat delapan aspek yang menuntut keterampilan sosial (social skill) yaitu:
1.             Keluarga
2.             Lingkungan
3.             Kepribadian
4.             Rekreasi
5.             Pergaulan dengan lawan jenis
6.             Pendidikan/sekolah
7.             Persahabatan dan solidaritas kelompok
8.             Lapangan Kerja

Hubungannya dengan prestasi diri maka seorang remaja dalam pengembangan aspek psikososialnya, harus dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kondisi yang kondusif sehingga membuat tercapainya prestasi diri.
Di bawah ini adalah beberapa hal yang dapat berpengaruh bagi pengembangan aspek psikososial remaja:
1.             keluarga
2.             lingkungan
3.             kepribadian
4.             rekreasi
5.             pergaulan dengan lawan jenis
6.             pendidikan
7.             persahabatan dan solidaritas kelompok
8.             meningkatkan kemampuan penyusuaian diri



BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa kita harus mencapai prestasi setinggi tingginya tak peduli sesulit apapun. Termasuk untuk kita generasi muda, kitalah yang wajib mengangkat derajat bangsa ini dimata dunia baik berprestasi dalam bidang politik ataupun olahraga dan lain lain.

B.            Saran
penulis hanya bisa menyarankan semoga para pembaca dapat lebih termotivasi untuk menggapai prestasi setinggi tingginya. Tak ada yang sulit jika kita punya motivasi dan semangat yang cukup, lakukan segalanya sesuai kemampuan dan tak usah memaksakan diri jika memang tak mampu untuk meraih itu, berprestasilah dibidang yang kalian minati karena Pada hakikatnya manusia adalah individu ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki potensi diri yang berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga prestasi diri setiap orang tentu tidak akan sama. Itu sebabnya para ahli berpendapat bahwa setiap siswa adalah individu yang unik

DAFTAR PUSTAKA
Depepdiknas, contextual teaching and learning pendidikan kewarganegaraan


Dex Bhuz

Tentang :

Terimakasih, telah membaca artikel mengenai Makalah PPKN Tentang Prestasi Diri. Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda. Mohon untuk memberikan 1+ pada , 1 Like pada Facebook, dan 1 Follow pada Twitter. Jika ada pertanyaan atau kritik dan saran silahkan tulis pada kotak komentar yang sudah disediakan.
Share Artikel


Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar