Ingin File Wordnya Langsung Klik [ Disini ]
BAB
I
PENDAHULUAN
Padang MT Bike Berdiri tanggal 16 agustus 2011.
Berawal dari satu hobi yaitu bersepeda di alam bebas. Karena sering bertemu
dalam suatu tempat yaitu batu busuak untuk melakukan kegiatan alam dengan
menggunakan sepeda. Akhirnya kawan-kawan yang memiliki hobi menjelajah dengan
sepeda ini berkumpul dan melakukan kegiatan bersama. Karena sering berkumpul dan melakukan
kegiatan bersama inilah maka di buat wadah dalam bentuk organisasi sepeda.
Pada rencana berdirinya kawan-kawan yang ikut dalam
wadah ini cukup kesulitan membuat nama organisasi yang memiliki
karakteristik yang cocok dengan
kepribadian yang diinginkan organisasi yaitu hobi bersepeda, suka olahraga,
tidak melihat kepada status social, tidak mementingkan suku, ras dan agama.
Pada akhirnya dapatlah sebuah nama yaitu Padang
MT-Bike. Kalau secara harfiah di artikan sebagai Padang Montain Bike, sesuai
dengan karakteristik kegiatan dan sepeda
yang di pakai. Tapi dibalik nama itu tersimpan makna lain, yaitu Padang MASTER
Bike, mengapa Padang Master Bike ?
karena pada awal berdirinya organisasi ini didirikan oleh para senior yang
telah lama dan berpengalaman bergelut dalam bidang sepeda Gunung ini. Pada pertama kali didirikan para anggota
Padang MT-bike ini di panggil dengan sebutan Master. Seperti Master 1, Master
2, Master 3, dst.
Sebagian dari
anggota Padang MT-Bike ini sebelumnya juga pernah ikut dengan klub-klub
sepeda lain yang ada di Sumatera Barat, atau dari komunitas-komunitas sepeda
gunung yang anggotanya masih kecil, seperti rombongan perusahaan yang
anggotanya kurang dari 10 orang.
Tercatat ada beberapa klub sepeda kecil yang
bergabung dengan Padang MT-Bike ini seperti Track, Toko M. Zaini, Toko Aden,
Bengse, Bonanza, Percetakan, dll. Jadi
Padang MT-Bike ini adalah komunitas pencinta sepeda yang mereka sebelumnya
terbagi atas kelompok-kelompok kecil. Dan kebanyakan dari anggota-anggota
Padang MT-Bike pernah aktif di klub-klub
sepeda dan pencinta alam yang ada di Sumbar.
Adapun spesifikasi dari kegiatan klub ini adalah
offroad, road country dan adventure,
sehingga bukan hanya orang yang ada di dalam nya saja yang seperti pelangi,
akan tetapi track nya juga bervariasi, karena bukan hanya rute mendaki, menurun
atau jalan raya saja yang mereka pakai untuk kegiatannya. Akan tetapi juga
seluruh track, sehingga kegiatannya lebih berwarna dan variatif.
Selain itu klub ini juga menekankan untuk memiliki
rasa social yang tinggi. Apabila ada
anggota Padang MT-Bike mengalami kesulitan dalam melaksanakan kegiatannya, maka
kewajiban atas nya akan digugurkan asal anggota ini bisa ikut kegiatan klub
ini. Dengan arti menjunjung tinggi
sportivitas dan kesetiakawanan.
B.
Tujuan
a)
Mengetahui Sepeda
gunung lebih terperinci
b)
Maanfaat sepeda gunung
serta ke unikan sepeda gunung
BAB
II
PEMBAHASAN
Olahraga sepeda gunung dimulai pada 1970-an di California, Amerika Serikat. Gunung Tamalpais, lebih dikenal dengan Mt. Tam secara luas dianggap sebagai tempat asal olahraga sepeda gunung. Tokoh-tokoh yang dikenal sebagai pendiri olahraga sepeda gunung antara lain Joe Breeze, Gary Fisher, Charlie Cunningham, Keith Bontrager dan Tom Ritchey yang mengalihkan sepeda jenis penjelajah dan sepeda berban balon menjadi mesin bertenaga manusia yang mampu melewati berbagai kondisi jalan. Penemu olahraga sepeda gunung adalah pesepeda downhill murni. Mereka mengangkut sepeda ke atas gunung dengan truk dan berpacu menuruni bukit (downhill). Mereka menggunakan rem coaster dalam rangka mengurangi kecepatan di turunan. Namun, rem jenis ini menjadi panas selama jalur menurun sehingga mereka harus melumuri kembali dengan pelumas sebelum jalur turunan berikutnya. Mekanisme rem ini kemudian digantikan dengan rem cantilever yang lebih ringan dan kuat. Pada saat yang sama, para pesepeda merasa mereka perlu mendaki bukit atau gunung untuk menikmati berkendara di tanjakan, maka lahirlah sepeda dengan multi-speed dilengkapi persneling dan gigi sebagai bantuan mendaki bukit dan gunung bagi pesepeda.
Banyak yang berubah
setelah 1970-an. Popularitas berkembang dan banyak perusahaan mengambil langkah
untuk menyatakan perhatian. Sekarang, komponen khusus untuk sepeda gunung telah
dikembangkan untuk performa sepeda gunung yang lebih baik. Seseorang bisa
menggunakan sepeda suspensi penuh dengan cakram rem lebih murah dibanding road
bike berkaliber sama. Meningkatnya jumlah pembalap profesional membantu
perkembangan teknologi sepeda gunung. Seiring meningkatnya level kompetisi,
level performa sepeda gunung juga meningkat, memastikan pesepeda level amatir
mengendarai sepeda berteknologi siap lomba dengan harga terjangkau.
Selama awal 1990-an,
para juara seperti John Tomac dan Ned Overend mendominasi ajang lomba sepeda
gunung. Di tahun 1996, event sepeda gunung pertama Atlanta Olympic
diselenggarakan. Juaranya adalah Bart Jan Brentjens dari Belanda. Pada 1995,
game ekstrim pertama diselenggarakan di berbagai kota di Amerika. Salah satunya
adalah ajang Downhill Mountain Biking. Di 1997, Winter X-Games lahir, tentu
dengan lomba sepeda gunung juga.
Dibanding kegiatan luar
ruang lainnya, olahraga dan rekreasi sepeda gunung tergolong baru. Sejak
1970-an, banyak aspek sepeda gunung dikembangkan dan diperbaiki orang seiring
ditemukannya berbagai gaya mengendarai sepeda gunung mereka. Sebagai tambahan,
ratusan jenis dan macam peralatan dan perlengkapan tersedia di pasaran untuk
memenuhi kebutuhan ribuan peminat. Evolusi tak terhindarkan ini memantapkan
jalan para pesepeda gunung untuk menikmati olahraga sepeda gunung secara lebih
baik dan bagi banyak orang untuk mencoba olahraga menakjubkan ini.
Saat ini banyak
diantara kita yang menggandrungi olahraga ekstrim yang menguras adrenalin,
salah satu olahraga ekstrim yang menguras adrenalin tersebut adalah olahraga
sepeda gunung.
Olahraga ini tidak
terpaku oleh berbagai latar belakang dan usia karena semua kalangan bisa
menikmatinya, namun karena olahraga ini termasuk ke dalam olahraga yang
menuntut keterampilan maka dibutuhkan skill dan keahlian mendasar agar kita
terhindar dari hal-hal buruk yang bisa terjadi dalam olahraga sepeda gunung
yang memiliki medan yang sulit dan berbahaya.
Hal pertama yang harus
dipelajari dalam belajar mengemudikan sepeda gunung adalah shifting atau
perpindahan gigi, cara shifting yang baik adalah dengan mengambil tekanan pedal
serta lembut saat melakukan shifting jangan memaksakan shifting karena akan
bisa merusak sepeda.
tips-cara-bersepeda-gunung-pemulaHal
yang kedua yang perlu dipelajari adalah spinning, satu hal ini memang tidak
bisa dilakukan hanya dengan satu kali latihan namun perlu dilakukan
berkali-kali sampai bisa, untuk dapat bisa melakukan cara ini adalah dengan
cara menggunakan kedua kaki stu kaki untuk menekan dan satu kaki lagi untuk
mengangkatnya.
Hal ketiga yang harus
diketahui adalah mengenai manuver saat akan menghadapi tanjakan, saat akan
mengahadapi medan tanjakan yang rendah maka terdapat dua buah cara yang bisa
dipakai yakni dengan cara berdiri dan duduk, untuk medan yang halus dan baik
maka bermanuverlah dengan cara duduk karena ini akan memberikan anda tenaga dan
kekuatan yang lebih. Sebaiknya jika medan tanjakan curam makasebaiknya berdiri
agar seimbang dan bisa optimal dalam bermanuver.
Saat menghadapi turunan
maka bijak dan pergunakanlah rem dengan sebaik-baiknya, lihatlah medan jauh
kedepan sehingga kita bisa memperhitungkan reaksi yang akan kita ambil. Selain
itu anda juga perlu untuk mengangkat roda depan pada beberapa situasi, untuk
mengangkat roda depan maka hal yang harus dilakukan adalah dengan cara
mengangkat roda depan dan beri tekanan pada pedal, setelah anda berhasil
mengangkat roda depan dan melewati rintangan maka segera ubah berat tubuh
dengan cara mencondongkan badan kedepan agar sepeda bisa segera kembali kepada
posisi semula.
Ketika bersepeda gunung, ada kalanya Anda menghadapi tanjakan cukup terjal. Jangan berputar mencari jalan lain atau malah menuntun sepeda.
Ikuti langkah-langkah berikut dan hadapi
tantangan.
1.
Berlatih di
tanjakan-tanjakan secara bertahap, mulai dari yang kurang curam, agak curam,
dst. sebelum mencoba mendaki tanjakan yang curam benar. Setel persneling di
gigi rendah, dan bereksperimenlah hingga Anda mengetahui gigi yang paling bikin
Anda nyaman pada lereng yang bervariasi.
2.
Urai pendakian dalam
beberapa bagian di dalam pikiran untuk menghindari jadi kepayahan oleh bayangan
jarak yang jauh di depan.
3.
Condongkan badan ke
depan dan jaga punggung tetap lurus saat mendaki. Jaga tekanan pada roda depan
dengan bersandar pada gagang setang. Hal ini membantu menjaga cengkeraman.
4.
Bersandar lebih keras
pada setang apabila Anda merasa roda depan terangkat dari tanah - hal ini
sering terjadi pada tanjakan curam yang ekstrim.
5.
Bungkukkan badan di
atas setang dan dorong berat badan pada kedua roda pada puncak yang terjal.
Kayuh pedal seakan tiada lagi hari esok.
6.
Jaga lengan dan kaki
tetap lentur tapi hindari mengunci persendian.
7.
Coba sesekali berdiri
pada pedal untuk memecah kemonotonan dan latih penggunaan otot yang berbeda
selama pendakian panjang.
8.
Pindah ke gigi yang
lebih tinggi, dan berdiri tegak sambil mengayuh.
9.
Jaga bobot badan
berpusat pada pedal dan tekan setang ke bawah sambil mengayuh dalam posisi
berdiri.
1.
Luangkan waktu untuk
melakukan pemanasan ketika mulai mencoba tanjakan. Saat Anda merasa ingin
berhenti setelah 15 menit, tetaplah mengayuh. Dalam waktu setengah jam, Anda
akan merasakan alurnya.
2.
Orang berbobot tubuh
lebih ringan cenderung lebih banyak berdiri. Pesepeda berbobot tubuh lebih
berat cenderung lebih efisien ketika mereka membungkuk dan mengayuh.
3.
Pendakian yang berhasil
dimulai 1-2 jam sebelum Anda berada di jalan setapak. Bersiaplah dengan banyak
minum air dan makan makanan energi tinggi. Untuk pendakian selama lebih dari
satu jam, bawa serta kudapan energi untuk menjaga tenaga tetap prima.
4.
Berdiri membutuhkan
tenaga lebih, lakukan hanya saat diperlukan.
5.
Gunakan helmet.
Sebagian pesepeda usia di atas 50 melakukan pendakian tanpa helmet saat cuaca
panas untuk menghindari risiko serangan jantung.
Sayangnya, patah tulang, merupakan fenomena umum di antara mereka yang berkegiatan luar ruang. Hampir semua yang ada di luar ruang lebih keras dan jauh lebih tahan patah dibanding tulang Anda (batu, pohon, dan tanah, contohnya). Ada dua jenis patah tulang dasar: kompleks dan sederhana.
1.
Patah Tulang Kompleks
Yang
merupakan patah tulang kompleks, apabila tulang menusuk ke kulit, atau kulit
menjadi sobek di area tulang yang patah, baik hingga tulang terlihat atau
tidak. Hal ini tidak termasuk sobekan kecil atau lecet di area patah tulang.
Satu-satunya pembeda nyata ialah patah tulang kompleks lebih cepat terkena
infeksi.
2.
Patah Tulang Sederhana
Ya,
patah tulang sederhana apabila tidak ada tulang yang menembus kulit dan tidak
ada kulit yang terkoyak di area patah tulang.
3.
Tip Pencegahan
Karena
patah tulang merupakan hasil dari kecelakaan yang tidak direncanakan,
berhati-hatilah dengan kemungkinan terjatuh atau dijatuhi, usahakan mencegah
terjadinya jatuh.
4.
Penanganan
Jadi
apa yang akan Anda lakukan saat seorang kawan patah kaki? Pertama, ambil nafas
panjang, dan usahakan jangan melempar sepeda, karena pemandangan anggota tubuh
tertekuk pada sudut yang tidak biasa atau suara tulang yang berkeretak satu
sama lain bisa cukup memualkan. Selalu, berpikir "A-B-C" (A-Airway,
B-Breathing, C-Circulation), lalu pindahkan korban (atau Anda sendiri) ke
tempat kering, hangat dan aman, lalu posisikan area cedera sedemikian rupa
sehingga rasa sakit minimal. Segera setelah tulang patah, tubuh memberi respon
pertahanan diri yang hasilnya adalah pembengkakan hebat di area cedera. Hal ini
bisa jadi petunjuk utama terjadi patah tulang. Kemudian, Anda perlu melihat
area cedera dan juga anggota tubuh (misal terjadi patah tulang ekstrim) hingga
ke jari jemari. Penting karena kadang tulang yang patah bisa berpindah tempat.
Maksud
berpindah tempat, bagian tulang yang patah tidak lagi di tempatnya yang normal
dan dalam keadaan lurus seperti semula. Hal tersebut bisa menyebabkan bagian
yang patah menjadi kaku, tersumbat, atau bahkan memotong pembuluh darah di
dalam anggota tubuh.
Mengapa
hal ini penting? Karena patah tulang biasanya tidak secara darurat mengancam
nyawa atau anggota tubuh. Anda bisa berhari-hari tidak membawa korban untuk
mendapatkan perawatan medis yang tepat tanpa konsekuensi negatif apapun. Namun,
jika pembuluh darah (dalam hal ini arteri) tersumbat, orang mungkin akan
kehilangan anggota tubuh setelah satu jam iskemia (tidak ada aliran darah).
Contoh: Apabila seorang kawan patah tungkai dan Anda tidak berhasil menemukan
denyut nadi kaki, Anda perlu segera ingat tentang tersumbatnya pembuluh darah.
Sebagai pembanding, rasakan denyut nadi dari kaki yang lain (atau lengan, jika
lengan yang patah). Jika Anda tidak bisa merasakannya juga, maka kemungkinannya
satu dari tiga: (1) Anda meraba di tempat yang salah (2) Korban dalam kondisi
syok, dalam kasus ini arteri periferal (letaknya di pergelangan kaki atau
tangan) akan terasa terjepit dan sulit dirasa, atau (3) Korban kedinginan, yang
pada kedua kasus arteri akan terjepit.
Jika
denyut nadi di bagian yang cedera tidak ada atau menghilang, atau jika kaki
atau lengan menjadi dingin atau membiru dibandingkan bagian yang sehat, Anda
perlu mengalihkan, atau menarik ujung yang patah atau menopang dan membebat
anggota tubuh sedemikian rupa sehingga arteri tidak kembali tertekan selama
perjalanan ke rumah sakit. Namun proses ini mungkin tidak akan mempererat
persahabatan dengan korban karena rasa sakitnya luar biasa dan perlu dilakukan
seefisien dan secepat mungkin. Jika ada yang punya perileks otot (Valium,
Flexeril, dll.) atau pereda rasa sakit (Demerol, ibuprofen, dll.), sekarang
saat yang baik bagi korban mengonsumsinya. Beri waktu sekitar 20 menit bagi
obat untuk bekerja, gunakan sesuai petunjuk, jangan mencampur obat, dan
pastikan korban tidak alergi terhadap obat-obatan tersebut. Siapkan bahan
penopang dan pembebat.
Coba
sebelumnya terhadap diri sendiri sehingga Anda tidak mencoba-coba terhadap
kawan yang malang sementara ia berteriak kesakitan. Coba pikirkan apa yang ada
di kotak persediaan yang bisa digunakan untuk menopang dan membebat. Membebat
dengan bantalan tidur (Ensolit, atau sesuatu yang biasanya bisa ditiup) dengan
sangat erat di sekitar area yang patah sementara kawan lain memegangi anggota
tubuh yang patah agar tidak bergerak biasanya bisa berhasil. Dengan kata lain,
tarik lengan atau kaki orang yang cedera hingga denyut nadi kembali, kemudian
tempatkan tongkat lurus, tongkat hiking atau lainnya pada kedua sisi pembebat,
lalu bungkus semua dengan selotip atau lainnya. Jangan terlalu erat! Anda tidak
mau malah mempersempit pembuluh darah akibat membebat terlalu erat. Periksa
denyut nadi setelah membebat.
Jika
alat pembebat tidak tersedia, maka cari pengganti dengan apa yang ada, namun
pastikan Anda membebat dengan baik. Ingat, Anda harus menjaga bagian yang patah
tidak bergerak satu sendi di atas dan satu sendi di bawah area yang patah. Bila
tidak, tulang yang patah akan bergesekan satu sama lain. Bagian bawah tungkai
yang patah, sebagai contoh, maka Anda perlu mencegah gerakan pada lutut dan
pergelangan kaki. Hal tersebut akan menghasilkan tungkai lurus: korban perlu
seseorang sebagai penopang agar tungkai yang cedera tidak terbebani atau
ditandu.
Jika
tulang mencuat keluar atau ada sobekan besar di area tulang yang patah, tutupi
dengan perban atau sapu tangan pada area yang terbuka lalu plester sebelum
menopang dan membebat. Jangan mengoprek atau membersihkan luka. Penekanannya di
sini adalah menopang dan membebat, kemudian membawa korban atau menunggu
pertolongan.
Ada
beberapa ratus tulang pada tubuh, jadi jelas kita tidak dapat menerapkan
mekanisme pembebatan yang sama untuk semua, namun konsepnya tetap sama. Berikut
beberapa kondisi yang khusus
5.
Patah Tulang Selangka
(Tulang Bahu/Kerah):
Patah
macam ini biasanya terjadi setelah tersungkur di wajah saat downhill 15% jalur
menurun. Patah tulang biasanya jelas terlihat karena terjadi pembengkakan
(sebesar buah lemon) pada tulang selangka. Rasa sakit yang hebat dan
ketidakmampuan untuk ngupil merupakan diagnosanya.
6.
Penanganan
Jangan
coba-coba menopang patah tulang jenis ini, tidak akan berhasil, malah
menyebabkan rasa sakit yang sangat. Tempatkan lengan pada tubuh dengan siku
terlipat 90 derajat, lalu bebat tubuh bersama lengan sehingga lengan tidak bisa
bergerak. Jangan terlalu erat.
Seringkali pesepeda
punya otot paha yang kuat dan otot belakang lutut (hamstring) yang lemah,
menurut John Hughes, di Boulder, Colorado, pelatih olahraga sepeda (coach-hughes.com),
penulis Distance Cycling, yang akan terbit di bulan Juli, "Namun kayuhan
bertenaga membutuhkan kekuatan baik di depan dan belakang paha Anda demikian
juga di bagian pinggul dan bokong." Untuk bagian bawah tubuh yang berotot dan
kuat, Hughes merekomendasikan latihan berikut tiga atau empat kali seminggu
tidak dalam beberapa hari berturut-turut.
1.
Menekuk lutut:
Menguatkan pinggul, bokong, dan bagian depan dan belakang paha.
2.
Lakukan: Mulai dengan
posisi berdiri, kedua tangan pada pinggul, melangkah ke depan dengan kaki kiri
dan tekuk kedua lutut ke bawah hingga kedua lutut hampir sejajar lantai (jaga
lutut kiri di atas pergelangan kaki). Tekan pada kaki kiri untuk kembali
berdiri. Lanjutkan dengan melangkahkan kaki kanan ke depan. Selesaikan dengan
mengulang 10-15 kali per sisi. Lakukan rangkaian kedua secara terbalik.
Melangkah ke belakang di atas bola kaki kiri untuk melakukan tekukan lutut.
Lakukan 10-15 kali per sisi. Ketika Anda bisa melakukan dua rangkaian 15 kali,
tambahkan resistensi dengan dumbel di kedua lengan.
3.
Kayuhan Satu Tungkai:
Menguatkan pinggul dan belakang paha; juga mengajarkan memori otot untuk
kayuhan mulus.
4.
Lakukan: Gunakan alat
pengayuh pada resistansi sedang, kayuh selama 30 hingga 60 detik dengan tungkai
kiri (letakkan tungkai kanan pada sebuah kotak), lalu dengan kedua tungkai.
Lakukan tiga kali. Tukar tungkai dan ulangi. Jika Anda mulai dengan 30 detik,
tambahkan lima detik per minggu hingga Anda mencapai 60 detik. Ketika Anda
mencapai 60 detik, tambahkan rangkaian ke empat.
5.
Gulungan Otot Lutut
dengan Bola Latihan: Menguatkan dan menstabilkan otot perut, bokong, pinggul,
otot belakang lutut dan lutut.
6.
Lakukan: Berbaring pada
punggung dengan tungkai di atas bola stabilitas (exercise ball). Tarik nafas,
kencangkan perut, punggung dan otot pantat. Angkat dari lantai untuk membentuk garis lurus dari kaki hingga
bahu. Buang nafas dan tekuk lutut, gunakan tumit untuk menarik bola ke arah
pantat (tungkai akan rata di atas bola). Kembali ke posisi semula. Ulangi 10-15
kali. Istirahat selama 30 detik, lalu ulangi. Ketika Anda bisa melakukan dua
rangkaian 15 kali, tambahkan rangkaian ketiga.
Ini cara melakukan gaya
wheelie (mengayuh dengan roda depan terangkat) dengan sepeda gunung.
Kunci trik ada pada
waktu yang tepat dan keseimbangan, dengan latihan tekun Anda akan bisa
menguasainya. Sebaiknya gaya ini dicoba pada permukaan yang rata dan empuk
seperti rumput dan di area luas terbuka.
Pertama-tama, angkat roda depan untuk
memulai wheelie. Anda perlu menggunakan berat badan untuk mengangkat roda depan
dan bukan hanya menarik kedua lengan. Jadi mulai dengan mendekatkan dada ke
gagang setang, lalu hentakkan dengan mengayunkan berat tubuh ke belakang ke
balik pelana. Hal ini akan menyebabkan roda depan terangkat dari tanah.
Berlatih terus sampai Anda mendapatkan waktu yang tepat dan mampu secara
konsisten mengangkat roda depan 10-20 cm dari tanah tanpa pedal.
Berikut, Anda perlu lanjut ke tendangan
pedal, di mana Anda menyalurkan lebih banyak tenaga pada roda belakang untuk
memaksa roda depan terangkat. Jadi sambil meluncur, pijakkan kaki dominan pada
posisi sedemikian rupa sehingga Anda bisa menendang ke bawah keras-keras pada
pedal.
Sekarang, semua tentang waktu. Anda perlu
menekan ke bawah pada pedal segera setelah Anda mengayun bobot badan ke
belakang, jadi sesaat sebelum kedua lengan menjadi lurus karena melempar beban
ke belakang Anda perlu menekan pedal ke bawah. Ini adalah saat paling tepat
untuk mengangkat roda depan ke udara.
Sekarang Anda sudah mengangkat roda depan
ke udara. Ada dua hal yang mungkin Anda perlu lakukan. Jika Anda merasa seakan
mau jatuh ke belakang, Anda bisa mengerem roda belakang untuk menurunkan roda
depan. Jika roda depan tidak naik cukup tinggi maka Anda bisa terus menekan
pedal atau Anda bisa memindahkan berat badan lebih jauh lagi melewati roda
belakang, jika keduanya tidak berhasil maka Anda mungkin perlu berlatih kapan
waktu yang tepat menendang pedal.
Keren. Jadi sekarang Anda bisa melakukan
gaya wheelie. Sambil ber-wheelie Anda bisa menggunakan teknik pada
langkah-langkah sebelumnya sampai Anda bisa terus ber-wheelie selama Anda suka.
Berikut tips teknik downhill sepeda
gunung.
1.
Pertama, posisi
bersepeda.
Berdiri
di sepeda dengan pedal datar. Posisi ini memungkinkan beberapa hal, Anda bisa
menggunakan lengan dan tungkai sebagai suspensi ekstra, memberikan kenyamanan
bersepeda dan kendali lebih. Anda jadi bisa menggerakkan sepeda di bawah Anda,
memungkinkan melakukan koreksi halus dengan mudah. Selain itu, posisi pedal
yang datar memaksimalkan jarak dengan tanah dan membantu berat badan terpusat.
Posisikan badan sehingga bobot tubuh berada
di tempat yang tepat, jika posisi duduk, seluruh bobot tubuh melampaui roda
belakang, hal ini tidak selalu baik untuk downhill. Jika berdiri, sebaiknya
pinggul di atas pelana (sadel) dan dagu di atas stem (bagian yang menghubungkan
setang dengan sepeda), hal ini memberikan titik keseimbangan terpusat yang
baik, sebagai awal pergerakan selanjutnya.
Tutupi rem, maksudnya, dua atau tiga jari
bersiap pada tuas rem agar dapat secara cepat digunakan.
Pandangan lurus ke depan. Anda sebaiknya
memandang ke depan jangan menunduk. Hal ini memberi Anda waktu untuk memilih
garis permukaan tanah, juga memungkinkan bereaksi lebih awal terhadap
rintangan. Jika keseringan melihat roda depan, bisa-bisa Anda menabrak pohon
yang terlambat dilihat.
2.
Sesuaikan cara berdiri
dengan perubahan permukaan tanah di sekitar. Video akan menjelaskan secara
lebih rinci bagian ini, jadi pastikan untuk menontonnya.
3.
Kesalahan paling sering
ada pada posisi berdiri, lakukan semua petunjuk di nomor 1, dan Anda akan
melesat. Posisi salah yang sering dilakukan: menempatkan pinggul dan bobot
tubuh terlalu mundur melampaui roda belakang, posisi lengan dan tungkai yang
merapat. Sebaiknya biarkan lengan terbuka secara lentur dengan kedua siku membentuk
sudut, demikian pula kedua dengkul terpisah jangan terlalu rapat. Dengan
demikian, Anda berada dalam posisi yang kuat.
1.
Cross Country (XC)
Sepeda
jenis ini biasanya digunakan untk melibas segala jenis trek yang bervariasi seperti
tanjakan, turunan, aspal (On road) maupun kubangan lumpur (Off road). Namun,
sepeda ini memang tidak dirancang untuk turunan yang sulit, khusus untuk
turunan yang sulit lebih pas kalo kita gunakan sepeda jenis Downhill (DH).
Sepeda jenis ini biasanya menggunakan bahan logam yang ringan dan kebanyakan
hanya bersuspensi depan meski kina banyak pula bersuspensi depan dan belakang
(Full Suspensi).
2.
Enduro/All Mountain
(AM)
Sepeda
ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan jenis XC, perbedaan utamanya
adalah pada bobot. Sepeda AM lebih berat dibandingkan dengan XC. Bobot yang
lebih berat ini dimaksudkan untuk mengantisipasi medan yang lebih eskrim
ekstrim. Selain daripada itu, ukuran rangka-nya juga biasanya lebih besar dari
XC. Sepeda untuk AM kebanyakan mengunakan full suspensi dimana suspensi depan
memiliki trafel diatas 300 mm. Aliran AM ini berada ditengah-tengan antara XC
dan Down Hill
3.
Freeride (FR)
Julukan
freeride ini mengikuti jenis aliran yang ingin mendobrak keteraturan yang hanya
melewati jalur atau medan yang dilewati (bukannya anti kemapanan lhoo.. :P )
bagi penggemar sepeda FR, segala medan bisa saja dilalui, kalo ada tembok, ya
diloncati pake sepeda, kalo ada trotoar atau separator busway juga bisa
dilibas. Berat sepeda jenis ini bisa lebih berat dari jenis AM dan XC.
4.
Downhill (DH)
Sepeda
jenis ini memang dirancang untuk dapat digunakan pada jalur yang penuh dengan
turunan. Sepeda jenis ini juga memiliki berat yang lumayan dan biasanya terbuat
dari logam yang cukup tebal dan berat (Berat sepeda sangat berguna untuk
meluncur mengikuti gravitasi bumi. Ciri yang kasat mata lainnya selain
bentuknya yang menyerupai motor trail tanpa mesin, adalah jumlah gear depan dan
belakang yang biasanya lebih sedikit. Suspensi depan biasanya memiliki travel
berkisar antara 150 mm sampai dengan 200 mm, hal ini dimaksudkan agar getaran
yang timbul dapat teredam dengan baik. Sedangkan suspensi belakang menggunakan
travel berkisar antara 7 sampai 8 inchi.
5.
Dirt Jump/Urban and
Street (DJ)
Umumnya
sepeda DJ memiliki frame yang hampir sama dengan jenis sepeda BMX (singkatan
dari B=Bicycle M=Moto X=Cross), tetapi memiliki diameter yang lebih besar
antara 30% – 40%. Jika BMX memiliki diameter ban 20 inchi, sepeda DJ
menggunakan diameter 24″. Jenis sepda DJ ini digunakan untuk dapat melewati
segala kontur yang sudah dibuat (biasanya diwilayah perkotaan) seperti trotoar,
tangga, tembok dan sebagainya.
Mengetahui bagaimana
mengendarai sepeda Anda sangat membantu dalam mencegah Anda dari jatuh dari
sepeda. Di bawah ini adalah beberapa pedoman dasar bersepeda gunung yang
sebaiknya Anda ketahui.
Selalulah fokus kepada
trek atau jalur. Ini artinya Anda harus berpikir beberapa langkah ke depan dan
menentukan jalur mana yang akan anda pilih. Bila Anda kemudian menjadi
ragu-ragu, misalnya karena Anda takut rintangan yang ada di depan, sering
terjadi Anda akan mengambil keputusan yang salah. Posisi tubuh Anda mungkin
akan berubah karena anda merasa takut dan lebih memikirkan rasa takut Anda
ketimbang berkonsentrasi untuk mengatasi rintangan. Hal ini sering terjadi
terutama pada trek menurun, di mana bila Anda merasa tidak yakin dan ragu-ragu
di pertengahan jalan, Anda pasti akan jatuh.
Selalu pikirkan 2-3
aksi manuver ke depan. Jangan fokus pada satu rintangan untuk waktu yang
terlalu lama. Selalu waspada akan manuver-manuver berikutnya yang harus Anda
lakukan.
Jangan mengikuti
pesepeda yang berada persis di depan anda dalam jarak yang cukup dekat. Percaya
atau tidak, ban belakang atau punggung pesepeda yang berada persis di depan
anda akan menghipnotis Anda sehingga fokus Anda hanya terpaku pada si pesepeda tersebut. Anda mungkin hanya
akan berakhir dengan menghantam batu atau masuk lubang yang berhasil dihindari
pesepeda di depan Anda. Jaga jarak dan selalulah berada sedikit di kanan atau
kiri pesepeda yang berada persisi di depan anda sehingga tidak persis berada
dalam satu garis lurus dengannya.
Pindahkan gigi ke
posisi yang lebih rendah saat anda akan melalui trek tak terduga yang terdiri
dari pasir, air atau lumpur. Pindahkan berat badan anda ke belakang dengan cara
bersandar. Jangan menekan tuas rem dalam-dalam karena hal ini ini hanya akan
menyebabkan Anda kehilangan traksi yang pada saat itu sudah sedikit anda
miliki. Bersikap tenang dan hanya laluilah rintangan dengan terus mengayuh
meskipun ban mengalami “spin”. Hal ini akan membuat ban depan Anda dapat terus
meluncur di trek yang lunak tersebut.
Turunkan sadel Anda
saat menuruni turunan yang curam. Posisi sadel yang rendah akan memberikan anda
lebih banyak waktu untuk bereaksi saat menghadapi rintangan yang tidak terduga.
Selain itu, akan lebih mudah dan aman untuk menjatuhkan diri ke bagian belakang
sepeda daripada terbang di atas setang saat Anda lepas kontrol.
Jangan menggenggam
handlebar terlalu kuat. Hal ini akan membuat tubuh bagian atas Anda tegang dan
akan membuat Anda lebih cepat lelah. Genggamlah dengan rileks namun tetap
jangan terlalu longgar.
Jangan letakkan ibu
jari di atas handlebar. Hal ini akan membuat lebih mudah bagi genggaman Anda
untuk lepas saat terjadi sesuatu yang tidak terduga.
Sedikit tekuk siku dan
rilekskan bahu Anda, tapi jangan membungkuk. Posisi ini akan membantu Anda
dalam meredam guncangan yang mungkin Anda alami saat melalui trek.
1.
Menggunakan Rem Saat
Bersepeda Gunung
Rem
mungkin bagian kedua yang paling penting dari sepeda gunung setelah Frame. Rem
membantu mengendalikan sepeda dengan cara yang lebih dari sekedar berhenti. Rem
dapat digunakan untuk mengarahkan sepeda, membantu dalam menikung, serta
mengendalikan keseimbangan. Ingatlah bahwa penggunaan rem yang benar akan
membantu Anda bersepeda lebih cepat.
Berikut
ini adalah hal dasar yang dapat membantu Anda dalam menggunakan rem.
Dalam
menekan tuas rem harus menggunakan minimal dua jari. Tiga jari lainnya harus
digunakan untuk menjaga kekuatan genggaman dan kontrol sepeda saat pengereman.
Rem
depan memiliki daya pengereman yang sangat kuat. Namun demikian harus dilakukan dengan penuh waspada agar
tidak lantas menekan rem depan kuat-kuat. Hal ini akan menyebabkan roda depan
mengunci sehingga membuat Anda terlempar melewati handlebar. Jangan menggunakan
rem depan saat melewati turunan pendek, menikung dalam kecepatan tinggi, serta
pada medan yang bebatuan lepas.
Cara
yang baik dan benar untuk menggunakan rem depan adalah dengan menggeser berat
badan Anda ke belakang saat menekan tuas rem untuk menghindari tubuh anda
terlempar ke depan.
Rem
belakang tidaklah terlalu mengkhawatirkan: bila rem roda belakang mengunci yang
terjadi hanyalah selip/sliding (skid). Hal ini tidak akan seburuk seperti
ketika anda mengunci roda depan yang menyebabkan jatuh Anda lebih fatal. Dampak
selip hanya menyebabkan ban menjadi aus dan bila sering dilakukan tentu akan
mengurangi daya cengkeram. Selain itu dampak selip akan menyebabkan kerusakan
pada jalur trek, satu hal yang sebaiknya sebisa mungkin harus selalu dihindari.
2.
Menggunakan kombinasi
kedua rem; depan dan belakang merupakan cara terbaik untuk menghentikan sepeda.
Saat
menyusuri turunan yang panjang, jangan tekan rem terus-menerus karena hal ini
akan menyebabkan rem menjadi lebih panas sehingga menyebabkannya kehilangan
kemampuan untuk menghentikan sepeda. Gunakan cara "memompa" rem.
Tekan dan lepaskan tuas rem secara berulang selama menyusuri turunan. Dengan
cara ini, rem akan tetap dalam kondisi dingin dan kecepatan selalu dapat Anda
kendalikan.
Ketahui
tuas rem mana yang mengontrol roda depan. Tentu saja Anda akan tahu hal ini
karena sepeda gunung yang digunakan
adalah milik Anda sendiri. Tetapi bila Anda meminjam atau menyewa, periksa dan
yakinkan mana tuas untuk mengendalikan rem depan dan belakang. Kebiasaan yang
diterapkan pada sepeda yang salah dapat mengakibatkan hal yang fatal.
Dalam
kondisi basah, v-brake (rem jepit) tidak bekerja sebaik rem cakram. Penting!
Jangan mengerem sebelum melewati rintangan. Justru PERCEPAT sepeda anda untuk
melewatinya. Tentu saja bila rintangan tersebut terlalu tinggi, curam atau
lebar, maka sebaiknya TUNTUNLAH sepeda anda.
Selalu
periksa kampas/bantalan rem (brakepad) Anda saat anda mempersiapkan aktivitas
bersepeda gunung. Membawa brakepad cadangan bukanlah ide yang buruk.
3.
Menghadapi Turunan
Trek
turunan mungkin bagian yang paling menyenangkan dan menarik dari aktivitas
bersepeda gunung. Melakukannya dengan cara yang benar dan aman adalah
satu-satunya jalan bagi Anda untuk dapat menikmati trek turunan. Percayalah,
tidak ada yang menyenangkan dari harus menginap di rumah sakit karena teknik
Anda dalam melibas trek turunan salah. Jadi, di bawah ini adalah beberapa saran
yang dapat Anda ikuti:
4.
Kenakan helm.
Biarkan
jari-jari anda berada di kedua tuas rem karena dengan demikian anda selalu siap
untuk menurunkan kecepatan. Berhati-hatilah saat menggunakan rem. Ingatlah adar
tidak mengunci rem roda depan lebih kuat
karena bila anda mengerem roda depan terlalu kuat maka akan menyebabkan Anda
kehilangan keseimbangan tubuh Anda akan terlempar ke depan. Llihatlah topik
cara menggunakan rem di atas untuk rincian lebih lanjut mengenai hal ini.
Menurunkan
sadel dapat membantu Anda mengendalikan sepeda sekaligus mendistribusikan berat
badan agar lebih seimbang, terutama pada beberapa trek turunan yang mungkin
terlalu curam. Anda akan harus mencondongkan tubuh sejauh mungkin ke belakang
dan memanjangkan lengan Anda hingga ke titik di mana mungkin sadel Anda berada
tepat di depan perut. Bila terjadi sesuatu, tubuh anda tidak akan terlempar ke
depan dan dengan mudah anda akan dapat melepaskan sepeda dan menjatuhkan diri
ke belakang
Kendalikan
kecepatan Anda selama turunan. Ingat, berat tubuh terlalu banyak di depan dapat
melempar Anda ke depan melewati setang. Di sisi lain, berat badan terlalu
banyak di bagian belakang dapat mengangkat ujung depan sepeda dan Anda akan
terjengkang ke belakang dengan punggung Anda sebagai alas dan dengan sepeda di
atas Anda. Jagalah keseimbangan dengan cara mendistribusikan berat tubuh sesuai
dengan tingkat kecuraman turunan tersebut.
Terakhir,
ada dua cara untuk mendarat: "dropping in" dan "dropping
off". Dropping in adalah teknik mendarat dengan roda depan. Sedangkan
dropping off adalah dengan mengangkat roda depan untuk melakukan
"wheely" sesaat sebelum melompat dari tepian dan mendarat dengan roda
belakang.
5.
Teknik Menikung
Mengetahui
atau bahkan menguasai teknik menikung mungkin dapat menentukan menang atau
kalah dalam MTB race, atau tetap hidup atau mendekati sang maut. Menikung
sedikit lebih rumit untuk dipelajari. Dibutuhkan banyak jam belajar dan latihan
–serta memupuk nyali- agar menikung dengan kecepatan tinggi dapat dilakukan
dengan alami.
6.
Jenis Tikungan
Sebelum
memasuki tikungan, Anda harus bertanya pada diri sendiri apa jenis tikungan
yang Anda dekati dan kemudian menyesuaikan teknik pengereman Anda. Misalnya,
bila jenis bidang tikungannya miring melengkung ke arah dalam, Anda hanya butuh
sedikit melakukan pengereman dibandingkan bila bidang tikungannya miring ke
arah luar (off-camber).
Bila
radius belok di tikungan pendek, bersiaplah untuk melakukan pengereman dan
pindahkan sebagian beban tubuh ke bagian depan sepeda. Bila radius belok di
tikungan cukup lebar, jangan gunakan terlalu banyak pengereman namun
menikunglah dengan mulus dengan tidak memposisikan tubuh terlalu jauh ke bagian
depan sepeda.
Ada
beberapa jenis tikungan yang memerlukan berbagai jenis pendekatan.
a)
Bermed Corner - dikenal
juga sebagai tikungan melengkung. Perimeter luar dari jenis tikungan ini
mungkin sedikit lebih tinggi dari bagian dalam trek. Kecepatan dapat
dipertahankan saat memasuki tikungan ini. Untuk mempertahankan kecepatan, ambil
sisi tikungan yang paling lebar dan paling tinggi.
b)
Off-camber Corner -
Off-camber adalah kebalikan dari bermed
corner. Tikungan jenis ini sedikit sulit karena permukaan trek miring ke arah
bawah luar dari trek tikungan. Cobalah untuk memasuki tikungan ini dengan kecepatan
tinggi sehingga Anda tidak perlu mengayuh terlalu banyak karena bila lereng
terlalu curam, saat Anda mengayuh mungkin pedal akan tersangkut tanah.
c)
Tikungan Rata - mungkin
jenis tikungan yang paling mudah. Cara tercepat dan terpendek di tikungan ini
adalah dengan mengambil jalur terluar. Dengan mencondongkan tubuh ke arah dalam
tikungan, saat membelok arahkan sepeda ke bagian dalam tikungan kemudian
kembali ke sisi luar saat keluar dari tikungan. Tentu saja cara ini ideal bila
kondisi trek memungkinkan. Bila trek di tikungan adalah berbatu atau terlalu
licin untuk cara ini, maka kecepatan Anda sebaiknya beradaptasi dengan tikungan
dan mengambil bagian trek tikungan yang aman.
d)
Radius tikungan
menyempit - jenis tikungan yang menyempit dan cenderung tajam. Mencondongkan
tubuh ke bagian dalam tikungan mungkin belum cukup bila ingin mempertahankan
kecepatan. Perlambatlah kecepatan bila Anda tidak yakin. Akan lebih sulit bila
tikungan sempit dan tajam ini bila bersifat off-camber. Jenis kombinasi
tersebut sangat teknis dan memerlukan banyak latihan bila ingin menguasainya.
Berurusan dengan jenis tikungan yang menyempit tajam adalah dengan memilih
titik terluar. Dengan mengambil sudut terluar kemudian melakukan pengereman
hingga mengunci roda belakang yang menyebabkan tergelincir (sliding/selip) akan
memperkecil sudut membelok. Jangan mengunci roda belakang terlalu lama agar
tidak kehilangan momentum. Kemudian keluar dari tikungan dengan mengambil garis
terluas kurva. Kembali, cara ini membutuhkan banyak latihan hingga Anda dapat
lebih percaya diri dan dapat menguasai tekniknya.
e)
Radius tikungan yang
lebar – Kunci untuk melewati jenis tikungan dengan radius yang lebar seperti
ini adalah dengan mengambil bagian terdalam dari tikungan. Bagian terluar dari
tikungan ini merupakan rute yang terpanjang dan akan menghabiskan waktu anda.
Rem sedikit untuk memperlambat kecepatan dan beralih ke gigi yang lebih rendah
menjelang tikungan untuk membantu memperoleh kecepatan maksimum kembali setelah
lepas dari tikungan tanpa menggunakan terlalu banyak energi.
7.
Kondisi Permukaan Trek
Setelah
Anda membaca jenis-jenis tikungan dan cara pengereman yang benar, Anda perlu
untuk dapat mengenali jenis-jenis trek Anda bersepeda. Apakah sulit dan licin,
lunak dan licin, lunak namun berbatu, keras berbatu, atau sesuatu yang lain
sama sekali. Mengevaluasi permukaan trek membantu Anda dalam mendistribusi
berat tubuh.
Permukaan
trek keras: Bila tikungannya licin, condongkan tubuh ke depan untuk mendapatkan
traksi maksimum pada roda depan.
Permukaan
trek lunak: Bila trek bersifat lunak, sandarkan tubuh ke belakang untuk
mengimbangi kecepatan yang melambat. Permukaan trek berbatu: Bila berbatu,
bobot tubuh Anda harus berada tepat di tengah-tengah sepeda. Permukaan trek
sangat kasar berbatu: Ketika permukaan tanah kasar dan banyak berbatu, ikuti
gerakan sepeda Anda. Buat tubuh anda menjadi rileks dan fleksibel lalu imbangi
gerakan pantulan sepeda.
8.
Posisi Kaki Saat
Menikung
Kaki
Anda yang berada di sisi dalam tikungan dapat banyak membantu Anda saat
melewati tikungan. Posisi kaki yang berada di sisi dalam tikungan akan membantu
Anda untuk menentukan kecepatan dan keseimbangan, serta untuk membuat Anda
tetap berada di atas sepeda.
a)
Foot-out: Melepaskan
kaki Anda yang berada di sisi dalam tikungan dari pedal (motocross-style) adalah
cara termudah untuk pertama kali mulai berlatih melewati tikungan dengan cepat.
Dengan kaki menggantung, Anda dapat menggunakannya untuk mengendalikan sepeda
ketika Anda mendapat masalah.
b)
Feet-up: Setelah Anda
mengerti kapan waktunya untuk melepaskan kaki Anda dari pedal, Anda dapat mulai
untuk mempertahankan kaki Anda tetap di pedal. Anda mungkin dapat melalui
tikungan lebih cepat dengan kaki Anda lepas dari pedal, tetapi Anda akan lebih
cepat lagi keluar dari tikungan dengan kaki Anda tetap berada di pedal.
9.
Teknik Tambahan Dalam
Menikung
Untuk
menikung dengan cepat, Anda sudah mempelajarinya dengan membaca bagian teknik
menikung dan lakukan pengereman seperlunya. Tambahkan teknik distribusi berat
tubuh, dan Anda akan meningkatkan kemampuan menikung Anda lebih baik lagi.
a)
Rem sebelum Anda
memasuki tikungan.
Dengan
demikian kecepatan Anda akan menurun, dan pada saatnya Anda memasuki tikungan
Anda tidak perlu lagi menekan tuas rem. Yang perlu Anda perhatian hanyalah
mengendalikan sepeda, mendistribusi berat tubuh, serta posisi kaki Anda yang
berada di sisi dalam tikungan.
b)
Seimbangkan diri Anda
di antara setang dan sadel.
Posisi
pedal yang berada di sisi dalam tikungan harus berada di atas dan fokuskan
berat tubuh Anda pada pedal di sisi luar tikungan. Paling mudah untuk diingat,
injak pedal yang berada di sisi luar tikungan.
c)
Pada tikungan yang
ekstrim, Anda dapat melepaskan kaki yang berada di sisi dalam tikungan dari
pedal untuk berjaga-jaga bila diperlukan menginjak tanah bila Anda
selip/sliding.
Saat Anda persis berada di tikungan, fokuskan
perhatian Anda pada jalur keluar tikungan dan perhatikan rute selanjutnya yang
Anda ingin lalui
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sepeda gunung sebenarnya merupakan modifikasi dari
sepeda yang digunakan di jalan raya. Sepeda jalan raya dibuat hanya untuk
digunakan sebagai alat transportasi di jalan raya. Jika digunakan di daerah
pegunungan (di jalan yang terjal) sepeda ini akan mudah sekali mengalami
kerusakan. Hal ini membuat beberapa orang berupaya untuk menciptakan sepeda
yang kuat untuk segala jenis medan.
Olahraga ini tidak terpaku oleh berbagai latar
belakang dan usia karena semua kalangan bisa menikmatinya. Olah raga ini sangat
extreme dan menantang, dan lebih popular.
B.
Saran
Untuk pembaca, jangan pernah untuk mempelajari olahraga ini, sudah pasti olahraga ini akan memberikan manfaat yang
besar bagi kesehatan, namun tanpa adanya skil dan kberanian yang kuat,
janganlah untuk coba coba mencoba olahraga ini.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar